Monthly Archives: December 2013
[Book Review + Giveaway] Danur by Risa Saraswati @Bukune
Judul: Danur
Penulis: Risa Saraswati
Penerbit: Bukune
Terbit: Januari 2012
Tebal: 209 halaman
ISBN: 6022200199
Kategori: Non Fiksi
Genre: Horror, Memoar
Bisa dibeli di: Kutukutubuku
Harga: IDR 25,500
Jangan heran jika mendapatiku sedang berbicara sendirian atau tertawa tanpa seorangpun terlihat sedang bersamaku. Saat itu, mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku.
Danur adalah buku terakhir yang saya baca dari rangkaian Virtual Book Tour Horror Bukune, dan seperti kata pepatah, third time’s the charm, buku ini adalah buku yang paling saya sukai dari ketiga buku yang saya baca.
Danur adalah novel berdasarkan kisah nyata penulisnya, Risa Saraswati, yang suka melihat sekaligus berinteraksi dengan hantu sejak kecil. Bukannya takut, Risa malah berteman dengan mereka. Risa kerap dianggap aneh oleh orang-orang disekitarnya karena ia sering kepergok berbicara atau tertawa sendirian.
Buku ini tidak seram dan tujuan Risa menuliskan buku ini juga bukan untuk menakut-nakuti pembaca. Buku ini bercerita tentang jiwa-jiwa kesepian yang tidak bisa kemana-mana. Karena Risa peka, arwah-arwah itu kerap mendatanginya hanya untuk didengar.
Buku ini ditulis menggunakan POV orang pertama, yaitu penulisnya dan hantu-hant yang bercerita tentang masa lalu mereka ketika mereka masih menjadi manusia.
Ada anak-anak Belanda (Peter, Hans, Hendrick, Janshen, dan William), lalu para perempuan muda Belanda yang menjadi kakak-kakak para anak laki-laki itu (Elizabeth, Teddy, dan Sarah). Juga ada arwah penasaran yang menjadi sosok yang mengerikan (Asih dan Ardiah). Juga ada seorang anak perempuan yang dulunya tinggal di atas bukit yang ditinggal oleh orangtuanya karena sakit keras (Samantha).
Risa sempat ingin meminta pertolongan orang pintar untuk menghilangkan kemampuannya dalam melihat makhluk halus, tapi niat itu akhirnya diurungkan.
Saya jadi teringat dengan diri sendiri yang masih belum bisa mensyukuri kemampuan melihat hantu (ya abisnya serem sih, siapa yang nggak ketakutan liat hantu?). Saya sering berdoa untuk tidak bisa melihat mereka. Tapi, seperti Risa, seharusnya kita nikmati saja karena Tuhan pasti punya maksud tertentu dengan memberikan kemampuan seperti itu.
Masih ada typo yang rada banyak, namun saya tidak akan menjadi polisi typo di sini, selain saya juga rada capek mencatat typo-typo tersebut.
Kesimpulan saya setelah membaca Danur adalah para arwah tersebut nasibnya lebih memilukan daripada kita. Jadi ya, para ababil yang suka ngegalau nggak keruan di Twitter/FB seharusnya bersyukur karena hidup kalian jauh lebih menyenangkan daripada nasib tragis para arwah tersebut.
Oiya, saya jadi ingat lagu Hanschen Klein versi Sunda yang diajarkan mama saya waktu saya kecil. That song is creepy, I just realized.
Mau dapat buku Danur? Caranya mudah saja:
1. Berikan pendapatmu mengenai resensi buku Danur di kolom komentar.
2. Jangan lupa cantumkan nama, alamat email dan akun Twitter.
3. Pemenang akan dipilih berdasarkan komentar terbaik.
4. Akan ada satu pemenang yang akan dapat hadiah 3 buku horror selama virtual book ini berlangsung.
5. Pemenang yang berhak mendapatkan hadiah adalah yang memberikan komentar di 3 resensi buku horror yang akan diposting selama virtual book ini berlangsung di bulan Desember.
6. Giveaway ditutup tanggal 5 Januari 2014
7. Pemenang akan diumumkan tanggal 7 Januari 2014.
8. Good luck ^^
[Book Review + Giveaway] My Creepy Diary by Ayumi Chintiami @Bukune
Judul: My Creepy Diary: Catatan Seorang Gadis Indigo
Penulis: Ayumi Chintiami
Penerbit: Bukune
Website: Di sini
Terbit: Mei 2013
Tebal: 259 halaman
ISBN: 602-220-103-9
Kategori: Non Fiksi
Genre: Horror, Memoar
Bisa dibeli di: Bukabuku
Harga: IDR 36,000
Masih teringat jelas kali pertama pengalamanku bersinggungan dengan sesuatu yang berasal dari dunia lain. Aku yang masih kecil sering bermain dekat pohon yang kemudian terkenal angker. Dari gelapnya langit mendung, sesosok wanita terlihat melayang menembus benda – benda, kemudian terbang dan menghilang diatas pohon. Saat itu, aku hanya bisa diam…, bahakn terlalu takut untuk berteriak.
Aku tidak pernah menyangka jika itu hanyalah awal dari banyak kejadian seram lainnya. Semua yang kualami membuatku merasa tidak nyaman. Aku takut mereka menggangguku atau mencelakaiku nanti. Sampai aku menadari…, mereka menginginkan sesuatu dariku.
Namaku Ayumi. Keseharianku sebagai orang yang bisa melihat dan berbicara dengan “mereka”, membuatku memiliki dua dunia. Siang yang indah dan malam yang mencekam. Semuanya kutuliskan dalam sebuah buku harian…, My Creepy Diary
Satu lagi memoar horror yang saya baca dari Bukune. Setelah sebelumnya saya membaca dan mereview After School Horror yang merupakan kumpulan cerita horror berdasarkan kisah nyata, kali ini My Creepy Diary, sesuai dengan judulnya, berbentuk catatan harian pengalaman seram sang penulis.
Kisah pertama diawali dengan prolog yang menjadi pembuka diary ini (yang menurut saya terlalu panjang untuk sebuah prolog). Penulis menceritakan kisahnya ketika melihat makhluk halus sehingga membuat ia nyaris celaka.
Cerita berikutnya adalah pengalaman penulis melihat dan berinteraksi dengan makhluk halus bernama Hiroshi, seorang anak laki-laki yang murung di rumah sakit. Ia meminta bantuan penulis untuk memberitahu orangtuanya bahwa ia sudah tenang. Orangtuanya masih tidak rela ia sudah meninggal.
Lalu ada seorang ibu yang meninggal dan arwahnya masih penasaran karena suaminya belum memberikan nama untuk anaknya, juga ia belum bisa ikhlas melepas kepergiannya.
Ada lagi arwah penasaran Sarah yang tewas karena bunuh diri. Ia meminta tolong penulis agar menyampaikan kepada orangtuanya supaya mereka tidak membenci suaminya. Sebelum tewas, Sarah menerima siksaan fisik dari suaminya tersebut.
Dan masih ada kisah-kisah lain seputar arwah penasaran yang masih memiliki urusan duniawi yang belum selesai. Benang merahnya adalah mereka meminta bantuan kepada penulis untuk menyampaikan pesan.
Masih ada typo yang saya temui di buku ini. Ilustrasinya menarik, saya suka dengan ilustrasi antar bab dan garis-garis menyerupai buku tulis. Tetapi, ada yang cetakannya kurang pas sehingga menabrak garis, jadi agak terganggu waktu membaca.
Buku ini sebenarnya tidak seram dan masih kurang terasa suasana horrornya. Saya malah jadi kasihan kepada arwah-arwah sedih yang kesepian itu.
Overall, buku ini cukup asyik menemani waktu senggangmu.
Meet the Author
Nama : Ayumi Chintiami
Twitter : @AyumiChintiami
FB : Ayumi Chintiami (ayumi_kudo8@rock.com)
Blog : hitoriko-ayumi.blogspot.com
Penulis Favorit : J.K. Rowling
1. Sejak kapan bisa melihat makhluk halus?
Sejak kecil. Tapi sadarnya pas SMP.
2. Megapa memutuskan untuk menuliskan pengalaman Ayumi?
Ingin berbagi pelajaran yg aku dapat dari “mereka”
3. Berapa lama proses penulisan buku My Creepy Diary?
Proses pengalamannya 1 tahun. Proses penulisan seriusnya itu 2 bulan.
4. Ada pesan khusus yang ingin Ayumi sampaikan melalui buku My Creepy Diary?
Lebih ke pesan “mereka hanya ingin didengar”
5. Tips menulis ala Ayumi?
Menulislah dengan jujur.
Mau dapat buku My Creepy Diary? Caranya mudah saja:
1. Berikan pendapatmu mengenai resensi buku My Creepy Diary di kolom komentar.
2. Jangan lupa cantumkan nama, alamat email dan akun Twitter.
3. Pemenang akan dipilih berdasarkan komentar terbaik.
4. Akan ada satu pemenang yang akan dapat hadiah 3 buku horror selama virtual book ini berlangsung.
5. Pemenang yang berhak mendapatkan hadiah adalah yang memberikan komentar di 3 resensi buku horror yang akan diposting selama virtual book ini berlangsung di bulan Desember.
6. Giveaway ditutup tanggal 5 Januari 2014
7. Pemenang akan diumumkan tanggal 7 Januari 2014.
8. Good luck ^^
Indonesian Romance Reading Challenge 2014 Updated Info
Halooooo,
Sebelumnya saya mau minta maaf kepada teman-teman yang sudah mendaftar untuk mengikuti challenge yang rencananya akan digelar tahun depan.
Namun, karena satu dan lain hal, dengan sangat menyesal, saya tidak dapat menjadi host IRRC 2014.
Dibuka kesempatan untuk teman-teman blogger yang ingin menjadi host IRRC 2014.
Jika tidak ada yang mau menjadi host, maka event ini akan vakum untuk sementara waktu.
Tetap semangat ya dan jangan lupa untuk mendukung karya anak negeri dengan membaca karyanya.
Wishful Wednesday 35: Happy Christmas
Merry Christmas untuk Astrid dan teman-teman lain yang merayakannya. Semoga damai natal menyertai kita sekeluarga.
Udah lama nggak ikutan Wishful Wednesday karena lagi puasa beli buku sebenarnya sih. Tapi khusus hari ini, saya punya wish buku ini. Semoga ada santa yang mengirimkan buku ini ke rumah :p
Description
A little boy was found dead in a children’s playground…Daniel Hunter has spent years defending lost causes as a solicitor in London. But his life changes when he is introduced to Sebastian, an eleven-year-old accused of murdering an innocent young boy. As he plunges into the muddy depths of Sebastian’s troubled home life, Daniel thinks back to his own childhood in foster care – and to Minnie, the woman whose love saved him, until she, too, betrayed him so badly that he cut her out of his life. But what crime did Minnie commit that made Daniel disregard her for fifteen years? And will Daniel’s identification with a child on trial for murder make him question everything he ever believed in?
Tertarik ingin baca buku ini gara-gara newsletter Bookperk yang suka menawarkan ebook dengan harga murah. Tapi tetep lebih asyik baca hard copy ya.
Selain itu, sinopsisnya juga bikin penasaran. Kebetulan memang genrenya juga saya suka.
Oiya, untuk edisi Christmas ini, ada giveaway lho di blognya Astrid, jadi langsung aja ke TKP untuk lihat persyaratannya ya.
[Book Review + Giveaway] After School Horror by Nana R. Praptini @Bukune
Judul: After School Horror
Penulis: Nana R. Praptini
Penerbit: Bukune
Website: Di sini
Terbit: Mei 2013
Tebal: 164 halaman
ISBN: 602-220-102-0
Kategori: Non Fiksi
Genre: Horror, Kumpulan Cerita
Bisa dibeli di: Bukabuku
Harga: IDR 29,600
Hujan turun deras dan motorku sulit untuk di-starter. Aku bimbang, ingin bolos tapi rasanya harus tetap les. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Dalam perjalanan, di tikungan yang gelap, sebuah mobil muncul dengan kecepatan tinggi.
Aku terlambat menyadari kedatangannya. Kubanting setang motor ke kiri untuk menghindari tabrakan. Tapi percuma…. Aku terjatuh dan kepalaku terbentur pembatas jalan dengan sangat keras. Darah segar mengalir dari kepalaku, tubuhku terasa lumpuh seketika. Sakit sekali rasanya. Sedikit demi sedikit rasa dingin menjalar ke seluruh tubuhku….
Prita tidak bisa melanjutkan membaca surat yang ditulis Lydia, muridnya. Bulu kuduknya bergidik. Bagaimana mungkin Lydia bisa hadir di kelas dan menulis surat itu, padahal dia sendiri sudah menghembuskan napas terakhir di perjalanan?
Kisah horor dan seram banyak terjadi di sekitar kita, tidak terkecuali ketika kita mencari ilmu—di bangunan kampus tua, sudut-sudut kelas sepi, atau toilet gelap sekolah yang selalu kamu hindari. After School Horror berisi delapan cerita nyata yang terjadi di lingkungan kampus dan sekolah. Membuktikan bahwa mereka juga ada di sekitar kita. Bersiaplah untuk jam pelajaran tambahanmu…, yang penuh teror….
Akhir-akhir ini saya sedang suka baca genre teenlit. Seperti kembali ke masa remaja. Rasanya sudah lama nggak merasakan cinta monyet, seru-seruan pergi bareng teman sekelas, menjahili guru, dan membolos ramai-ramai.
Setelah membaca Aku Tahu Kamu Hantu, saya jadi penasaran dengan buku-buku horror karya penulis Indonesia. Saya memang lebih sering membaca novel thriller ketimbang horror, tapi nggak salahnya dicoba. Sekalian uji nyali ^^
After School Horror awalnya saya pikir adalah novel terjemahan. Saya juga teringan ada film asing dengan judul yang sama. Ternyata, buku ini ditulis oleh penulis Indonesia berdasarkan kisah nyata.
Ada 8 kisah seram yang terangkum dalam After School Horror. Menurut penulisnya, kisah-kisah ini merupakan pengalaman penulis sendiri dan orang-orang terdekatnya.
Ciuman Pertama
Dessy, siswa baru di sebuah sekolah menengah, berpura-pura sakit dan beristirahat di UKS. Ternyata, ia mendapat ‘penglihatan’ tentang kejadian 8 bulan lalu di sekolah tersebut yang melibatkan pembunuhan seorang siswa. Dessy juga mendapat teman misterius bernama Evan dan mereka jatuh cinta.
Kisah singkat ini sedikit mengingatkan saya pada novel Aku Tahu Kamu Hantu yang premisnya mirip, hanya minus cerita cintanya saja.
Teman Sekamar
Rina, mahasiswa baru yang merantau ke Jakarta, tinggal di asrama. Ia merasa senang bisa mandiri dan tinggal jauh dari orangtuanya. Rina menempati kamar A-13, angka yang berkonotasi negatif, berhubungan dengan kesialan.
Rina ternyata sekamar dengan gadis bernama Asri. Saat pertama kali bertemu, Rina terkejut dan ketakutan karena entah Asri datang dari mana.
Ternyata Asri adalah roommate yang baik. Ia juga sering merapikan kamar. Namun, Rina lama-lama gerah dengan sikap Asri yang agak posesif.
Teman Sekamar merupakan salah satu cerita terseram di buku ini. Lumayan bikin merinding.
Tapi, ada paragraf yang membuat saya bingung.
Asri, teman sekamar Rina, adalah mahasiswi jurusan MIPA semester tiga. Asri teman sekamar yang baik hati. Saat aku harus begadang hingga malam untuk mengerjakan tugas laporan, paper dan sejenisnya, ia mau membantu? Bahkan, untuk urusan menyikat kamar mandi, Asri mengerjakannya sendiri.
Ia memaklumi kesibukanku sebagai MABA (mahasiswa baru) yang sudah mulai pra-perkuliahan dua minggu sebelum ia sendiri masuk kuliah. Rina kembali merasa beruntung, sebab Asri yang lebih senior darinya, memiliki pengetahuan yang memadai tentang seluk-beluk kampus, seperti kantin favorit, spot internet kencang beserta waktunya, jadwal shuttle bus, hingga jadwal kereta.
Cerita Teman Sekamar menggunakan POV 3, tapi tiba-tiba jadi POV 1 dan kembali ke POV 3 secara mendadak.
Lalu kata paper dan mug (hal. 30) tidak dicetak miring, padahal dua kata tersebut adalah kata-kata dalam bahasa asing. Juga penggunaan tanda tanya tidak tepat.
Cerita ini lumayan seram, apalagi saya membacanya di malam hari dan tiba-tiba listrik padam.
Terlambat Datang
Prita, 24 tahun, adalah staf pengajar di sebuah lembaga pendidikan bahasa Inggris di Surabaya. Bangunan tempat Prita mengajar adalah bangunan peninggalan jaman Belanda. Seperti cerita horror dalam film mau pun buku, bangunan kuno identik dengan hantu, demikian juga dengan bangunan itu.
Konon, ada hantu seram yang terlihat di tangga. Kejadian paling parah adalah ketika suatu hari ada staf pengajar yang sempat dilarikan ke UGD gara-gara melihat hantu seram tersebut.
Prita mengalami kejadian aneh dan seram di kelas, hingga ia sadar bahwa ia menemukan petunjuk yang akan menyelamatkan seseorang.
Salah satu kisah favorit saya dari buku ini.
Makalah Remedial
Sophie dan Ninda mengambil jurusan berbeda di kampus, namun keduanya berteman akbrab dan tinggal di rumah kost yang sama.
Suatu sore, Ninda meminta Sophie untuk menemaninya mengerjakan tugas di perpustakaan. Gedung perpustakaan tersebut terletak dekat dengan taman dengan pohon-pohon besar dan rindang. Konon, di antara pohon-pohon tersebut sering ada penampakan hantu berbungkus kain putih yang melayang-layang.
Sophie dan Ninda bertemu dengan gadis aneh di perpustakaan. Gadis tersebut membantu Ninda mengerjakan tugasnya. Lalu, misteri tentang gadis itu terkuak secara tak sengaja.
Masih ditemukan typo, seperti di halaman 62:
Selain mudah mencari materi tanpa harus membeli bukunya, perpustakaan juga tempat yang sangat nyaman untuk belajar., dibandingkan kamar kost yang sempit dan penuh barang-barang.
Lalu, tiba-tiba di halaman 76 ada tokoh baru bernama Laras. Tanpa perkenalan, tokoh Laras dimunculkan.
Sepertinya bab ini belum selesai karena ending-nya menggantung.
Penunggu Kamar Kos
Jodi baru pindah ke rumah kos daerah Pogung, Yogyakarta. Salah satu teman Jodi melihat ada wanita cantik di kostnya, namun setelah diperiksa, tidak ada peremouan yang tinggal di rumah kost tersebut, karena rumah kost tersebut khusus untuk laki-laki.
Jodi mulai mengalami peristiwa aneh. Hawa dingin yang meniup tengkuknya, bau busuk, hingga wujud hantu penghuni kamar kost-nya menampakkan diri.
Bukan hanya Jodi yang diganggu oleh makhluk tersebut. Ketika Firman, teman Jodi, datang ke kost Jodi bersama pacarnya, tiba-tiba mereka jadi bertengkar dan suara pacar Firman berubah menjadi serak dan dalam.
Playlist Siapa?
Dian sangat ketergantungan dengan earphone. Ia mendengarkan lagu setiap saat. Saking gilanya dengan musik, hingga ia tertidur pun earphone itu terus menancap di kupingnya.
Karena keasyikan mendengarkan lagu, Dian kesulitan mendengar jika ada yang memanggilnya. Lama-lama, tak ada yang tertarik untuk bergaul dengannya.
Suatu hari, Dian pergi ke lab dan tertidur setelah mendengarkan playlist-nya. Tiba-tiba ia terbangun karena ia mendengar lagu jadul yang bukan miliknya.
Dian mendapati dirinya berada di sebuah rumah tua. Seorang gadis kecil berpakaian kuno yang mengaku bernama Mimi berbicara padanya melalui pikiran.
Kejadian aneh dialami Dian. Ia diseret ke tahun 1961, ke Panti Asuhan Kasih Iboe, tempat Mimi tinggal bersama anak-anak yatim piatu lainnya.
Cerita ini lumayan bikin penasaran dan berpotensi untuk jadi film horror keren ala The Others jika difilmkan. Sayangnya, ceritanya agak terburu-buru.
Yang pasti, untuk sementara waktu saya nggak mau mendengarkan lagu Nobody’s Child.
Di Gazebo Tengah Malam
Kalau yang ini ceritanya sekelompok mahasiswa diganggu oleh hanty iseng di gazebo. Entah kenapa saya ngakak baca cerita ini. Nggak serem sama sekali, malah jadi horror-comedy 😀
Saya membayangkan Komeng dan Budi Anduk jadi pemerannya.
Saat Jantung Berdegup Kencang
Dea adalah karyawan yang saat akhir minggu mengambil kuliah. Ada kejadian aneh di kelas. Terdengar suara anak-anak berlarian ketika sedang ada kuliah. Ketika Dea mengecek keluar, tidak ada siapa-siapa di lorong. Kejadian aneh dialami oleh Dea dan temannya, Alya. Gedung tua memang identik dengan kengerian.
Lalu, kisah kedua adalah tentang pengalaman Ikhsan di kampusnya. Ia melihat hantu setengah badan yang sudah terkenal di kampusnya.
Kisah ketiga adalah pengalaman seram yang dialami Yuna. Lift yang dinaikinya tidak mau berkompromi, dan ia harus melihat hantu di sebuah lantai.
Dari semua cerita di buku ini, yang paling tidak saya sukai adalah bab terakhir, karena satu bab dibagi tiga cerita. Terkesan buru-buru banget menulisnya.
Overall buku ini cukup menghibur dan bisa dibaca sekali duduk.
Meet The Author
Nama : Nana R Praptini
Tgl lahir : 9 Juli 1961
FB : nana_r_praptini@yahoo.com
Twitter : nanarpraptini (tdk aktif)
Blog : tdk aktif
Penulis favorit : Sidney Sheldon, Dan Brown, Meg Cabot, Mary Higgins Clark, Agatha Christy, Alistair Mc Lean, Sandra Brown, V Lestari, S Mara Gd, Aditya Mulia, NiNit Yunita, Dewi Lestari, Djenar Maesa Ayu
Sejak kapan suka menulis?
Saya menulis sejak tahun 2005.
Bagaimana cara Nana menulis? Dikonsep/dibuat outline dulu apa langsung menulis?
Langsung menulis, tidak pakai outline
Sejak kapan Nana bisa melihat makhluk halus?
Sejak kecil
Apa ada pengalaman dari pembaca yang diganggu makhluk halus setelah membaca buku After School Horror?
Mungkin yang ini bisa ditanyakan ke pembaca ya
Tips menulis singkat dari Nana?
* Tulislah hal yang kamu benar-benar tahu dan suka
* Sebaiknya dibuat outline supaya cerita tidak melenceng dari ide awal
* Adakan riset yang memadai tentang materi yg kamu tulis
* Minta teman-teman dekat proof read begitu cerita selesai sebelum dikirim ke penerbit
* Libatkan perasaan kamu dalam menulis, karena sesuatu yang jujur dan tulus gampang menyentuh pembaca
Mau dapat buku After School Horror? Caranya mudah saja:
1. Berikan pendapatmu mengenai resensi buku After School Horror di kolom komentar.
2. Jangan lupa cantumkan nama, alamat email dan akun Twitter.
3. Pemenang akan dipilih berdasarkan komentar terbaik.
4. Akan ada satu pemenang yang akan dapat hadiah 3 buku horror selama virtual book ini berlangsung.
5. Pemenang yang berhak mendapatkan hadiah adalah yang memberikan komentar di 3 resensi buku horror yang akan diposting selama virtual book ini berlangsung di bulan Desember.
6. Giveaway ditutup tanggal 5 Januari 2014
7. Pemenang akan diumumkan tanggal 7 Januari 2014.
8. Good luck ^^
[Book Review] Tuesdays with Morrie by Mitch Albom @Gramedia
Judul: Tuesdays with Morrie (Selasa Bersama Morrie)
Penulis: Mitch Albom
Edisi: Terjemahan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Juli 2011, cetakan kedelapan
Tebal: 209 halaman
ISBN: 978-979-22-5021-3
Kategori: Non Fiksi
Genre: Spiritual, Biografi
Dapat dari: Astrid
Bisa dibeli di: Bukabuku Harga: IDR 34,000
Kalimat pembuka:
Kuliah terakhir dalam hidup sang profesor yang sudah berusia lanjut itu berlangsung sepekan sekali di rumahnya di dekat jendela ruang kerja tempatnya dapat menikmati keindahan kembang sepatu yang bunganya merah jambu.
Bagi kita mungkin ia sosok orangtua, guru, atau teman sejawat. Seseorang yang lebih berumur, sabar, dan arif, yang memahami kita sebagai orang muda penuh gelora, yang membantu kita memandang dunia sebagai tempat yang lebih indah, dan memberitahu kita cara terbaik untuk mengarunginya. Bagi Mitch Albom, orang itu adalah Morrie Schwartz, seorang mahaguru yang pernah menjadi dosennya hampir dua puluh tahun yang lampau.
Barangkali, seperti Mitch, kita kehilangan kontak dengan sang guru sejalan dengan berlalunya waktu, banyaknya kesibukan, dan semakin dinginnya hubungan sesama manusia. Tidakkah kita ingin bertemu dengannya lagi untuk mencari jawab atas pertanyaan-pertanyaan besar yang masih menghantui kita, dan menimba kearifan guna menghadapi hari-hari sibuk kita dengan cara seperti ketika kita masih muda?
Bagi Mitch Albom, kesempatan kedua itu ada karena suatu keajaiban telah mempertemukannya kembali dengan Morrie pada bulan-bulan terakhir hidupnya. Keakraban yang segera hidup kembali di antara guru dan murid itu sekaligus menjadi sebuah “kuliah” akhir: kuliah tentang cara menjalani hidup. Selasa Bersama Morrie menghadirkan sebuah laporan rinci luar biasa seputar kebersamaan mereka.
Surprised banget ternyata saya salah satu pemenang 2nd prize di blognya Astrid dalam rangka November Bloghop kemarin. Langsung aja saya nodong Astrid untuk menghadiahkan saya dua buku Mitch Albom: Tuesdays with Morrie dan Five People You Meet in Heaven. Terima kasih banyak ya, Astrid, untuk hadiah Natalnya :’)
Sebenarnya saya punya buku Tuesdays with Morrie yang saya beli dari OL Shop buku bekas. Namun, setelah diperiksa, bukunya ternyata buku jabakan. Saya paling nista membaca buku jabakan, nggak napsu. Setelah mendapat buku cetakan barunya, saya semangat banget membacanya.
Tuesdays with Morrie adalah buku kedua karya Mitch Albom yang saya baca tahun ini. Sebelumnya, saya membaca Have a Little Faith (review di sini).
Mirip dengan buku Have a Little Faith, buku ini membahas tentang makna hidup dari kacamata orang yang akan meninggal. Buku ini nggak terlalu tebal, namun membuat saya merenung panjang tentang hal sia-sia yang sudah saya lakukan selama ini.
Morrie Schwartz adalah seorang dosen senior yang disukai oleh para mahasiswanya di Brandeis University. Kelas sosiologinya kerap penuh oleh mahasiswa yang ingin mendengarkan kuliahnya. Tidak seperti dosen ilmu eksakta yang setelah selesai kuliah, tidak ada perpanjangan kontak, tidak demikian dengan Morrie. Seperti malaikat, ia bertindak sebagai perantara kasih orang-orang yang datang kepadanya untuk meminta bantuan.
Mitch Albom merupakan salah satu mahasiswa Morrie yang sudah lama hilang kontak dengannya. Mitch tidak sengaja menonton acara TV yang menyiarkan wawancara Morrie, dan segera ia mengontak sang guru tersebut.
Setiap hari Selasa, Mitch kembali belajar, dibimbing oleh Morrie yang kondisi fisiknya sudah sangat lemah.
Pic from here
Morrie mengajarkan tentang berbagi dengan sesama, meluangkan waktu dengan orang-orang yang kita kasihi, pasrah dan menerima keadaan dan diri kita yang sekarang, bukan diri kita di masa lampau, juga belajar untuk membentuk budaya kita sendiri.
Budaya konsumerisme dan sosial media yang semakin mempersempit ruang interaksi dengan sesama manusia di dunia nyata adalah budaya yang salah, dan saya setuju. Saya semakin merenungkan tentang segala kesia-siaan yang saya lakukan.
Morrie juga mengajarkan tentang pentingnya memaafkan diri sendiri sebelum memaafkan orang lain. Saya kembali merenungkan tentang hubungan saya dengan beberapa orang yang dulu pernah dekat namun sekarang jadi jauh. I really want to reach to them and make things better. Semoga saja bisa.
Buku-buku Mitch Albom seperti antidote dari novel-novel fiksi yang saya baca, baik genre thriller mau pun romance. Rasanya seperti diguyur air dingin setelah membaca buku ini.
Satu hal lagi yang saya anggap penting yang saya petik dari buku ini adalah sehebat apapun seseorang, ia pasti memerlukan seorang guru. Seorang guru adalah orang yang bisa melihat kekurangan kita tanpa menghakimi, dan membimbing agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Yang paling penting dalam hidup adalah belajar cara memberikan cinta kita, dan membiarkan cinta itu datang. (hal. 55)
Sesungguhnya, begitu kita ingin tahu bagaimana kita akan mati, itu sama dengan belajar tentang bagaimana kita harus hidup. (hal. 87)
Ketika orang memanipulasi kita, membujuk kita membeli parfum tertentu supaya kita tampil menawan, atau membeli celana jeans yang akan membuat kiya tampak seksi—kemudian kita mempercayai orang-orang ini! Padahal semua omong kosong. (hal. 125)
Until next time ^^
Secret Santa 2013
Senang banget bisa berpartisipasi dalam event Secret Santa bersama teman-teman BBI. Tahun ini adalah tahun pertama saya ikut event seru ini. Selain mendapat buku impian, event ini juga jadi ajang saling kenal antar blogger buku yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sekarang saya mau pamerin buku hadiah dari Secret Santa:
Tahun ini saya sedang tergila-gila dengan karya Paulo Coelho dan senang banget dapat hadiah buku Brida. Selain itu, And The Mountains Echoed juga memenangkan Goodreads Choice Award tahun ini. Nggak sabar ingin segera membacanya.
Nah, riddle Secret Santa-nya ini:
Terus terang saya clueless deh, bener-bener nggak bisa nebak siapa, hahahha. Tapi berkat bantuan teman-teman di Bajaj Jabo, ada beberapa nominasi tersangka Santa berdasarkan clue. Terima kasih teman-teman *peluk satu-satu*
Yang pasti, saya mau bilang terima kasih banyak untuk Secret Santa yang udah mengirim buku-buku keren untuk saya. God bless you, Santa.
Until next time ^^
P.S. I stole the button from here
The Historian Read Along 2014
Sudah hampir 5 tahun saya memiliki buku The Historian tapi belum sempat dibaca. Terima kasih kepada Essy yang sudah bersedia jadi host event keren ini.
Yang ingin berpartisipasi baca bareng buku The Historian, baca dulu peraturannya di bawah ini:
Periode Read Along : 1 January 2014 – 28 February 2014
1. Silahkan SIGN-UP dengan mengisi Mr. linky di blog Essy.
Linky SIGN-UP dibuka sampai selesai periode Read Along, jadi kamu bisa join kapan saja selama bisa ikutan.
2. Jangan lupa mencantumkan button Read Along The Historian pada blogmu.
3. Read Along ini dibagi menjadi 3 bagian sesuai dengan isi buku, dengan pembagian jadwal baca dan posting sebagai berikut:
Bagian pertama (hal 1-216)* : 1 January 2014 – 17 January 2014, posting review ditunggu sampai dengan 24 January 2014
Bagian kedua (hal 217-494)* : 18 January 2014 – 4 February 2014, posting review ditunggu sampai dengan 14 February 2014
Bagian ketiga (hal 495-768)* : 5 February 2014 – 21 February 2014, posting review ditunggu sampai dengan 25 February 2014
Posting Final Review paling lambat tanggal 28 February 2014
Setelah Final Review (28 February 2014), Essy akan mengundi 2 orang yang beruntung memenangkan paket buku senilai masing-masing Rp. 100.000 (ongkir ditanggung)
Jika ada pertanyaan, silahkan mengisi kolom komentar di blog Mari Membaca.
*) pembagian halaman mengikuti versi The Historian terjemahan Gramedia Pustaka Utama
Sudah siap? Ayo kita mulai perburuan Dracula bersama Elizabeth Kostova dan jangan lupa keep contact ya…asiknya baca bareng itu kan karena bisa sambil diskusi
Happy Reading