Monthly Archives: March 2015

Wishful Wednesday 45: Books With Strong Female Characters

20130403-124544

Nggak kerasa udah sampai di postingan ke-45. Belum semua wishlist saya terkabul, tapi saya belum kapok berandai-andai untuk memiliki buku impian.

Maret adalah Women’s History Month (di Amerika sih), saya jadi browsing buku-buku yang karakter tokoh utamanya kuat. Nggak nyambung dengan sejarah, walau ada juga buku incaran saya yang tokohnya memang ada di masa lalu.

Wishlist saya kali ini ada 5 buku.

image

Saya sedang mengikuti serial The White Queen yang diambil dari buku The White Queen, The Red Queen, dan Kingmaker’s Daughter. Kebetulan saya sudah punya The White Queen. Karena penasaran, saya jadi ingin membaca semua buku seri The Cousin’s War yang nggak kalah seru dengan intrik The Tudors.

image

Saya jatuh cinta dengan sinopsisnya. Dua anak kecil yang melarikan diri ke New York kemudian tinggal di dalam museum sepertinya mengasyikkan.

image

Kisah tentang imigran selalu memikat saya. Kali ini anak Mexico yang berkecukupan terpaksa harus hijrah ke California dan mengalami kesulitan ekonomi di sana.

image

Buku ini berkisah tentang seorang anak campuran kaukasia dengan kulit hitam dan mengalami kebingungan ras karena perlakuan lingkungannya.

image

Seorang gadis yang memasuki clique bernama Bluebloods di sebuah sekolah elit harus berhadapan dengan kasus pembunuhan. Saya cukup penasaran dengan karya Pessl.

Yang mau ikut pamer wishlist-nya, langsung saja klik Perpus Kecil.

Happy Wednesday!

image

[Book Review] Maharani by Pearl S. Buck

image

image

image

Judul: Maharani (The Imperial Woman)
Penulis: Pearl S. Buck
Alih bahasa: Lily Wibisono
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Web Penerbit: klik
Terbit: Agustus 1993, cetakan kedua
Tebal: 800 halaman (Buku 1 & 2)
ISBN: 979-511-563-4
Format: paperback
Kategori: Fiksi
Genre: Romance, Historical Fiction
Beli di: Second OLshop
Harga: IDR 30,000
Kalimat Pembuka:
Suatu hari di bulan April, di kota Peking, pada bulan keempat tahun Masehi 1852, bulan ketiga perhitungan Cina, tahun kedua ratus delapan Manchu, pada zaman Dinasti Ch’ing yang agung.

image

Maharani merupakan kisah yang banyak menggambarkan intrik-intrik khas timur, serta kekejaman yang tersembunyi di balik kemegahan dan kemewahan istana kekaisaran Manchu di Cina. Novel ini juga menyajikan kisah yang romantis dan mendebarkan tentang seorang wanita ambisius yang rela mengorbankan ikatan kekeluargaan serta pria yang dicintainya demi meraih kekuasaan. Ia berhasil selamat dari usaha-usaha untuk menyingkirkan dirinya serta percobaan-percobaan pembunuhan yang ditujukan terhadapnya, hingga dapat mempertahankan kedudukannya sebagai penguasa suatu negeri yang amat besar. Wanita cantik dan cerdas ini adalah Tzu Hsi, selir favorit seorang kaisar yang lemah, ibu sang Pewaris, wanita terakhir dan terbesar yang memerintah Cina. Ia adalah Sang Ratu Takhta Naga.

image

Ketika saya mengetik blurb, saya membacanya dengan suara Maria Oentoe. Siapakah beliau? Googling ya, adik-adik 😁.

Ok, sekarang pendapat saya tentang buku ini. Karena saya membaca buku edisi jadul, buku ini terasa panjang. Bayangkan saja, buku 1 dan 2 digabungkan jadi 800 halaman. Lumayan tebal. Saya juga agak lama membaca buku ini, karena selingkuh dulu dengan buku yang lain.
Bukan karena buku ini jelek (malah sebaliknya, saya suka banget sama buku ini), tapi karena saya butuh selingan ketika membaca buku ini.

Maharani bercerita tentang Orchid yang dipanggil ke istana untuk menjadi selir kaisar. Di istana, selir juga ada tingkatan. Orchid terpilih menjadi selir kelas 3, yang paling rendah. Seiring waktu, karena ia memiliki tubuh yang molek, wajah yang cantik, juga kepandaian yang bahkan melebihi calon istri kaisar, Orchid diangkat menjadi selir kelas satu dan menjadi kesayangan kaisar.
Sepupu Orchid, Sakota, yang dipilih kaisar untuk menjadi istrinya, posisinya tergeser karena Orchid lebih disayang oleh kaisar.

Sebenarnya, Orchid sudah dijodohkan dengan Jung Lu, pengawal istana. Keduanya saling mencintai. Namun Orchid memilih untuk menjadi selir istana demi meraih kekuasaan. Orchid (atau Ci Xi) mengandung dan melahirkan seorang putra, membuat kedudukannya semakin kuat di kerajaan.

Ci Xi adalah tipe wanita yang rela melakukan apa saja demi mencapai tujuan. Ia pintar mengambil hati ibu suri, kaisar, hingga kasim istana. Ia juga lihai dalam melakukan strategi politik untuk menjatuhkan lawannya.

Ketika puteranya menduduki tahta kaisar, Ci Xi masih berkuasa. Ia juga merasa insecure saat kaisar memiliki istri yang dicintainya, membuat Ci Xi ketakutan menantunya ingin merebut kekuasaan. Dan yang membuat Ci Xi cemburu adalah kaisar dan istrinya saling mencintai, tidak seperti dirinya yang harus berpisah dengan kekasihnya, Jung Lu, dan menikah dengan almarhum kaisar yang ia benci.

Buku ini alurnya tidak terlalu lambat walau cukup panjang. Saya juga suka dengan pemikiran Ci Xi yang praktis, tidak seperti kebanyakan wanita. Ia juga pintar berdiplomasi, suka membaca buku politik, pintar melukis, dan lihai membaca kelemahan lawan. Sedikit banyak saya jadi membandingkan Ci Xi dengan Empress Ki.

Maharani pertama kali terbit tahun 1956. Bayangkan bagaimana jadulnya bahasa yang digunakan Pearl S. Buck. Namun, saya tidak terganggu sama sekali. Gaya bercerita Pearl S. Buck tidak manis dan puitis, tapi lebih straight to the point dan menghentak-hentak penuh luapan emosi. Apalagi latar waktu Maharani di era dinasti Qing yang penuh gejolak di mana bangsa Barat datang untuk ‘mengacau’ dan terjadi perubahan pandangan terhadap budaya dan tradisi Tiongkok karena pengaruh bangsa Barat. Pada masa itu perdagangan opium juga marak di Cina, membuat banyak orang Cina jadi pecandu.
Karena saya suka dengan sejarah, mau tidak mau saya jadi membandingkan buku ini dengan sejarahnya. Dan saya menemukan buku ini:

image

Nanti saya akan baca dan tulis resensinya sebagai bahan perbandingan.

Satu pepatah yang mewakili cerita ini adalah “You can’t always get what you want.” Selalu harus ada yang dikorbankan dalam hidup.

image

Apakah seorang yang berjiwa besar akan menyombongkan jasanya?

Aku tidak mengerti mengapa kita harus menerima agama asing, sementara kita sendiri telah mempunyai tiga agama yang baik.

Wanita yang berkuasa tak pernah punya orang kepercayaan.

image

image

[Book Review] Peach Blossom Pavilion by Mingmei Yip

image

image

image

Title Peach Blossom Pavilion
Author: Mingmei Yip
Publisher: Kensington
Author’s Link: link
Date of Release: June 1, 2008
No. of Pages: 432
ISBN: 9781617739088
Format: Ebook
Category: Fiction
Genre: Chinese Lit, Historical Fiction, Romance
Where to Buy: Better World Books, $7.99 here
Opening Line:
The California sun slowly streams in through my apartment window, then gropes its way past a bamboo plant, a Chinese vase spilling with plum blossoms, a small incense burner, then finally lands on Bao Lan-Precious Orchid-the woman lying opposite me without a stitch on.

image

In a sunny California apartment, a young woman and her fiancé arrive to record her great-grandmother’s story. The story that unfolds of Precious Orchid’s life in China, where she rises from a childhood of shame to become one of the most successful courtesans in the land, is unlike any they’ve heard before. . .

When Precious Orchid’s father is falsely accused of a crime and found guilty, he is executed, leaving his family a legacy of dishonor. Her mother’s only option is to enter a Buddhist nunnery, so she gives her daughter over to the care of her sister in Shanghai.

At first, life at Peach Blossom Pavilion feels like a dream. Surrounded by exotic flowers, murmuring fountains, colorful fishponds, and bamboo groves, Precious Orchid sees herself thriving. She is schooled in music, literature, painting, calligraphy, and to her innocent surprise, the art of pleasuring men. For the beautiful Pavilion hides its darker purpose as an elite house of prostitution. And even as she commands the devotion of China’s most powerful men, Precious Orchid never gives up on her dream to escape the Pavilion, be reunited with her mother, avenge her father’s death, and find true love. And as the richest, most celebrated Ming Ji or “prestigious courtesan” in all of China, she just might have her way even if it comes with a devastating price. . .

Sweeping in scope and stunning in its evocation of China, Peach Blossom Pavilion is a remarkable novel with an unforgettable heroine at the heart of its powerful story. . .

image

Peach Blossom Pavilion adalah buku kedua karya Mingmei Yip yang saya baca. Saya pertama kali berkenalan dengan karya beliau melalui Petals From The Sky (link review), dan saya baca versi terjemahannya. Meskipun mendapat rating ‘pas-pasan’ di Goodreads, saya menyukai buku ini. Bahasanya puitis dan ceritanya bikin hati ‘nyes’.
Saya agak heran dengan rating buku Peach Blossom Pavilion yang lebih tinggi tapi saya nggak suka dengan buku ini.

Alasan saya:
1. Ceritanya terlalu mirip dengan Memoirs of a Geisha. Biaa dibilang Peach Blossom Pavilion adalah ripoff-nya MoaG.
2. Bahasa yang digunakan nggak seindah Petals from the Sky. Terlalu brutal vulgar untuk ukuran buku historical fiction. Terlalu banyak kata fuck yang bikin saya risih. Saya nggak akan protes menemukan fuck yang bertebaran di buku erotica, misalnya. Pemilihan kosa katanya kurang tepat.
3. Di luar kemiripan dengan MoaG, buku ini terlalu sinetronish. Xiang Xiang anak orang berada. Bapaknya dieksekusi padahal nggak bersalah. Ibunya jadi biksuni. Xiang Xiang dititipkan pada kenalannya, Fang Rong, yang mengaku orang kaya dan berjanji untuk membesarkan Xiang Xiang. Ibunya ini tidak tahu latar belakang Fang Rong, asal kasih dan percaya. Sesampainya di rumah bordil, Fang Rong dan suaminya tertawa seperti orang-orang jahat di sinetron gitu, mengejek ibu Xiang Xiang, berkata bahwa mereka mendapatkan anak cantik dengan gratis. Oh my
4. Ciri-ciri fisik yang digambarkan Mingmei Yip di buku ini juga sangat stereotip. Fang Rong digambarkan gemuk dengan tompel di pipi dan penampilan lebay.

Jujur aja, saya kecewa dengan buku ini, tidak sesuai dengan harapan. Seandainya saya membaca buku ini lebih dulu, mungkin saya tidak mau lagi membaca buku karya Mingmei Yip.

Yang saya sukai dari buku ini mungkin hanya pace-nya cepat dan bahasanya yang mudah dipahami.

Saya belum kapok untuk membaca buku karya Mingmei Yip. Tapi, jika mengecewakan lagi, saya akan berhenti dan melupakan Mingmei Yip.

image

image

Kid Reads: The Little Engine that Could

image

Welcome to our new segment. Starting this month, I’m going to review children’s books, and perhaps, give some recommendations. Kid’s books are fun to read. It’s full colors, lightweight, and easy to absorb. The message is clear too. Each book has a purpose and, I feel a bit nostalgic everytime I read it. It always gives a good feeling. That’s what it’s all about, right?

And, our first book is:

image

The Little Engine That Could by Watty Piper
Illustrator: Cristina Ong
Published: March 28th 1991 by Grosset & Dunlap
Format: Board Book, 32 pages
ISBN: 9780448401010
Price: $5.98 (20% discount)
Purchased at: Better World Books
Age: 4 – 6
Goodreads Link: here

Designed especially for toddlers, this large die-cut board book features an intriguing locomotive shape, bright, cheery illustrations, and a simple retelling of the original story just right for reading aloud.

I bought this book merely because I was given a list of readings that teach about The 7 Habits of Highly Effective Kids. It’s not compulsory to buy the books, but I think teaching kids through reading is very effective.
Since AJ’s school implements the 7 habits daily, it’s good to prolong the learning at home.

I love this book. It teaches kids to empower them to overcome difficulties.

My favorite quote:

image

What AJ thinks about the book:

I like the book. I want to be like the little blue engine.

Creds: here and here

Enjoy this rainy Wednesday!

image

Wishful Wednesday 44: Read The World

20130403-124544

Akhirnya posting lagi setelah absen satu bulan lebih. Sebenernya pengin memenuhi wishlist yang belum kesampaian, tapi apa daya selalu ada buku baru yang menggoda.

Apalagi setelah blogwalking ke sini. Ann Morgan baru merilis bukunya yang berjudul Reading The World.

image

Salah satu wishlist saya minggu ini adalah buku di atas.

Setelah blogwalking ke blog-nya Ann, saya sempat kepikiran pengin ikut challenge yang serupa. Tapi, saya sadar diri karena sudah ikutan banyak challenge, jadi saya tunda keinginan saya tahun depan saja. Dan, tentu saja, untuk membaca buku dari semua negara yang ada di dunia agak sulit diwujudkan dalam satu tahun (untuk saya). Kalau saya jadi ikut Read The World Challenge, saya akan membaca buku dari negara yang bukunya mudah didapat.

Cek list bacaan Ann di sini

Demi mencicil buku untuk challenge impian, saya pengin punya buku-buku ini:

image

One Thousand and One Nights by Hanan Al-Shaykh

One Thousand and One Nights are the never-ending stories told by Shahrazad under sentence of death to King Shahrayar. Maddened by the discovery of his wife’s orgies, King Shahrayar vows to marry a virgin every night and kill her in the morning. To survive, his newest wife Shahrazad spins a web of tales each night, leaving the King in suspense when morning comes, prolonging her life for another day.

Gathered from India, Persia and across the great Arab empire, these mesmerising stories tell of the real and the supernatural, love and marriage, power and punishment, wealth and poverty, and the endless trials and uncertainties of fate. Retold by Hanan al-Shaykh, One Thousand and One Nights are revealed in an intoxicating new voice.

image

Americanah by Chimamanda Ngozi Adichie

From the award-winning author of Half of a Yellow Sun, a dazzling new novel: a story of love and race centered around a young man and woman from Nigeria who face difficult choices and challenges in the countries they come to call home.

As teenagers in a Lagos secondary school, Ifemelu and Obinze fall in love. Their Nigeria is under military dictatorship, and people are leaving the country if they can. Ifemelu—beautiful, self-assured—departs for America to study. She suffers defeats and triumphs, finds and loses relationships and friendships, all the while feeling the weight of something she never thought of back home: race. Obinze—the quiet, thoughtful son of a professor—had hoped to join her, but post-9/11 America will not let him in, and he plunges into a dangerous, undocumented life in London.

Years later, Obinze is a wealthy man in a newly democratic Nigeria, while Ifemelu has achieved success as a writer of an eye-opening blog about race in America. But when Ifemelu returns to Nigeria, and she and Obinze reignite their shared passion—for their homeland and for each other—they will face the toughest decisions of their lives.

Fearless, gripping, at once darkly funny and tender, spanning three continents and numerous lives, Americanah is a richly told story set in today’s globalized world: Chimamanda Ngozi Adichie’s most powerful and astonishing novel yet.

Americanah akan diangkat ke layar lebar. Link berita klik aja.

Yang mau ikutan posting wishlist-nya, cek aja blog Perpus Kecil.

Happy Wednesday!

image