[Book Review + Giveaway] Danur by Risa Saraswati @Bukune
Judul: Danur
Penulis: Risa Saraswati
Penerbit: Bukune
Terbit: Januari 2012
Tebal: 209 halaman
ISBN: 6022200199
Kategori: Non Fiksi
Genre: Horror, Memoar
Bisa dibeli di: Kutukutubuku
Harga: IDR 25,500
Jangan heran jika mendapatiku sedang berbicara sendirian atau tertawa tanpa seorangpun terlihat sedang bersamaku. Saat itu, mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku.
Danur adalah buku terakhir yang saya baca dari rangkaian Virtual Book Tour Horror Bukune, dan seperti kata pepatah, third timeβs the charm, buku ini adalah buku yang paling saya sukai dari ketiga buku yang saya baca.
Danur adalah novel berdasarkan kisah nyata penulisnya, Risa Saraswati, yang suka melihat sekaligus berinteraksi dengan hantu sejak kecil. Bukannya takut, Risa malah berteman dengan mereka. Risa kerap dianggap aneh oleh orang-orang disekitarnya karena ia sering kepergok berbicara atau tertawa sendirian.
Buku ini tidak seram dan tujuan Risa menuliskan buku ini juga bukan untuk menakut-nakuti pembaca. Buku ini bercerita tentang jiwa-jiwa kesepian yang tidak bisa kemana-mana. Karena Risa peka, arwah-arwah itu kerap mendatanginya hanya untuk didengar.
Buku ini ditulis menggunakan POV orang pertama, yaitu penulisnya dan hantu-hant yang bercerita tentang masa lalu mereka ketika mereka masih menjadi manusia.
Ada anak-anak Belanda (Peter, Hans, Hendrick, Janshen, dan William), lalu para perempuan muda Belanda yang menjadi kakak-kakak para anak laki-laki itu (Elizabeth, Teddy, dan Sarah). Juga ada arwah penasaran yang menjadi sosok yang mengerikan (Asih dan Ardiah). Juga ada seorang anak perempuan yang dulunya tinggal di atas bukit yang ditinggal oleh orangtuanya karena sakit keras (Samantha).
Risa sempat ingin meminta pertolongan orang pintar untuk menghilangkan kemampuannya dalam melihat makhluk halus, tapi niat itu akhirnya diurungkan.
Saya jadi teringat dengan diri sendiri yang masih belum bisa mensyukuri kemampuan melihat hantu (ya abisnya serem sih, siapa yang nggak ketakutan liat hantu?). Saya sering berdoa untuk tidak bisa melihat mereka. Tapi, seperti Risa, seharusnya kita nikmati saja karena Tuhan pasti punya maksud tertentu dengan memberikan kemampuan seperti itu.
Masih ada typo yang rada banyak, namun saya tidak akan menjadi polisi typo di sini, selain saya juga rada capek mencatat typo-typo tersebut.
Kesimpulan saya setelah membaca Danur adalah para arwah tersebut nasibnya lebih memilukan daripada kita. Jadi ya, para ababil yang suka ngegalau nggak keruan di Twitter/FB seharusnya bersyukur karena hidup kalian jauh lebih menyenangkan daripada nasib tragis para arwah tersebut.
Oiya, saya jadi ingat lagu Hanschen Klein versi Sunda yang diajarkan mama saya waktu saya kecil. That song is creepy, I just realized.
Mau dapat buku Danur? Caranya mudah saja:
1. Berikan pendapatmu mengenai resensi buku Danur di kolom komentar.
2. Jangan lupa cantumkan nama, alamat email dan akun Twitter.
3. Pemenang akan dipilih berdasarkan komentar terbaik.
4. Akan ada satu pemenang yang akan dapat hadiah 3 buku horror selama virtual book ini berlangsung.
5. Pemenang yang berhak mendapatkan hadiah adalah yang memberikan komentar di 3 resensi buku horror yang akan diposting selama virtual book ini berlangsung di bulan Desember.
6. Giveaway ditutup tanggal 5 Januari 2014
7. Pemenang akan diumumkan tanggal 7 Januari 2014.
8. Good luck ^^
Posted on December 31, 2013, in Uncategorized and tagged book, book review, Bukune, giveaway, horror, Virtual Book Tour. Bookmark the permalink. 19 Comments.
Dari 3 review mbak Yuska di buku Horor, ini yang paling singkat. Gak ada keterangan cerita, cuma nyebutin tokohnya saja. Tapi suka kuncian pesan buat gak galaunya.
Yang ini gak ada bincang penulisnya ya mbak?
Ada 2 typo juga di review ini.
Karena buku ini the best dari 3 buku horor, kalau disuruh beli aku beli yang ini aja deh π
no comment sih kak, review kaka sudah mewakili ‘kisi-kisi’ yang pembaca ingin tahu dari novel tanpa spoiler. kelebihan dan kekurangannya buku pun sudah kaka sampaikan dalam review..
terus mereview yah kak π
Ratri Aulianti
@auliaaRatri
aulian_rhatri@ymail.com
Saya pernah baca sekilas buku ini dari teman saya, bukunya menarik, saya suka sampulnya yang dibuat berlubang. Dan semenjak baca buku Danur yang belum selesai itu juga, kemampuan saya untuk melihat mereka semakin menjadi, makin banyak kejadian aneh yang saya alami.
Dari ketiga review di Virtual Book Horror ini, saya suka review Danur, simple, apa adanya, dan mengalir. Apalagi Mbak Yuska menyatakan kalau buku ini paling disukai dibanding My Creepy Diary atau After School Horror. Saya belajar banyak bagaimana cara meresensi yang baik dari Mbak Yuska, nggak bertele-tele yang bikin pembaca jadi capek apalagi bosen.
Saya juga setuju dengan kalimat di reviewnya, “Kesimpulan saya setelah membaca Danur adalah para arwah tersebut nasibnya lebih memilukan daripada kita. Jadi ya, para ababil yang suka ngegalau nggak keruan di Twitter/FB seharusnya bersyukur karena hidup kalian jauh lebih menyenangkan daripada nasib tragis para arwah tersebut.” Ada pesan tersendiri dari buku ini yang juga Mbak Yuska sampaikan untuk pembaca resensinya,
Saya pun baru tahu ternyata banyak lagi orang yang saya kenal yang juga bisa melihat makhluk astral, termasuk Mbak Yuska. Pernah saya nggak bersyukur punya kemampuan seperti ini, hingga akhirnya saya nggak bisa lihat mereka lagi dan saya ingin punya kemampuan itu lagi.
The last, kayaknya saya perlu cari tahu tentang lagu Hanschen Klein ini, apa benar-benar menyeramkan. Hehe…
Terimakasih Mbak untuk giveawaynya, semoga saya beruntung. Amin..
Nama : Asy-syifaa Halimatu Sa’diah
Surel : asysyifaahs@yahoo.com
Twitter : @asysyifaahs
Review nya singkat, gak bertele-tele mbak.. saya juga bisa menangkap maksud dari review mbak tentang buku Danur satu ini dengan baik.. By the way, gak tau kenapa membuat saya teringat kembali dengan cerita My Creepy Diary, hmm sepertinya kedua buku tersebut memiliki beberapa kesamaan dalam cara penjabaran cerita serta POV nya, hihi π
Oke,tetap gak bosan-bosannya buat mencoba genre baru satu ini.. ternyata semakin kita penasaran dengan berbagai review para blogger, minat kita ke genre tersebut semakin kompleks yah. Sayangnya, saya sampai sekarang belum mahir nulis kata-kata buat dipost di blog pribadi saya mengenai review buku-buku yang pernah saya baca..
Jadi, review mbak, seperti biasa, tetap jelas dan membuat saya tetap berkeinginan belajar me-review beberapa buku.. Mungkin someday i’ll try to do it, hehe π
Thanks for review and GA nya mbak, wish me luck π
Aku sudah pernah membaca Danur. Sang penulis bisa bercerita dengan lancar bak air mengalir tentang interaksinya dengan sahabat-sahabat ciliknya yang bule itu. Bisa jadi kelancaran Risa lantaran dia sudah begitu dekat dengan mereka sehingga ketika bercerita (baca: menulis), Risa seperti tengah berkisah tentang sosok-sosok manusia yang masih hidup di alam nyata. Pembaca pun dianggap pernah “melihat” mereka dengan sepasang mata masing-masing.
Seperti Mbak Yuska tulis, Danur nggak horor-horor amat, kok, walaupun objeknya tentang hantu. Dan aku, terus terang aja, lebih suka bila cerita misteri atau horor atau apa pun itu yang berobjekkan makhluk astral, ditulis oleh mereka yang indigo atau punya kemampuan sekaligus pengalaman dengan dunia astral. Lebih bisa dipercaya dan cara menulisnya pun beda. Menurutku seperti itu.
Bersama Danur, Risa terhitung sukses menyajikan kisah yang humanis tanpa sedikit pun menakuti pembaca. Tapi nggak tahu juga, sih, kalau ternyata ada pembaca yang mendadak jadi penakut hahaha. Itu side effect yang harus ditanggung pembaca… eh, bisa jadi kalau ternyata ada pembaca yang takut setelah membaca Danur, berarti tulisan Risa keren, dong. Bisa mempengaruhi pikiran orang π
Well, Risa, jadilah sahabat yang baik untuk mereka dan jangan lupa, terus berkarya. Ditunggu kisah-kisah lainnya, entah itu tentang sahabat kecilmu atau pengalaman menarikmu (bila tidak ingin dibilang pengalaman seram or mistis) seputar dunia astral. π
Nama: Ratri Ade Prima Puspita
Alamat email: ratri_ad26@yahoo.co.id
Akun Twitter: @ratweezia
Lagi-lagi setelah membaca review yang dibuat Mbak Yuska ini membuat saya ingin membaca buku Danur ini,setelah membaca review ini saya menangkap bahwa buku genre horror ini dibuat bukan untuk menakut-nakuti kita sebagai pembaca buku Danur ini namun agar kita lebih memahami seharusnya kita bersyukur memiliki something yang dapat membuat kita bisa melihat “mereka” *kalo saya sih nggak punya* dan mensyukuri hidup bahwa ternyata bukan hanya manusia yang masih hidup saja yang dapat merasakan kesepian dan kesedihan,namun ternyata “mereka” yang sudah tiada dan menjadi arwah pun ternyata merasa lebih kesepian dan merasa sedih yang memilukan.
Mungkin karena itu dibuatlah beberapa manusia agar dapat melihat makhluk seperti mereka agar dapat menjadi teman untuk menyampaikan berbagai macam penyelesaian dari masalah mereka ketika hidup yang belum dapat diselesaikan karena mereka lebih dahulu dijemput ajalnya *itu sih menurut saya* dan juga karena para arwah tidak dapat mengungkapkan segenap rasa kesepian,sedih,sakit yang mereka rasakan dalam social media seperti Twitter,Face Book, dan juga dituangkan menjadi artikel di Blogger atau bahkan dibuat jadi novel… hehe π *mulai ngaco* jelas aja mereka nggak bisa mereka kan makhluk halus dan tembus pandang *itu yang saya tahu* π
“Kesimpulan saya setelah membaca Danur adalah para arwah tersebut nasibnya lebih memilukan daripada kita. Jadi ya, para ababil yang suka ngegalau nggak keruan di Twitter/FB seharusnya bersyukur karena hidup kalian jauh lebih menyenangkan daripada nasib tragis para arwah tersebut.” untuk buku horror makna nya cukup dalam dan menyindir *saya tipe yang suka galau nggak keruan di twitter* tapi membuat buku ini memiliki kesan tersendiri, saya sekarang jadi memikirkan perasaan saya yang akan campur aduk disaat membaca buku ini, buku yang diciptakan dengan berbagai cipta rasa menggugah selera *lho?* *efek laper π maaf Mbak Yuska*
Untuk Give Away kali ini,saya tetap berjuang ’45 untuk mendapatkan buku-buku yang termasuk dalam buku Virtual Book Horror ini terutama buku Danur ini. Saya nggak berhenti berharap,ngarep,maksa dan pelet mbak Yuska biar ngasih buku ini ke saya hehe (^.^)V *tebar garam (lagi)* *rampaljampi-jampikeberuntungan* Thanks,.. O:)
Nama : Rissya Mutya Prima
E-mail : rissyamutyaprima@gmail.com
Twitter : @RMP2982
Saya juga sudah follow twitter mbak Yuska,minta follbacknya dong π hehe
maaf ya mbak,kalo comment saya sama review mbak panjangan comment saya *tutup muka* jadi malu hehe (^,^)V
Sehabis baca review ini, juju, saya agak kaget mbak. Mbak Yuska bilang ini adalah buku yang paling mbak Yuska sukai dari 3 buku yang dibaca. Tapi entah kenapa, reviewnya terkesan singkat dan buru-buru. Soalnya saya sering baca reviewnya mbak Yuska. Lengkap dan sangat jelas. Entah kenapa yang ini rasanya terlalu singkat. Mungkin karena buku yang paling mbak Yuska suka ya, jadi sedikit “susah” dalam me-review hehe (blogger lain bilang, kalo buku yang kita suka malah susah di review).
Sekian mbak, maaf kalo ada yang salah ya. Terima kasih giveawaynya π
Nama : Dyah Muawiyah
Email : dyaahmuawiyah@gmail.com
Twitter : @dyahmuawiiyah
Danur…..sampai sekarang belum kesampaian buat beli ini buku. T.T
Dan, sekarang Kakak mereviewnya nih Danur membuatku flashback setiap ke gramed gak jadi beli ini buku soalnya baca sinopsisnya bentar aja udah atut ._.
Review menyiratkan, “Ini bagus dan nakutin tapi banyak typo.” Haahaa..
Jadi, review ini juga membangkitkan kobaran rasa penasarannya aku kembali tentang buku ini sama Maddah (penulisnya Risa S tapi beda peerbit) againnnnn xD
Penasaran gimana cara Risa S menceritakan wujud Peter, Hans , William, Samantha dan lain-lain….
Kenapa reviewnyaaaa selalu menarik sampai bikin pengin beli bukunyaaaaaa… huuhuuu~
Hai Mbak Yuska π
Saya suka review mbak tentang “Danur” ini karena menyampaikan poin yang penting-penting dari Danur ini secara ringkas namun berisi. Dari review mbak membuat saya tertarik ingin membaca bagaimana ‘curhat’nya makhluk yang berbeda alam dengan manusia. Hantu juga manusia (dulunyaa…. :p). Tak bisa dipungkiri bahwa kita hidup berdampingan dengan makhluk yang tak kasat mata, entah itu hantu, roh, jin, iblis, setan, atau makhluk gaib lainnya. Sebagai orang yang diberi kelebihan melihat dan berinteraksi dengan makhluk halus memang buat serba salah. Rasa takut pasti ada, tapi saya suka dengan penulis yang bisa mengelola kemampuan dirinya, dan malah menjadikan kemampuannya itu sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi makhluk halus. Mungkin saja ada hal yang semasa hidup belum sempat dilakukan atau ada pesan yang ingin disampaikan oleh makhluk itu. Pasti Tuhan memberikan kelebihan itu ada maksud dan tujuannya. Sudah sepantasnya kita hidup berdampingan dengan makhluk tak nampak itu tanpa rasa takut, melainkan toleransi dengan tidak saling menganggu.
Terima kasih mbak atas review & giveawayanya. Sangat bermanfaat π
Salam,
Anisa Listya
listya_anisa@yahoo.com
@417154
Lagu Hanschen Klein itu kalo gak salah yang di sunda judulnya “Boneka Abdi” ya, mbak? Lagu itu katanya emang bercerita tentang seorang yang kesepian. Dan setahu saya di salah satu lagunya Sarasvati (Band-nya Risa) ada cuplikan lagu itu di intronya, lupa judulnya apa, tapi kalau tidak salah sih yang judulnya Story of peter π
Dan untuk review yang mbak yuska buat tetep sama, tetep simple, to the point dan gak bertele-tele. Tetep terlihat jujur tanpa mengurangi keistimewaan buku ini. Dan ya, yang saya tangkap bahwa tidak ada buku yang sempurna jadi kalau masih ada typo, bisa dimaklumi ya π
Saya jadi berpikir bahwa, ‘keistimewaan’ itu gak gampang ya, maksud saya bagaimana kalau kita diberi kelebihan untuk dapat melihat ‘mereka yang tak terlihat’, apa nantinya akan sama seperti yang mbak yuska alami, atau justru seperti yang Risa alami. Tapi biar gimanapun, kita memang hidup berdampingan dengan ‘mereka yang tak terlihat’. Mungkin, buku Danur ini atau buku yang lainnya yang hampir sama tujuannya menjelaskan itu bahwa kita tidak usah takut karena sebenarnya mereka itu hanya ingin di dengar bukan untuk ditakuti apalagi dijauhi.. Intinya, selalu ingat untuk bersyukur kepada yang Maha Pencipta saja ^ ^
Mita Oktavia
@Oktaviamithaa
greenchochobichocolate{at]gmail.com
dari ketiga buku di virtual book tour horor yaa buku ini yg paling bikin aku penasaran.. secara orang yg ngomong sendiri kayak gitukan cuma aku temuin di sinetron2 indonesia aja π
review diatas walaupun review yg paling singkat tp aku suka.. selain menceritakan tokoh utamanya penyampain yg ditulis sama kak yuzka sangat mudah dipahami jd seneng bacanya π
overall review yg ini sangat aku suka.. walaupun pendek tp menyenangkan π
diaan fitrianty
@diaan_diuun
diaan_fitrianty@yahoo.co.id
Hai Kak Yuska, kok review nya terkesan buru buru? Rada aneh sih baca review Kakak yangg biasanya lengkap banget, sekarang kok singkat. Tapi ngga bisa munafik, justru review yangg kayak gini yangg saya suka. Bacanya jadi gakk bosen π
Review Kakak bisa bikin saya penasaran banget sama novel ini, tanpa mengumbar rahasia cerita novel ini, jadi gatel banget pengen baca novel ini. Kok kayaknya novel horor tapi ngga bikin nakutin, justru bikin pembaca jadi tahu perasaan para indigo.
Kak Yuska indigo juga? Wohoooo, seru ngga Kak, jadi indigo? π
Ummmm polisi typo? Rasanya saya dulu juga sempat jadi gitu. Tiap ada typo saya tulis, tapi semakin lama, capekk juga nulis semua typo, 1 typo saja rasanya cukup buat dijadiin review. Yah apa gunanya sih mengumbar terlalu banyak kekurangan, mending mengumbar banyak kelebihan yaa π
Kesimpulannya bikin saya sangat tertarik dengan review ini. Ada pesan buat para pembaca labil yangg sering menggalau di Fb atau twitter :p Duh saya dulu juga sempat gitu sih π
Adelia Ayu Mustikarini
Mustika.rini44@yahoo.com
@AdeliaAM
Untuk review sebuah buku yang fenomenal seperti DANUR ini, reviewnya terkesan kurang nendang dibandingkan review khas Mbak Yuska yang biasanya paket komplit. Terlalu singkat, padahal banyak yang bisa dibedah dibuku ini.
Penasaran ama buku ini, soalnya ada murid cowok di sekolah yang demen banget ama Teteh Risa dan tertarik banget ama buku ini π
Luckty Giyan Sukarrno
emangkenapa_pustakawin[at]yahoo[dot]com
@lucktygs
Lagi-lagi poin cerita diceritakan pas. Namun, plus minusnya kurang diberi sorotan lebih. Seperti cuma terpusat pada penggambaran seperti apa ceritanya dan pembelajaran apa yang bisa di tangkap dari novel ini.
Dian S
@DeeLaluna
dian_putu26@yahoo.com
Baca resensinya kayak hampir sama dengan my creepy diary. Cerita hantu tentang masa lalunya saat masih hidup. Bedanya mungkin di Danur si tokoh utamanya bisa bersahabat dengan hantu2 itu?
Hm, ini hanya penilaian subjektifku aja sih setelah baca resensinya. Tapi pastilah berbeda, karena disini mbak Yuska bilang paling suka dengan buku ini diantara yang lainnya.
Oke, nggak bosan-bosannya untuk bilang, aku pun penasaran. Apa yang berbeda dan menarik dari buku ini yang katanya tidak seperti buku horor.
irnalasari
irnalasar(at)ymail(dot)com
@ftsongsh
menurutku terlalu singkat dibanding review biasanya. kurang diceritain kelebihan & kekurangan. menurutku typo juga ga perlu dicatet karna kalau banyak kan capek juga. kyknya ini kurang horror yaa. tapi lebih ke biografi gitu. tapi tetep penasaran ..
lita andriana
@Litaa_FAN
yangchen85@yahoo.com
Hai lagi mbak Yuska. Yang ini novelnya kayaknya keren banget. Baca blurbnya aja saya sudah terpana. Persahabatan dua dunia. Kayaknya intinya gitu. Si penulis jadi temen curhat makhluk2 dari dimensi alam lain. Ini pasti keren banget ceritanya. Pernah diceritain temen yg punya indra ke6 tentang bagaimana waktu pelajaran atau di kelas dia kadang diajak main oleh temennya dari dunia lain. Dengerin cerita tentang seperti itu memang keren, bikin kita berpikir. Meski merindings. Kadang berpikir, bukannya orang meninggal itu sedang mendapat siksa/nikmat kubur. Lalu arwah2 itu siapa? Jin yg menyamar atau benar2 ada? Wajib nanya pak Ustad nih. π
Resensinya yang ini cukup menarik. Tapi saya lebih suka 2 virtual book horror lainnya. Resensi yang ini menurut saya terasa hambar meski cukup memberi informasi. Resensi yang ini terkesan hanya ada informasi tentang cerita dan penulis. Kurang menilai. Kekurangan dan kelebihan seharusnya menjadi nyawa resensi. Entah kenapa saya merasa di bagian ini saya kurang menemukan apa nilai plus dan minus nya novel ini. Seperti menarikkah cara bercerita si penulis? Emosionalkah konfliknya? Atau apalah. Mungkin cuma kurang dipoles itu aja, yang sebenarnya malah nyawanya resensi. Selebihnya sudah cukup menarik minat. π
Sukses terus mbak Yuska. Semoga catatan2 blognya menjadi ladang pahala buat si mbak si empunya ini. π
Terima kasih untuk kesempatan berkomentar pada resensi mbak. π Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Salam damai dan salam senyum. Serta salam kenal.
Reny Ariani (aryan.renny@gmail.com)
@rennythaa
Oke, dan akhirnya……… saya baru tahu kalau Mbak Yuska juga bisa melihat teman-teman yang berada di sebelah sana *oke abaikan*. Kesimpulan saya ketika membaca resensi yang Mbak yuska tuliskan adalah; semakin penasaran dan ingin membacanya secara langsung. tetapi, sayangnya… sebenarnya saya juga mengharapkan adanya jumpa dengan penulis secara langsung dan mengadakan beberapa tanya jawab yang biasanya dilakukan pada virtual book sebelumnya. π¦
Tapi, saya tetap penasaran dengan isi cerita keseluruhannya dan katanya… Mbak Risa (si penulis) menulis buku ini dengan maksud untuk tidak menakut-nakuti si pembaca. π
Tertanda,
Luqyana (luqyanafarah@gmail.com)
@Lqyana
Review yg kali ini berbeda banget sama 2 review yg sebelumnya,tanpa banyak penjelasan tapi hanya menerangkan beberapa tokoh yg ada dibuku tsb. Dan kayanya buku ini jg bisa jd pembelajaran agar tetap selalu bersyukur sama apa yg udh dimiliki