Monthly Archives: July 2015

12 Tahun Gagasmedia #TerusBergegas @Gagasmedia

image

Gagasmedia merupakan salah satu penerbit di Indonesia yang rajin menerbitkan buku karya penulis muda. Selain inovatif dengan tema yang kece (seri STPC, Glam Girls, The Journeys, dll), Gagasmedia juga perhatian dengan penulis baru. Nama-nama seperti Anggun Prameswari, Alanda Kariza, Aditia Yudis, juga Alexander Thian (ok, kenapa semua penulis yang saya sebut berinisial A ya?!) saya kenal dari karyanya yang diterbitkan oleh Gagasmedia.

Beberapa penulis favorit saya juga bukunya diterbitkan oleh Gagas, seperti Nina Ardianti, Moemoe Rizal, Winna Efendi, dan Vabyo.

Pengalaman berkesan bersama Gagasmedia adalah ketika saya mengikuti lomba 7 Deadly Sins. Banyak banget hal yang saya pelajari selama proses menulis, mengedit naskah mentah sebelum layak terbit. Thank you ya Gagas.

Ok, selanjutnya saya akan menjawab 12 pertanyaan penting sebagai berikut:

image

1. Sebutkan 12 judul buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya.
Have a Little Faith by Mitch Albom (review di sini)
The Fifth Mountain by Paulo Coelho (review di sini)
Perfect Match by Jodi Picoult (review di sini)
Joker by Valiant Budi (review di sini)
Kedai 1001 Mimpi by Valiant Budi (review di sini)
Lisey’s Story by Stephen King (review di sini)
Adultery by Paulo Coelho (review di sini
Maharani by Pearl S. Buck (review di sini)
Kei by Erni Aladjai (review di sini)
Crazy Rich Asians by Kevin Kwang (review di sini)
The Dirt by Nikki Sixx, Tommy Lee, Vince Neil, Mick Mars and Neil Strauss (review di sini)
Thirteen Reasons Why by Jay Asher (review di sini)

2. Buku apa yang pernah membuatmu menangis? Kenapa?
Salah satu buku yang paling menyentuh yang pernah saya baca adalah Have a Little Faith karya Mitch Albom. Buku itu bercerita tentang seorang rabi yang meminta Albom untuk membacakan eulogi di hari kematiannya. Saya sangat tertohok dengan kisah Albom yang menemukan arti dalam hidup. Di tengah buku saya sudah banjir airmata, sadar bahwa saya kurang bersyukur dan memandang masalah dari sisi negatif saja. Buku ini mengubah cara pandang saya akan kehidupan (juga kematian), dan betapa Tuhan menyayangi setiap umat-Nya.

3. Apa quote dari buku yang kamu ingat dan sangat menginspirasi?

Dari segala macam senjata penghancur ciptaan manusia, yang paling berbahaya-dan paling kuat-adalah kata-kata. – The Fifth Mountain by Paulo Coelho.

4. Siapakah tokoh dalam buku yang ingin kamu pacari?
Ketika orang-orang mendambakan Mr. Darcy, Edward Cullen, Christian Grey atau Tobias Eaton, dari jaman kuliah dulu saya tetap mengidamkan Lestat de Lioncourt.

image

Pic credit: here

Alasannya:
• Lestat bukan orang kaya, tapi sikapnya layaknya seorang aristokrat.
• Jago main biola.
• Pintar nyanyi. Pernah jadi rockstar di masa modern.
• Ladies’ man.
• Cool. Tidak banyak bicara tapi tatapannya memikat lawan jenis.
• Predator sejati, jauh lebih berbahaya dari Mr. Grey.
• Tentu saja, wajah tampannya dengan tulang rahang sempurna membuat saya jatuh cinta.

5. Ceritakan ending novel berkesan yang tak akan kamu lupakan.
Sulit untuk tidak memberikan spoiler.
Ending novel yang tak terlupakan tentu saja Breaking Dawn by Stephenie Meyer. Biar orang-orang mencerca dan banyak kritikus menganggap Twilight Saga cheesy, menurut saya sih Twilight Saga bisa dikategorikan sebagai fairy tale modern. Happy ending ala-ala fairy tale, dimana Bella dan Edward akhirnya bersama membuat saya tidak akan melupakan ending novel ini.

6. Buku pertama Gagas yang kamu baca, dan kenapa kamu memilih itu?

image

Kambing Jantan karya Raditya Dika adalah buku pertama Gagas yang saya baca. Alasannya karena covernya yang kocak, cukup catchy dibandingkan cover buku-buku lain yang serius di rak buku new release di Gramedia. Selain cover, saya juga membaca sinopsisnya yang gokil. Terbukti buku ini sukses membuat saya terpikat dengan buku-buku terbitan Gagas.

7. Dari sekian banyak buku yang kamu punya, apa judul yang menurutmu menarik, kenapa?

image

Menurut saya, judul novel yang menarik dan mudah diingat adalah Interlude karya Windry Ramadhina. Selain singkat, saya juga suka dengan arti kata interlude, yaitu selingan, atau istirahat (break). Dalam hidup, pada setiap kegiatan, setiap orang membutuhkan interlude. Dalam musik, interlude (biasanya) menghubungkan bridge dengan chorus, transisi yang membuat suatu lagu memiliki nada-nada tambahan agar tidak terdengar membosankan. Whatever it is, interlude is my favorite word. Tapi setelah saya perhatikan, judul novel-novel Windry memang tidak pernah lebih dari satu kata. Smart banget.

8. Sekarang lihat rak bukumu. Cover apa yang paling kamu suka, kenapa?

image

Cover Happily Ever After karya Winna Efendi adalah salah satu favorit saya. Alasannya simple aja sih: sesuai dengan judulnya, cover buku ini layaknya cover buku dongeng tapi tidak terkesan kekanak-kanakan. Kalau saya cuma melihat ilustrasi gambarnya saja, saya pasti mengira buku ini adalah buku terbitan penerbit luar negeri. Komposisi warnanya juga cakep, ada ungu kecil menyembul di antara hijau-hijauan. Very pretty.

9. Tema cerita apa yang kamu sukai, kenapa?
Saya suka thriller dan misteri. Saya suka tantangan, menerka-nerka pelaku kejahatan dan kejadian apa yang akan terjadi di bab selanjutnya. Selain thriller dan misteri, saya juga suka romance dan drama. Biasanya kalau saya penat dan jenuh dengan thriller dan misteri, saya mencari solace di buku genre romance dan drama yang lebih realistis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.

10. Siapa penulis yang ingin kamu temui, jika sudah ketemu, kamu mau apa?
image

Pertanyaan ini mungkin jawabannya bisa setebal 1 novel. Salah satu penulis yang ingin saya temui adalah Valiant Budi. Saya sering berinteraksi di Twitter dan Facebooknya, mengomentari tweet atau foto-foto yang dia unduh. Saya selalu suka dengan penulis yang kaya pengalaman dan cerita. Dan biasanya penulis yang kaya pengalaman dan punya segudang kisah hidup, karyanya juga pasti akan “kaya” akan cerita bermakna. Tentu saja selain selfie, kalau saya ketemu Aa Vibi, saya akan banyak tanya-tanya tentang pengalaman travelingnya yang tidak ditulis di bukunya.

11. Lebih suka baca ebook atau buku cetak, kenapa?

Jujur, saya lebih suka buku cetak. Tapi, kalau suami dan anak sudah tidur (kami masih tidur bertiga sekamar), saya membaca ebook karena bisa dibaca dalam keadaan gelap. Sensasi membaca buku cetak berbeda jika dibandingkan membaca ebook. Saya bisa memegang dan mengelus-elus kertasnya, menelusuri huruf-huruf timbul di cover, juga koleksi buku cetak saya bisa saya pamerkan dengan mengupload fotonya di social media. Sedangkan ribuan ebook yang saya miliki tidak terlihat wujudnya, hanya tersimpan di ereader. Alasan lain adalah saya lebih kuat membaca buku cetak berjam-jam dibanding membaca ebook. Mata saya lebih cepat lelah saat membaca ebook.

12. Sebutkan 12 kata untuk Gagasmedia menurutmu.

Penerbit unyu pencetak penulis muda berbakat yang karyanya melekat di hati pembaca.

Selesai sudah saya menjawab 12 pertanyaan dari Gagasmedia.

Dari lubuk hati paling dalam, saya ingin mengucapkan:

Happy 12th anniversary, Gagasmedia. Terima kasih telah menerbitkan begitu banyak karya luar biasa yang menginspirasi kami, para pembaca setiamu. Semoga di usia yang ke-12 ini Gagas makin dewasa dan buku-buku yang diterbitkan juga lebih dahsyat lagi.

I love you, Gagas ❤

image