Blog Archives

[Book Review] The Murder of King Tut by James Patterson

image

image

Judul: The Murder of King Tut
Penulis: James Patterson and Martin Dugard
Alih Bahasa: Julanda Tantani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Web Penerbit: klik
Terbit: Juni 2013
Tebal: 392 halaman
ISBN: 978-979-22-9713-3
Format: Paperback
Kategori: Fiksi
Genre: Mystery
Bisa dibeli di: Blibli
Harga: IDR 52rb
Kalimat Pembuka:
Saat itu Malam Tahun Baru, ketika seorang penjelajah serius dan tampan bernama Howard Carter, yang lancar berbahasa Arab, memberikan perintah untuk memulai penggalian.

image

Tutankhamun, si Raja Bocah, terpaksa naik takhta pada usia Sembilan tahun. Baru sembilan tahun memerintah, Raja Tut wafat tiba-tiba, namanya lenyap dari sejarah Mesir dan sampai hari ini kematiannya masih terselubung misteri.

Howard Carter berniat mengungkap jawaban atas misteri yang telah berumur tiga ribu tahun ini dan bertekad untuk menemukan makam tersembunyi sang Firaun. Dia memulai penelitiannya pada tahun 1907, namun menghadapi banyak halangan, sebelum akhirnya usahanya membawa hasil.

Berdasarkan bukti-bukti X-ray, arsip-arsip Carter, dan lainlainnya, James Patterson dan Martin Dugard menyusun kisah tentang kehidupan dan kematian Raja Tut dalam sebuah novel yang penuh intrik dan pengkhianatan.

image
Saya sudah memiliki buku ini sejak buku ini baru dirilis, tapi baru sempat membacanya dua tahun kemudian (bookhoarder alert.)

Gara-gara menonton miniseri Tut, saya mencari-cari buku ini yang berada di tumpukan kontener paling bawah.

Tidak seperti karya-karya sebelumnya, James Patterson menggabungkan fakta sejarah dengan fiksi di buku ini. Menarik karena buku ini bercerita tentang tokoh-tokoh lintas generasi (menggunakan alur maju-mundur), juga tokoh-tokoh nyata (Howard Carter, Akhenaten, Nefertiti, Tutankhamun hingga James Patterson sendiri selaku narator), membaca novel ini serasa melakukan time traveling. Tidak selalu mulus karena setiap perpindahan waktu, saya butuh mengumpulkan mood agar saya ngeh berada di era tersebut.

Howard Carter, seorang ahli peradaban Mesir, berambisi ingin mencari menemukan kubur firaun yang baru agar namanya bisa terkenal, juga kaya raya.
Namun, pencarian kubur firaun yang tidak terkenal itu tidak mudah. Selain faktor dana dan waktu, letak makam Tut memang tidak lazim dan sangat tersembunyi.

Flashback ke masa lalu, dikisahkan Tut adalah putra yang tidak disukai Akhenaten. Namun, berbeda dengan ayahnya yang mabuk kuasa, wanita, juga alkohol, Tut tumbuh menjadi pribadi yang sangat berbeda dengan ayahnya. Ia tumbuh tanpa ibu kandung, tapi Nefertiti sangat menyayanginya dan menyiapkannya untuk menjadi seorang firaun.

OK, saya tidak mau spoiler jadi cukup sampai di sini rangkumannya.

Sesuai dengan judul bukunya, berdasarkan riset yang dilakukan Patterson, dia menyimpulkan bahwa Tut dibunuh. Berbeda dengan miniseri yang saya tonton, Tut tewas karena infeksi pada kaki.
Kebenarannya seperti apa, saya juga tidak tahu. Yang pasti, semua pihak yang terlibat dalam penggalian makam Tutankhamen pasti terkena sial. Konon, ada kutuk mengerikan di makam firaun muda ini.

Yang saya pelajari dari buku ini antara lain:
1. Proses mumifikasi itu sangat mengerikan.
2. Praktik inses sangat lazim dilakukan untuk menjaga kemurnian darah.
3. Sulit untuk mempercayai seseorang. Bagaimana pun meyakinkannya seorang bawahan, risiko untuk berkhianat selalu ada.
4. Dalam politik, selalu ada pihak yang dikorbankan demi kepentingan seseorang.
5. Kebenaran kolektif dijadikan alat politik.
6. Sejarah bisa diubah sesuai keinginan penguasa saat itu demi membangun ‘citra-nya’.
7. Ketika seseorang sukses, dia akan dirubung oleh orang-orang yang ingin kecipratan dan yang merasa ikut andil atau berkepentingan atas kesuksesan orang tersebut.
8. Pada mulanya, para penguasa Mesir dimakamkan di dalam piramida-piramida batu yang indah. Namun gara-gara para penjarah, para firaun menyembunyikan makam mereka.

Overall, menurut saya buku ini adalah salah satu karya terbaik James Patterson. Kalau kamu suka sejarah, buku ini cocok untuk kamu baca.

image

Meninggikan suara berarti menunjukkan kelemahan.

image

Need second opinion?

Books to Share (review dalam Bahasa Indonesia)

Luxury Reading (Review dalam Bahasa Inggris)

image

[Book Review] Maharani by Pearl S. Buck

image

image

image

Judul: Maharani (The Imperial Woman)
Penulis: Pearl S. Buck
Alih bahasa: Lily Wibisono
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Web Penerbit: klik
Terbit: Agustus 1993, cetakan kedua
Tebal: 800 halaman (Buku 1 & 2)
ISBN: 979-511-563-4
Format: paperback
Kategori: Fiksi
Genre: Romance, Historical Fiction
Beli di: Second OLshop
Harga: IDR 30,000
Kalimat Pembuka:
Suatu hari di bulan April, di kota Peking, pada bulan keempat tahun Masehi 1852, bulan ketiga perhitungan Cina, tahun kedua ratus delapan Manchu, pada zaman Dinasti Ch’ing yang agung.

image

Maharani merupakan kisah yang banyak menggambarkan intrik-intrik khas timur, serta kekejaman yang tersembunyi di balik kemegahan dan kemewahan istana kekaisaran Manchu di Cina. Novel ini juga menyajikan kisah yang romantis dan mendebarkan tentang seorang wanita ambisius yang rela mengorbankan ikatan kekeluargaan serta pria yang dicintainya demi meraih kekuasaan. Ia berhasil selamat dari usaha-usaha untuk menyingkirkan dirinya serta percobaan-percobaan pembunuhan yang ditujukan terhadapnya, hingga dapat mempertahankan kedudukannya sebagai penguasa suatu negeri yang amat besar. Wanita cantik dan cerdas ini adalah Tzu Hsi, selir favorit seorang kaisar yang lemah, ibu sang Pewaris, wanita terakhir dan terbesar yang memerintah Cina. Ia adalah Sang Ratu Takhta Naga.

image

Ketika saya mengetik blurb, saya membacanya dengan suara Maria Oentoe. Siapakah beliau? Googling ya, adik-adik 😁.

Ok, sekarang pendapat saya tentang buku ini. Karena saya membaca buku edisi jadul, buku ini terasa panjang. Bayangkan saja, buku 1 dan 2 digabungkan jadi 800 halaman. Lumayan tebal. Saya juga agak lama membaca buku ini, karena selingkuh dulu dengan buku yang lain.
Bukan karena buku ini jelek (malah sebaliknya, saya suka banget sama buku ini), tapi karena saya butuh selingan ketika membaca buku ini.

Maharani bercerita tentang Orchid yang dipanggil ke istana untuk menjadi selir kaisar. Di istana, selir juga ada tingkatan. Orchid terpilih menjadi selir kelas 3, yang paling rendah. Seiring waktu, karena ia memiliki tubuh yang molek, wajah yang cantik, juga kepandaian yang bahkan melebihi calon istri kaisar, Orchid diangkat menjadi selir kelas satu dan menjadi kesayangan kaisar.
Sepupu Orchid, Sakota, yang dipilih kaisar untuk menjadi istrinya, posisinya tergeser karena Orchid lebih disayang oleh kaisar.

Sebenarnya, Orchid sudah dijodohkan dengan Jung Lu, pengawal istana. Keduanya saling mencintai. Namun Orchid memilih untuk menjadi selir istana demi meraih kekuasaan. Orchid (atau Ci Xi) mengandung dan melahirkan seorang putra, membuat kedudukannya semakin kuat di kerajaan.

Ci Xi adalah tipe wanita yang rela melakukan apa saja demi mencapai tujuan. Ia pintar mengambil hati ibu suri, kaisar, hingga kasim istana. Ia juga lihai dalam melakukan strategi politik untuk menjatuhkan lawannya.

Ketika puteranya menduduki tahta kaisar, Ci Xi masih berkuasa. Ia juga merasa insecure saat kaisar memiliki istri yang dicintainya, membuat Ci Xi ketakutan menantunya ingin merebut kekuasaan. Dan yang membuat Ci Xi cemburu adalah kaisar dan istrinya saling mencintai, tidak seperti dirinya yang harus berpisah dengan kekasihnya, Jung Lu, dan menikah dengan almarhum kaisar yang ia benci.

Buku ini alurnya tidak terlalu lambat walau cukup panjang. Saya juga suka dengan pemikiran Ci Xi yang praktis, tidak seperti kebanyakan wanita. Ia juga pintar berdiplomasi, suka membaca buku politik, pintar melukis, dan lihai membaca kelemahan lawan. Sedikit banyak saya jadi membandingkan Ci Xi dengan Empress Ki.

Maharani pertama kali terbit tahun 1956. Bayangkan bagaimana jadulnya bahasa yang digunakan Pearl S. Buck. Namun, saya tidak terganggu sama sekali. Gaya bercerita Pearl S. Buck tidak manis dan puitis, tapi lebih straight to the point dan menghentak-hentak penuh luapan emosi. Apalagi latar waktu Maharani di era dinasti Qing yang penuh gejolak di mana bangsa Barat datang untuk ‘mengacau’ dan terjadi perubahan pandangan terhadap budaya dan tradisi Tiongkok karena pengaruh bangsa Barat. Pada masa itu perdagangan opium juga marak di Cina, membuat banyak orang Cina jadi pecandu.
Karena saya suka dengan sejarah, mau tidak mau saya jadi membandingkan buku ini dengan sejarahnya. Dan saya menemukan buku ini:

image

Nanti saya akan baca dan tulis resensinya sebagai bahan perbandingan.

Satu pepatah yang mewakili cerita ini adalah “You can’t always get what you want.” Selalu harus ada yang dikorbankan dalam hidup.

image

Apakah seorang yang berjiwa besar akan menyombongkan jasanya?

Aku tidak mengerti mengapa kita harus menerima agama asing, sementara kita sendiri telah mempunyai tiga agama yang baik.

Wanita yang berkuasa tak pernah punya orang kepercayaan.

image

image

[Book Review] The Translator by Leila Aboulela

image

image

image

Judul: The Translator (Sang Penerjemah)
Penulis: Leila Aboulela
Web Penulis: di sini
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Web Link: di sini
Terbit: Oktober 2011
Tebal: 272 halaman
ISBN: 9789792275865
Format: paperback
Kategori: Fiksi
Genre: Romance, Religion, Cultural
Beli di: Bazaar Gramedia Bintaro Plasa
Harga: IDR 15,000
Kalimat Pembuka:
Dia bermimpi hari itu hujan dan dia tidak bisa pergi keluar untuk menemui lelaki itu seperti yang telah direncanakannya.

image

Sammar, janda berkebangsaan Sudan, bekerja sebagai penerjemah bahasa Arab di universitas di Skotlandia. Sejak kematian mendadak suaminya, anak lelaki satu-satunya tinggal dengan keluarga Sammar di Khartoum, meninggalkan dia sendirian di Aberdeen yang dingin dan kelabu, berduka dan kesepian. Tetapi ketika dia mulai menerjemahkan untuk Rae, peneliti Islam dari Skotlandia, keduanya menjalin persahabatan yang sangat kuat yang membangunkan keinginan hidup Sammar yang selama ini dikubur dalam-dalam. Saat mereka mulai jatuh cinta, Sammar tahu mereka harus lebih dulu mengatasi perbedaan di antara mereka dalam menyikapi keyakinan masing-masing. Gabungan kisah cinta, antara manusia dan Tuhan-nya dirangkum dengan indah dalam cerita ini, The Translator adalah kisah keberanian seorang wanita untuk tetap teguh dengan keyakinan, diri, dan cintanya.

image

Terus terang saya bingung bagaimana meresensi buku ini. Dari awal hingga halaman 50an terasa flat dan tersendat-sendat, tidak jelas ke mana tujuannya. Pikiran Sammar, tokoh utamanya, juga melompat-lompat maju mundur, membuat saya jadi maju mundur juga bacanya.

Seperti yang sudah disebutkan di blurb, Sammar adalah penerjemah bahasa Arab di Skotlandia. Ia bekerja dengan Rae, peneliti Islam asal Skotlandia. Hubungan yang terjalin sangat lamban.
Profesi Sammar sebagai penerjemah juga tidak terlalu dalam tergali. Ia lebih banyak bercerita tentang keluarganya.

Rangkaian kata yang ditulis Aboulela puitis, tapi terkesan jadi bertele-tele karena lama sekali menuju tujuan.

Buku ini cocok untuk pembaca yang sabar.

image

[Book Review] Mencintaimu Pagi, Siang, Malam by Andrei Aksana

posting bareng BBI 2014

https://lustandcoffee.files.wordpress.com/2013/06/book_info.jpg

10794324Judul: Mencintaimu Pagi, Siang, Malam
Penulis: Andrei Aksana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Februari 2011
Tebal: 224 halaman
ISBN: 978-979-22-6733-4
Kategori: Kumpulan Puisi
Genre: Romance
Beli di: Bazaar Gramedia Bintaro Plaza
Harga: Rp. 10,000
Bisa dibeli di: Bukabuku – Harga: Rp. 42,500
Kalimat pembuka:
Pagi untuk mencintaimu, seolah tak ada lagi hari esok.

book_blurb

@FiraBasuki:
Mencintai kamu.
Seperti dilebihkan waktu.
Setiap pagi bertambah rasaku.

@djenarmaesaayu:
Love is when you are falling in love every day with the same person.

@ratihkumala:
Musim panas sedang gerah dan patah hati.
Izinkan terik siang ini dia berteduh di mimpimu.

@clara_ng:
Malam adalah memoar luka, seperti angin mencatat pilu di palung mata dara-dara.
Pada keringat dadanya, gairah syahwat menelanjangi cinta.

thoughtsBelum pernah saya membaca buku kumpulan puisi sebelumnya. Thanks toBBI yang sudah menggelar event baca bareng dan mengambil tema buku ini. Kalau nggak mungkin saya juga nggak bakalan baca buku kumpulan puisi.

Puisi itu, terus terang, bukan genre favorit saya juga. Bisa dibilang saya menghindari buku puisi karena takut ribet dengan kata-kata puisi yang berbunga-bunga namun maknanya nggak jelas (atau saya nggak ngerti maksudnya). Ternyata, membaca puisi itu cukup menyenangkan. Apalagi buku kumpulain puisi karya Andrei Aksana ini termasuk ringan dan nggak njelimet. Kalimat-kalimat puitis nan indah mewarnai buku ini. Biasanya saya membaca novel karya Andrei yang juga disisipi puisi (yang saya kurang suka), tapi—anehnya—saya cukup menikmati buku Mencintaimu Pagi, Siang, Malam ini.

Karena saya bukan penggemar kalimat puitis nan indah berbunga dan bergelora, beberapa puisi pendek yang saya sukai dari buku ini justru yang tidak memakai kata ‘cinta’.

 

Pagi adalah hati yang percaya,
meski kamu entah di mana. (hal. 16)

Pagi untuk melupakan.
Semua yang semalam tak tergenggam. (hal. 21)

Pagi ketika kereta lewat,
tapi kamu tetap di peron,
menunggu tanpa pamrih. (hal. 24)

 

Di dalam buku ini ada cinta yang berbuah manis, cinta tak terbalas, perselingkuhan, juga kesendirian. Pokoknya semua tentang cinta. Namun, karena begitu banyak cinta yang diumbar, saya sempat tersendat membaca buku ini karena saya jenuh dengan cecintaan yang seolah tak berujung.

Sesuai dengan judulnya, penulis mengungkapkan perasaannya saat pagi, siang, hingga malam menjelang. Puisi malam terakhir ditutup dengan bittersweet, seolah ingin menutup cerita dan siap membuka lembaran yang baru.

 

20140225-050101.jpg

Until next time

20131128-083529.jpg

[Book Review] For One More Day by Mitch Albom

https://lustandcoffee.files.wordpress.com/2013/06/book_info.jpg

for-one-more-day
Judul: For One More Day (Satu Hari Bersamamu)
Penulis: Mitch Albom
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Desember 2007
Tebal: 248 halaman
ISBN: 978-979-22-3433-6
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Family, Death, Sports
Beli di: Lotte Mart Bintaro
Harga: Rp. 15,000
Kalimat Pembuka:
“Biar kutebak. Kau ingin tahu kenapa aku mencoba bunuh diri.”

book_blurbFor One More Day adalah kisah tentang seorang ibu dan anak laki-lakinya, kasih sayang abadi seorang ibu, dan pertanyaan berikut ini: Apa yang akan kaulakukan seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kausayangi, yang telah tiada? Ketika masih kecil, Charley Benetto diminta untuk memilih oleh ayahnya, hendak menjadi “anak mama atau anak papa, tapi tidak bisa dua-duanya.” Maka dia memilih ayahnya, memujanya—namun sang ayah pergi begitu saja ketika Charley menjelang remaja. Dan Charley dibesarkan oleh ibunya, seorang diri, meski sering kali dia merasa malu akan keadaan ibunya serta merindukan keluarga yang utuh. Bertahun-tahun kemudian, ketika hidupnya hancur oleh minuman keras dan penyesalan, Charley berniat bunuh diri. Tapi gagal. Dia justru dibawa kembali ke rumahnya yang lama dan menemukan hal yang mengejutkan. Ibunya—yang meninggal delapan tahun silam masih tinggal di sana, dan menyambut kepulangannya seolah tak pernah terjadi apa-apa.

thoughts

For One More Day adalah buku ketiga karya Mitch Albom yang saya baca, dan buku fiksi pertama karya beliau yang saya baca. Beruntung saya berhasil menemukan buku ini di boks obralan Gramedia Lotte Mart, Bintaro. Ternyata, buku ini diobral karena penerbit merilis ulang dengan cover baru yang lebih cantik.

for-one-more-day-baru

For One More Day bercerita tentang Chick Benetto yang menghabiskan satu hari bersama almarhum ibunya, Posey. Chick adalah mantan atlet bisbol pro yang pernah masuk World Series. Hidupnya hancur setelah ia cedera dan tidak bisa lagi bermain bisbol. Lalu, hubungannya dengan istrinya, Catherine, dan putrinya, Maria, juga tidak baik. Ia bahkan tidak diundang untuk menghadiri pernikahan Maria. Chick mencoba untuk mematikan rasa sakit dengan minum-minuman keras, dan ia bertekad untuk mengakhiri hidupnya karena ia sudah merasa tidak berguna lagi. Sebuah kecelakaan membuatnya kembali ke rumah masa kecilnya, dan ia menghabiskan satu hari bersama ibunya.

Setelah membaca tiga buku, saya berkesimpulan bahwa Mitch Albom suka mengangkat tema kematian dalam buku-bukunya. Mitch seolah ingin menekankan bahwa hidup sangat singkat, jadi jangan sia-siakan kesempatan untuk melakukan sesuatu sehingga jika orang tersebut/kita pergi meninggalkan dunia, tidak ada penyesalan yang tertinggal.

Sama seperti buku-buku terdahulunya, buku ini ditulis dengan apik dan membuat pembaca berkaca-kaca. Setelah melahap buku ini, saya jadi ingin memeluk orangtua saya dan mengucapkan terima kasih kepada mereka.

Bacaan yang recommended jika kamu ingin berderai-derai dan memboroskan tisu.

quotes

“Aku melakukan apa yang penting bagiku,” katanya. “Aku menjadi seorang ibu.” (hal. 165)

Percaya, kerja keras,cinta—kalau kau punya hal-hal ini, kau bisa melakukan apa pun. (hal. 202)

 

20131125-062111.jpg

 

Need a second opinion?

Bacaan Bzee
Crazy in Books
Membaca Buku

Until next time ^^

20131128-083529.jpg

[Book Review] Slammed by Colleen Hoover

https://lustandcoffee.files.wordpress.com/2013/06/book_info.jpg

20140221-042907.jpg
Judul: Slammed (Cinta Terlarang)
Seri: Slammed #1
Penulis: Colleen Hoover
Penerjemah: Shandy Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: April 2013
Tebal: 336 halaman
ISBN: 978-979-22-9518-4
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Young Adult, Romance, Teen, Family, Drama
Beli di: Mbak Maria
Harga: Rp. 44,000
Kalimat pembuka:
Aku dan Kel memuat dua kardus terakhir ke dalam truk U-Haul.

book_blurb

Layken harus kuat demi ibu dan adiknya. Kematian mendadak sang ayah, memaksa mereka untuk pindah ke kota lain. Bayangan harus menyesuaikan diri lagi dengan lingkungan baru sungguh menakutkan Layken. Namun semua berubah, begitu ia bertemu dengan Will Cooper, tetangga barunya.

Will memang menarik. Dengan ketampanan dan senyum memikat, pemuda itu menularkan kecintaannya pada slams––pertunjukan puisi. Perkenalan pertama menjadi serangkaian hubungan intens yang membuat mereka semakin dekat, hingga keduanya bertemu lagi di sekolah…

Sayangnya, hubungan mereka harus berakhir. Perasaan yang mulai tumbuh antara Will dan Layken harus dihentikan. Pertemuan rutin mereka di kelas tak membantu meniadakan perasaan itu. Dan puisi-puisi menjadi sarana untuk menyampaikan suara hati. Tentang sukacita, kecemasan, harapan, dan cinta terlarang mereka.

thoughts

Sebelum Iif menentukan buku ini sebagai bacaan Reight bulan Desember, saya sudah punya buku ini dan lanjutannya, Point of Retreat. Saya tertarik membaca buku ini karena direkomendasikan oleh Mbak Maria dan ratingnya juga cukup tinggi di Goodreads.

Awalnya saya sempat tersendat-sendat membaca buku ini, entah kenapa. Belum terlihat hal yang menarik. Namun setelah 40 halaman rasanya lancar, malah jadi ketagihan.

Slammed bercerita tentang Layken (biasa dipanggil ‘Lake’) yang pindah dari Texas ke Michigan bersama ibunya, Julia, dan adik laki-lakinya yang berusia 9 tahun bernama Kel.
Belum sempat menurunkan barang, Kel sudah asyik bermain bersama anak laki-laki seusianya, Caulder, yang tinggal di seberang jalan. Kakak Caulder, Will, adalah pria yang menarik. Tidak perlu menunggu lama, Lake dan Will terlibat insta-love.

Kencan pertama mereka merupakan kejutan. Will membawa Lake ke sebuah kelab yang disulap menjadi arena pembacaan puisi, atau disebut slam. Tak disangka, Lake terkesima dan terhanyut dengan puisi yang dibacakan satu peserta.

Malam itu juga, Lake melihat satu sisi Will yang berbeda, yang tidak biasanya ia tampilkan. Keduanya bertambah dekat.

Ketika Lake masuk sekolah, suasana jadi berbeda. Ia berteman dengan gadis eksentrik bernama Eddie (nama yang dipilihnya sendiri). Lake mendapati Will sebagai guru bahasa Inggrisnya. Dunia seolah terbalik. Hubungan mereka harus dihentikan demi menyelamatkan karier Will yang ada sangkut pautnya dengan masa lalunya.

Sementara itu, Lake juga mencurigai ada sesuatu yang disembunyikan oleh ibunya. Sesuatu yang ketika ia ketahui membuat ia menjadi mirip dan lebih dekat dengan Will.

Points of Discussions:

1. First impression
Suka dengan covernya yang sederhana tapi mewakili judulnya. Tapi saya juga suka dengan versi bahasa Jerman ini:

20140222-045309.jpg

2. How did you experience the book?
Agak tersendat-sendat di awal, belum tahu kemana arah ceritanya. Tapi setelah 40 halaman, lancar. CNPID (Could Not Put It Down).

3. Characters
Layken: Gadis Selatan yang agak blak-blakan. Tidak bisa menerima kenyataan bahwa Will adalah gurunya. Keras kepala, tapi sangat penyayang. Cinta berat dengan The Avett Brothers dan Johnny Depp.

Will: berjuang setengah mati untuk menjaga jarak dengan Lake demi menyelamatkan adiknya. Yatim piatu yang sesekali menengok kakek-neneknya. Sangat menyayangi Caulder. Menyukai puisi dan memilih untuk mencurahkan perasaannya lewat acara slam.

Eddie: gadis eksentrik yang berpindah-pindah dari satu shelter home ke shelter home lainnya. Kekasih Gavin. Periang, jago menyimpan rahasia, suka menulari energinya pada Lake. Sangat disayang oleh ayah angkatnya.

4. Plot
Plotnya mengingatkan saya dengan bagian dari serial Pretty Little Liars, terutama hubungan Lake-Will yang mengingatkan saya dengan hubungan Aria-Ezra. Lalu, sedikit latar belakang Eddie dan acara slam yang kebetulan ada di beberapa episode serial The Fosters yang sedang saya tonton. Menggunakan plot maju dengan menceritakan latar belakang lewat deskripsi dan dialog.

5. POV
Slammed diceritakan dari sudut pandang Layken, menggunakan POV orang pertama.

6. Main Idea/Theme
Sesuai dengan tagline-nya, yaitu cinta terlarang. Cerita di buku ini seputar kisah cinta Will dan Lake yang terlarang, karena mereka berstatus guru dan murid. Dibumbui dengan slam dan penyakit, serta drama keluarga.

7. Quotes

Keterbatasan itu ada untuk dilampaui. (hal. 253)
Satu-satunya kesamaan di antara kami semua adalah satu hal yang tidak terhindarkan. Yaitu, kami semua pada akhirnya akan mati. (hal. 251)

8. Ending
Ending-nya mengharu-biru. Sangat puas.

9. Questions
Tidak ada

10. Benefits
Kematian adalah hal mutlak, bagian dari garis hidup manusia. Seharusnya, tiap orang harus siap untuk menghadapinya, baik itu kematian orang terdekat atau kematian diri sendiri. Saya mendapat pandangan tentang cara penerimaan melalui buku ini.

11. Lain-lain
Ada sedikit keganjilan dari buku ini, cuma sedikit aja sih. Beberapa dialog memang panjang, tapi itu masih saya maklumi. Nah, ada satu yang menurut saya agak aneh, seperti ini:

“Kupandangi lekat-lekat bola itu di tanganku, menyusurkan jariku di sekeliling kulit yang membalutnya, menyentuh huruf-huruf merek bola kaki yang tercetak di bagian sampingnya. Bola berbentuk bulat itu bahkan beratnya tidak sampai setengah kilo. Aku lebih memilih bola kulit konyol di tanganku ketimbang darah dagingku sendiri.” (hal. 240)

Adegan tersebut sewaktu Will sedang bicara dengan Eddie dan Lake di kelas. Menurut saya kok seperti berpuisi ya? Padahal konteksnya sedang menceritakan kejadian masa lalu. Hanya detailnya seperti narasi.

Yang lainnya, ada dua adegan yang membuat saya terharu. Pertama, ketika Julia berbicara dari hati ke hati dengan Lake tentang kondisinya. Yang satunya, saat perayaan ulang tahun Eddie, ketika ayah angkatnya meminta Gavin membacakan puisi untuk Eddie, lalu melepas balon-balon. Manis dan mengharukan, sampai menitikkan air mata saat membaca adegan itu. Juga surat terakhir dari Julia untuk Lake.

Saya merekomendasikan Slammed untuk yang suka genre drama dan ingin bacaan yang mengharu-biru.

Nggak sabar untuk membaca Point of Retreat

20140222-044816.jpg

Happy Weekend^^

20131128-083529.jpg

[Book Review] Arranged Marriage by Chitra Banerjee Divakaruni

https://lustandcoffee.files.wordpress.com/2013/06/book_info.jpg

19546495Judul: Arranged Marriage (Perjodohan)
Seri: Brotherhood of The Conch #3
Penulis: Chitra Banerjee Divakaruni
Penerjemah: Gita Yuliani K.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Januari 2014
Tebal: 376 halaman
ISBN: 978-602-03-0135-8
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Sastra India, Sosial Budaya, Kumpulan Cerita
Beli di: Mbak Maria
Harga: Rp. 51,000 (Pre-order)
Kalimat pembuka:
Tahun itu Ibu sering menangis, di malam hari.

book_blurbKoleksi cerita pendek Chitra Banerjee Divakaruni kali ini merekam jejak perjalanan para gadis dan perempuan India di Amerika. Perubahan suasana, memulai dari awal, terasa menakutkan sekaligus menjanjikan, ibarat samudra yang memisahkan mereka dari tanah kelahiran. Mulai dari cerita tentang pengantin baru yang mimpinya kandas di California, hingga ke janda paruh baya yang bertekad untuk sukses di San Francisco, untaian kalimat-kalimat indah Divakaruni menciptakan potret sebelas perempuan yang akan mengalami transformasi tak terlupakan.

thoughts

Selama ini saya mengoleksi buku-buku karya Chitra Banerjee Divakaruni, tapi saya baru membaca buku terbitan GPU paling baru ini.

Arranged Marriage berisi 11 cerita pendek tentang perempuan India beserta kedukaannya.

1. Kelelawar

Aku adalah gadis kecil yang sering mendapati ibunya menangis di malam hari. Pagi harinya, luka lebam menghiasi wajah ibunya. Ayah Aku adalah pria besar dan kasar. Selalu ada barang terjatuh jika ia berada di rumah.

Suatu pagi, Aku diajak ibunya untuk bergegas meninggalkan rumah sempit mereka di pinggiran kota menuju Gopalpur, sebuah desa tempat kakek-paman Aku tinggal. Di sana, Aku diajak memancing di danau, juga bermain bersama anak ayam, hal yang jarang ia lakukan di kota. Ketika panen tiba, kakek-paman menghalau kelelawar yang menyerang kebun. Aku dan kakek-paman memasukkan bangkai kelelawar ke dalam karung. Saya menyimpulkannya sebagai simbol untuk memungut duka dan kesedihan.

Kebahagiaan Aku tak berlangsung lama. Sepucuk surat membuat ibunya menangis dan mengharuskannya kembali ke kota.

Ketulusan kakek-paman membuat saya trenyuh. Walau ia menderita sakit, ia tetap tersenyum dan tulus menyayangi Aku dan ibunya. Cerita ini merupakan salah satu potret kehidupan keluarga miskin India yang diwarnai kekerasan domestik.

2. Pakaian

Sumita, seperti gadis India pada umumnya, menunggu pinangan dari laki-laki yang datang untuk memilih calon pengantin. Adegan dibuka ketika Sumita sedang mandi di danau bersama dua sahabatnya, Deepali dan Radha. Namun, malang nasib Radha, tiga laki-laki yang datang untuk mencari istri menolaknya karena kulit Radha dianggap terlalu gelap. Sama seperti di Indonesia, stereotip gadis cantik India adalah yang memiliki rambut panjang hitam mengilap dan kulit halus dan berwarna terang.

Somesh Sen, pria keturunan India yang lama tinggal di California, mencari calon istri ke tempat Sumita. Demi calon pengantinnya (berharap agar dipilih), Sumita mengenakan sari pemberian ayahnya. Sari itu berwarna dasar merah muda, sulamannya berupa bintang-bintang kecil yang bertaburan di atasnya, dan benangnya terbuat dari emas zari asli. Sari paling mewah yang pernah Sumita lihat. Seperti dugaannya, Somesh terpikat dan meminang Sumita. Satu minggu kemudian, Sumita diboyong ke California untuk tinggal bersama Somesh dan kedua orangtuanya.

Somesh adalah pria baik-baik berasal dari keluarga baik-baik. Ia memiliki sebuah toko 24 jam bernama 7-Eleven. Karena ia bermitra dengan orang lain, maka ia tak bisa meninggalkan toko itu terlalu lama.

Suatu kejadiaan naas menimpa pasangan pengantin baru tersebut. Di hari naas tersebut, Sumita harus mengenakan sari berwarna putih dan memendam cita-cita yang belum sempat tercapai.

Kisah ini begitu tragis. Bagi kebanyakan keluarga India, Sumita bisa dianggap sebagai pembawa sial. Namun, mertuanya begitu penuh kasih sehingga membiarkannya tinggal bersama mereka.

3. Jalan Perak, Atap Emas

Jayanti, gadis asal Calcutta, memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke Chicago, sebuah kota di belahan dunia yang belum pernah dijamahnya. Sebelumnya, ia menulis surat pada bibinya, Pramita, yang setelah menikah tinggal di Amerika bersama suaminya, paman Bikram.

Ketika memasuki apartemen bibinya, Jayanti terperangah mendapati tempat itu tidak sesuai dengan harapannya. Alih-alih mendapati apartemen mewah dan terawat, Jayanti harus menetap di kompek apartemen suram berbau kari basi. Harapan Jayanti akan kehidupan baru yang layak juga hancur ketika pamannya dengan ketus berkata bahwa semua impian orang India di Amerika akan sirna ketika mereka berhadapan dengan kenyataan yang keras. Jayanti juga terkejut mendapati paman Bikram memegang sekaleng bir, kebiasaan yang dianggap menjijikkan di kampung halamannya.

Dan perkataan paman Bikram benar adanya. Orang kaukasia tidak menyukai (bahkan membenci) orang dengan kulit berwarna. Negara kapitalis begitu kejam, terutama terhadap pendatang.

Saya merasa cerita ini begitu suram, sehingga membuat saya sesak saat membacanya. Entah hanya di buku fiksi saja, atau pria India memang gemar bermain tangan pada istrinya.

4. Kata Cinta

Kisah ini diceritakan dari sudut pandang orang kedua. Adalah seorang perempuan India yang tinggal bersama Rex, pria asing yang baru dikenalnya selama tiga bulan. Si perempuan adalah mahasiswa Berkeley yang hampir mendapat gelar Ph.D Ibunya yang tinggal di Calcutta adalah wanita yang kaku dan memegang teguh adat Hindu. Si perempuan pernah hampir diusir ketika kecil, saat ia nekat menonton film Hindi di bioskop. Ibunya berkata bahwa film seperti itu memerosotkan moral. Ketika ia sampai di rumah, ibunya sudah menyiapkan koper berisi pakaian si perempuan. Tetapi, mereka kembali berpelukan, mencoba melupakan perisiwa tersebut.

Kejadian itu terulang ketika ibu si perempuan meneleponnya di luar jadwal. Ketika itu, Rex yang menerimanya. Si perempuan hendak dijodohkan dengan pria India kasta Brahmin, seorang eksekutif terpandang. Si perempuan menolaknya dengan alasan ia mencintai pria pilihannya. Si ibu tidak mau mengakuinya sebagai anaknya, dan memutuskan hubungan.

Depresi, si perempuan tidak bisa berkonsentrasi dalam perkuliahan. Ia juga seperti tidak pernah mendengar perkataan Rex. Cinta, kata yang maknanya masih ia cari.

Kisah ini merupakan salah satu kisah favorit saya, tentang betapa seorang anak Asia sangat begantung dan kuat hubungannya dengan orangtuanya (terutama ibu). Berbeda dengan orang barat yang selepas usia 18 bisa menentukan jalan hidupnya sendiri, anak Asia yang terikat oleh adat dan agama tidak bisa seenaknya menjalankan kehidupannya.

5. Hidup Yang Sempurna

Salah satu cerita paling memikat dari buku ini. Meera, seorang wanita modern asal Calcutta yang kuliah dan bekerja di sebuah bank ternama di San Francisco, menolak konsep pernikahan, apalagi memiliki anak. Ia menganggap pernikahan bukanlah suatu keharusan, dan anak kecil itu merepotkan. Ia berhubungan dengan pria Amerika bernama Richard yang memiliki pandangan serupa.

Suatu hari, seorang anak kecil kurus berusia tujuh tahun nyasar ke apartemennya. Tak tega, Meera mengajaknya masuk, memberinya makan, mengajarinya banyak hal, hingga rasa sayang tumbuh di hatinya. Tapi, kebahagiaan itu harus berakhir karena perbuatan Meera dianggap ilegal. Menyimpan anak yang tidak jelas identitasnya menyalahi hukum di sana. Anak kecil yang diberi nama Krishna itu harus tinggal bersama ibu asuh lain selama proses adopsi selesai.

Mungkin ini salah satu kisah yang tidak berbau kultural namun tetap memikat dan meninggalkan kesan mendalam. Penulis seolah ingin menyampaikan bahwa setiap wanita memiliki naluri keibuan.

6. Kisah Si Pembantu

Cerita ini merupakan salah satu cerita terpanjang di buku ini, memakan 69 halaman. Salah satu cerita yang paling saya suka juga. Berkisah tentang sari kuning kunyit yang membawa kesedihan. Manisha, gadis yang mendambakan dekapan hangat dari ibunya, tumbuh dewasa. Ia memiliki kekasih, Bijoy, seorang profesor Psikologi di universitas di California.
Manisha sangat dekat dengan bibinya, Deepa Mashi, yang tidak memiliki anak. Suatu obrolan ringan tentang pernikahan menggiring pada topik sari pernikahan. Manisha berkata, ia akan mengenakan sari warna kuning kunyit. Deepa Mashi lalu bercerita tentang kisah sedih dibalik sari kuning kunyit tersebut.
Banyak muatan dalam cerita pendek ini: ketulusan, kepercayaan, pelecehan seksual, dan pilihan.

7. Kehilangan

Seorang suami kehilangan istrinya begitu saja, tanpa jejak. Setiap sore, si istri suka berjalan-jalan sendirian sekembalinya suami bekerja. Dan sore itu adalah sore yang naas. Si istri tidak kembali. Pasangan suami istri itu jarang cekcok. Mereka dikaruniai seorang putra. Si suami berpikir keras mencari alasan perginya si istri, tapi ia tidak menemukan apa-apa.
Cerita paling pendek di buku ini dan yang paling membosankan, tidak meninggalkan kesan apa-apa.

8. Pintu

Preeti yang sudah lama tinggal di Amerika hendak menikah dengan Deepak yang baru saja datang ke Amerika untuk studi. Hubungan keduanya mendapat tentangan dari dua belah pihak, karena masalah budaya yang berbenturan. Namun, Preeti bersikukuh ingin menikah dengan Deepak. Mereka hidup rukun bahagia, hingga dijuluki sebagai pasangan serasi.
Ada perbedaan di antara keduanya: Preeti suka mengunci pintu, sedangkan Deepak lebih suka membiarkannya terbuka.
Masalah muncul ketika sahabat Deepak datang dari India. Namanya Raj. Kehadirannya mengusik kedamaian di rumah pasangan tersebut. Raj yang berisik dan ceria, tingkahnya sangat annoying bagi Preeti. Lebih buruk lagi, Raj akan tinggal bersama mereka selama masa studinya.

Hal yang bisa saya petik dari cerita ini adalah dengarkanlah firasat orangtua dan para sahabat, apalagi dalam hal pernikahan.

9. Pemeriksaan Ultrasonografi

Anjali dan Arundhati adalah sepupu yang hamil pada saat bersamaan. Mereka saling mengabari keadaan masing-masing. Anjali tinggal di Amerika, sedangkan Runu (demikian Arundhati dipanggil) ada di India.
Mulanya komunikasi mereka lancar, hingga Anjali mendapati hal ganjil ketika ia menelepon sepupunya tersebut. Akhirnya, Runu menelepon Anjali diam-diam, mengatakan bahwa ia ketakutan karena mertua dan suaminya ingin ia mengaborsi janin yang dikandungnya karena diduga berjenis kelamin perempuan.

Di India, bagi kasta tertentu, mereka menginginkan anak pertama adalah laki-laki, sebagai simbol harkat dan martabat marga. Saya pernah menonton acara yang dipandu oleh Aamir Khan tentang realitas kehidupan di India, dan hal ini pernah menjadi topik dalam acara tersebut. Miris rasanya, ada keluarga yang rela membunuh darah daging sendiri gara-gara jenis kelamin. Di bab ini, ada satu kalimat yang sangat menohok, “di India, dunia dikuasai oleh laki-laki.”

10. Perselingkuhan

Abha dan Meena adalah sahabat karib. Suami Abha, Ashok, juga cukup akrab dengan Meena. Suatu sore biasa, Ashok tiba-tiba memberi kabar pada Abha bahwa Meena berselingkuh. Biasanya Meena mengatakan apa saja pada Abha, tapi tidak tentang hal itu.
Di pesta ulang tahun perkawinan kerabat mereka, Meena datang memakai choli minim dan berdansa dengan Ashok, membuat Abha curiga bahwa ada sesuatu dengan keduanya.
Ditambah dengan kunjungan tak terduga dari suami Meena ke rumah Abha. Srikant dengan canggung mengatakan bahwa ia akan bercerai dengan Meena. Timbul iba dan simpati pada Srikant, dan ada getaran lain yang dirasakan oleh Abha, sesuatu yang tidak ia rasakan ketika bersama Ashok.

Kisah ini mengambil tema pasaran sebetulnya. Namun Divakaruni mampu mengemasnya dengan menarik. Saya menyukai deskripsinya, penggambaran Abha yang rapuh dan Meena yang dinamis.

11. Bertemu Mrinal

Asha bercerai dari suaminya Mahesh. Mereka memiliki anak laki-laki usia remaja bernama Dinesh yang gandrung akan musik metal.
Suatu hari, Asha mendapat kejutan. Sahabat sekaligus rival masa remajanya, Mrinal, meneleponnya dan mengatakan ingin bertemu.
Mrinal yang lebih cantik, cerdas, sukses dalam karir, tapi belum juga menikah. Ia berkata ia puas dengan yang dimilikinya, puas dengan pandangan kagum laki-laki yang dijumpainya, dan ia tak mau merosot menjadi seorang ibu rumah tangga. Asha tersentak mendengar perkataan Mrinal. Ia bercerita tentang betapa Mahesh mencintainya, dan keluarganya yang harmonis. Mrinal iri dengan apa yang dimiliki Asha, demikian juga sebaliknya.

Manusia memang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, dan pepatah rumput tetangga terlihat lebih hijau juga benar adanya, terutama dalam kisah ini.

Benang merah dari seluruh kisah ini adalah perkawinan yang diatur. Hingga saat ini, praktek perjodohan masih berlaku di kalangan orang India, bahkan keturunan India yang tinggal di Indonesia (soalnya kerabat saya pernah curhat tentang hal ini). Kedengaran kuno, tapi di zaman modern di mana orang-orang sibuk dengan pekerjaannya, perjodohan menjadi salah satu solusi untuk mencari pasangan hidup.

Secara keseluruhan, saya menyukai buku ini yang kental dengan adat dan tradisi India. Mungkin para imigran bernasib lebih baik karena adat tidak terlalu ketat mengungkung. Untuk perempuan yang tinggal di India, sudah harga mati harus mengikuti adat dan keinginan keluarga. Apalagi perempuan yang sudah menikah, ia sudah dianggap menjadi milik suami dan mertuanya.
Beberapa perempuan dalam kisah ini mendambakan kebebasan dengan cara melarikan diri atau bercerai, yang merupakan aib bagi masyarakat India.
Saya juga belajar beberapa kosakata India (ada glossary di halaman belakang). So far, buku ini merupakan buku kumpulan cerita favorit saya.

quotes

Sudah menjadi takdir perempuan untuk meninggalkan apa yang sudah dikenalnya dan memasuki yang tidak dikenalnya. (hal. 29)

Negeri keparat ini, seperti dain, tukang sihir—pura-pura memberi, lalu merebut semuanya kembali. (hal. 73)

Perempuan bukan boneka atau budak. (hal. 226)
Dia akan menyadari bahwa hidup yang sempurna hanyalah ilusi. (hal. 359)

20131206-071243.jpg

Happy Friday ^^

20131128-083529.jpg

Meet the Author: Okky Madasari – Pasung Jiwa

meet_the_authokkym

Setelah membaca dan meresensi novel Pasung Jiwa disini dan seperti janji saya kemarin, kali ini Lust and Coffee berhasil mewawancarai penulisnya, Okky Madasari.
Okky adalah seorang jurnalis dan penulis yag sudah menelurkan beberapa karya, antara lain: 86, Entrok yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Years of the Voiceless, Maryam yang memenangkan Khatulistuwa Literary Awards 2012, dan yang terbaru, Pasung Jiwa. Karya-karya Okky mengusung tema kemanusiaan dan hak asasi, juga kebebasan individu.

Berikut petikan wawancara singkat Lust and Coffee dengan Okky Madasari:

Kapan mulai suka menulis?

Lulus dari kuliah, saya memutuskan untuk menjalani profesi sebagai jurnalis. Keinginan ini sudah memendam sejak lama,dan sejak itu saya mulai suka menulis. Bedanya, kalau sebagai jurnalis, kita nulis fakta, saat menulis novel saya bebas mengembangkan imajinasi. Namun tetap dalam koridor yang saya jaga, supaya bisa membuat pembaca merasakan apa yang ingin saya tulis.

Darimana Mbak Okky mendapat ide untuk menulis novel Pasung Jiwa?

Gagasan untuk setiap novel, berasal dari apa yang ada di sekitar. Saya hanya menuangkan apa yang saya lihat dan kemudian saya dalami setiap karakternya. Untuk Pasung Jiwa, itu lebih pada kebebasan individu, lebih personal bagaimana seseorang menghadapi masalah yang timbul di masyarakat, dengan periode cerita sebelum dan sesudah reformasi.

Berapa lama proses penulisan Pasung Jiwa, mulai riset hingga selesai? Punya waktu khusus untuk menulis?

Pasung Jiwa ditulis kurang lebih satu tahun. Saya tidak punya waktu khusus, tapi diatur antara siang sampai malam hari. Pokoknya tidak sampai begadang, seperti apa yang dibayangkan banyak orang pada para penulis, sesekali saya juga selingi olahraga. Kadang, saya juga tidak punya rancangan atau outline, yang penting ada ide atau gagasan besar. Berhenti ketika kisah itu sudah dirasa cukup.

Karakter dalam novel Pasung Jiwa terasa nyata, saya seperti tidak membaca novel namun menyaksikan tokoh-tokoh berbicara di depan mata. Bagaimana cara Mbak Okky menciptakan karakter-karakter tersebut? Apakah ada riset khusus atau ada tokoh nyata seperti Sasana atau Cak Jek yang Mbak Okky kenal?

Banyak membaca. Saya terinspirasi dari novel-novel yang saya baca. Untuk membuat karakter lebih hidup saya membuatnya berkembang seperti apa adanya. Perlu usaha untuk masuk dalam setiap karakter yang berbeda, namun sekali karakter itu punya nyawa, ia akan berkembang dengan sendirinya. Dan, saya juga mendapat gambaran dari setiap orang yang ada di sekitar, yang saya amati.

Pasung Jiwa memuat berbagai isu, seperti LGBT, bullying, dan hubungan anak dengan orangtua. Apa yang hendak Mbak Okky sampaikan melalui novel ini?

Kebebasan individu. Setiap orang punya ketakutan masing-masing. Apakah kita sudah terbebas atau masih terpasung? Nah, itu kembali pada diri masing-masing bukan? Tema itu kemudian saya kembangkan lewat empat tokoh; ada yang merasa terpasung karena aturan yang dibuat orangtua, norma di masyarakat, atau agama. Bagaimana setiap kita menghadapi ini, begitulah Pasung Jiwa.

Ada pesan untuk pembaca novel Pasung Jiwa?

Semoga lebih peka dan tidak mudah menghakimi orang lain. Lebih meghargai setiap individu dan pilihan yang mereka jalani.

Terima kasih banyak untuk waktunya. Saya nantikan karya Mbak Okky selanjutnya.

More articles on Pasung Jiwa:
here, there, and everywhere.

Temui Okky Madasari di:
BlogTwitterFacebookGoodreads

Until next time ^^

20131128-083529.jpg

[Book Review] Pasung Jiwa by Okky Madasari

book_infore_news_picture_50Judul: Pasung Jiwa
Penulis: Okky Madasari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Mei 2013
Tebal: 328 halaman
ISBN: 978-979-22-9669-3
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Sastra Indonesia, Sosial Budaya
Beli di: Mbak Maria
Harga: Rp. 41,250
Kalimat pembuka:

Seluruh hidupku adalah perangkap.

book_blurb

Apakah kehendak bebas benar-benar ada?
Apakah manusia bebas benar-benar ada?

Okky Madasari mengemukakan pertanyaan-pertanyaan besar dari manusia dan kemanusiaan dalam novel ini.

Melalui dua tokoh utama, Sasana dan Jaka Wani, dihadirkan pergulatan manusia dalam mencari kebebasan dan melepaskan diri dari segala kungkungan. Mulai dari kungkungan tubuh dan pikiran, kungkungan tradisi dan keluarga, kungkungan norma dan agama, hingga dominasi ekonomi dan belenggu kekuasaan.

thoughts

Senang rasanya bisa selesai membaca novel yang menjadi salah satu finalis Khatulistiwa Literary Awards 2013. Novel ini juga diusulkan Indah link ada di sini

Terus terang saya agak kebingungan mau menulis apa, saking bagusnya buku ini. Banyak isu yang diangkat dalam Pasung Jiwa, diantaranya LGBT, hubungan anak dengan orangtua, bullying, perlakuan anggota militer zaman Orba, premanisme berkedok agama, juga persahabatan.

Sasana, anak dari ayah yang berprofesi sebagai pengacara, dan ibu yang bekerja sebagai dokter bedah, memiliki kehidupan yang membuat orang iri. Ia bersekolah di sekolah ternama, mendapat pendidikan non-formal di bidang musik (Sasana mahir bermain piano sejak usia dini), dan fasilitas mewah lainnya. Namun, semua itu tidak membuat hidupnya bahagia. Ia merasa terkurung dan kebebasannya terkubur.
Suatu hari, ia mendengar keramaian di dekat rumahnya. Rupanya ada pertunjukan dangdut yang ramai dikunjungi oleh orang kampung. Sasana terpana. Ia tersedot dalam ekstase musik dan goyang dangdut. Sejak saat itu, Sasana merasa dangdut adalah bagian dari kepribadiannya.

Ketika orangtua Sasana memergokinya sedang asyik berjoget dangdut di tengah penonton, ia disuruh pulang dan diinterogasi. Musik dangdut resmi di-banned di rumah itu. Sasana harus menahan diri untuk tunduk dengan peraturan orangtua dan belajar sebaik-baiknya agar menyenangkan ayah ibunya.

Hiburan Sasana adalah adiknya, Melati, yang cantik dan lucu. Diam-diam Sasana merasa iri dengan adiknya yang berpenampilan cantik dengan baju-baju berwarna-warni menarik.

Di sekolah barunya yang homogen, Sasana menjadi dipukuli oleh gank anak-anak pejabat. Ia dianiaya secara fisik dan dimintai uang sebagai biaya member gank. Ternyata, anak-anak kelas satu lainnya juga mendapat perlakuan serupa.
Ketika Sasana mendapat luka parah karena dikeroyok gank tersebut, ibunya murka dan meminta ayah Sasana untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Tak berdaya karena masalah kekuasaan, Sasana pindah ke sekolah heterogen di mana ia bisa bergaul dengan lebih aman dan nyaman.

Menginjak bangku kuliah, Sasana pindah ke Malang. Di sana ia tidak menyelesaikan pendidikannya. Ia memilih DO dan bergabung bersama Cak Jek, orang yang ia kenal di warung Cak Man, dan kemudian mereka membentuk duo dangdut dan ngamen ke mana-mana. Sasana memilih dipanggil Sasa karena ia mengubah penampilannya menjadi feminin. Ia juga bertemu dua anak kecil yang menjadi bagian dari grupnya.

Berbagai peristiwa terjadi membawa duka dan trauma. Untuk mencari arti kebebasan, Sasa dan Cak Jek harus menempuh perjalanan berliku dan menyakitkan.

Pasung Jiwa adalah novel pertama karya Okky Madasari yang saya baca dan saya langsung terpikat. Plotnya mengalir lancar, menggunakan POV pertama dari sudut pandang Sasana/Sasa dan Jaka Wani (Cak Jek). Tidak ada kata-kata indah dalam novel ini, tapi menohok dan membuat saya merenung tentang banyak hal, terutama kebebasan yang menjadi tema utama novel ini. Seperti kata pepatah, Freedom is an illusion, kebebasan sejati mungkin tidak akan pernah terjadi karena kita hidup di dunia ini, dalam tatanan sosial yang terbentuk dari berbagai peraturan, mulai dari aturan orangtua, agama, sekolah, juga pemerintah. Yang melanggar peraturan atau menolak untuk tunduk dianggap mengancam stabilitas tatanan tersebut, bahkan dianggap tidak waras.

Saya sempat menitikkan airmata di beberapa bagian, terutama waktu Sasana di-bully dan tidak mendapat keadilan, sewaktu ibunya memilih untuk tinggal bersamanya, juga sewaktu ia disiksa dan dilecehkan di markas koramil.

Tokoh Jaka Wani juga digambarkan sebagai provokator, ahli persuasi. Dari seorang pengamen, buruh pabrik, nelayan hingga ketua Laskar Malang, Jaka juga mencari arti hidupnya sendiri, merasa terpenjara karena keadaan.

Masih ditemukan beberapa typo, namun tidak mengurangi esensi cerita.

Pasung Jiwa mengambil setting waktu pra dan paska kejatuhan Suharto, menggambarkan kekuasaan militer dan pejabat yang berlaku sewenang-wenang.

Saya tak sabar ingin membaca karya Okky Madasari yang lain.

Reight Book Club General Discussions:
1. First impression
Cover Pasung Jiwa sangat mewakili temanya, yaitu kebebasan individu yang terkungkung.

2. How did you experience the book?
Tidak perlu waktu lama untuk menyelami karakternya. Saya langsung terhanyut di beberapa halaman pertama.

3. Characters
Sasana berubah menjadi Sasa dan Cak Jek juga mengubah namanya yang tadinya Jaka Wani menjadi Jaka Baru karena mereka bertumbuh.

4. Plot
Plotnya mengalir lancar dengan alur maju.

5. POV
Dari sudut pandang pertama, dinarasikan oleh Sasana/Sasa dan Jaka Wani.

6. Main Idea/Theme
Tentang kebebasan individu.

7. Quotes
Pagi adalah awal kehidupan. (hal. 103)

8. Ending
Cukup memuaskan untuk saya.

9. Questions
Stay tuned di blog ini besok ya, ada wawancara dengan penulisnya 🙂

10. Benefits
Pasung Jiwa membuat saya merenungkan banyak hal, tentang kebebasan individu yang sebenarnya juga penghakiman berdasarkan kebenaran kolektif.

 

20131125-062111.jpg

Until next time ^^

20131128-083529.jpg

[Book Review] Brida by Paulo Coelho – Secret Santa

posting bareng BBI 2014book_infoBrida
Judul: Brida
Penulis: Paulo Coelho:
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Oktober 2013, Cetakan Keempat
Tebal: 232 halaman
ISBN: 978-979-22-9942-7
Kategori: Novel Fiksi Dewasa
Genre: Spiritual, Romance
Dapat dari: Secret Santa BBI 2013
Bisa dibeli di: KutukutubukuBukabukuBukukita
Harga: Rp. 38,250
Kalimat Pembuka:
Kami biasa duduk-duduk hingga larut malam di kafe di Lourdes.

book_blurbSemua orang memiliki “Takdir” yang harus dijalani.

“Tapi bagaimana caraku mengetahui siapa Pasangan Jiwa-ku?” tanya Brida.

“Dengan mengambil risiko kegagalan, kekecewaan, kehilangan arah, tapi tak pernah berhenti dalam pencarianmu menuju Cinta.”

Brida, dua puluh tahun, melemparkan pertanyaan yang paling penting ke dalam hidup kita, “Apa yang kaucari dalam kehidupan ini?”

Perjalanan yang mengisi jiwa untuk menemukan diri, dipenuhi cahaya yang mengagumkan!

thoughtsPertama-tama, saya harus mengucapkan terima kasih untuk Secret Santa yang mengirimkan buku ini. Sebenarnya ada 2 buku yang mendarat di rumah. Tapi, sekali lagi mohon maaf, review untuk buku satunya menyusul ya, karena bulan Januari ini saya masih disibukkan dengan merevisi novel saya.

Saya pertama kali berkenalan dengan karya Paulo Coelho tahun 2013 lalu.Reviewnya di sini. Saya jatuh cinta dengan karya beliau. Saya juga bertekad untuk mengoleksi buku-buku karya Coelho yang lain, salah satunya Brida, yang pernah masuk wishlist saya tahun lalu.

Dari bab awal saya sudah bisa menebak kira-kira isi buku ini tentang apa. Takdir dan pasangan jiwa. Adalah Brida O’Fern, perempuan yang bertugas mengurus satu bagian khusus di Jalan menuju Roma. Sewaktu muda, perempuan ini menemui Magus, seorang guru tradisi matahari yang hidup di suatu hutan di Irlandia, dan ia ingin mempelajari ilmu sihir. Alasannya karena ia ingin mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya selama ini. Saya agak kaget ketika membaca bagian ini, karena hal tersebut juga pernah saya alami sebelum saya menginjak usia 30 tahun. Magus bertanya pada Brida, apa ia rela mengorbankan semua yang telah ia pelajari, meninggalkannya jika ia bertemu dengan cinta sejatinya. Jawaban Brida adalah ia akan melepaskan segalanya.

Kemudian Brida bertemu dengan Wicca yang membantunya membuka tabir misteri dalam kehidupan Brida, tentang pasangan jiwa, juga tentang bagian diri Brida di masa lalu. Wicca berkata bahwa Brida adalah seorang penyihir dengan Bakat bisa menggunakan ingatan Waktu (kembali ke masa lampau).

Setelah menerima pelajaran dari Magus dan Wicca, Brida mengetahui tentang Loni, juga umat Cathar, yang diburu oleh penganut Katolik di abad 12 karena dianggap sesat atau selevel dengan gereja setan. Tidak ada penjelasan logis tentang bagaimana Brida bisa berada di masa lalu. Bahkan Brida tidak pernah tahu adanya kaum Cathar sebelumnya.

Brida memiliki kekasih, Lorens. Tapi dari awal cerita chemistry diantara keduanya tidak ada, karena pasangan jiwa Brida bukan pria itu.

Seperti biasa, karya Coelho mampu membuat saya terpikat, walau kali ini tokohnya bersentuhan dengan magis. Rangkaian kalimat indah bertebaran di buku ini. Bahkan, saya sampai bingung memilih kutipan favorit saking banyaknya.

Satu hal yang membuat saya merenung adalah adanya kalimat seperti ini:

Tuhan ada dalam perkataan, maka hati-hatilah ketika kau berbicara.

Memang benar, lidah lebih tajam daripada pedang. Perkataan bisa membuat orang bahagia, bisa juga membuat orang terluka. Saya merasa beruntung mendapat kesempatan untuk membaca buku ini, karena banyak pelajaran yang bisa saya ambil, sekaligus pengingat agar saya bisa menjaga perkataan agar tidak menyinggung orang lain.

Gara-gara buku ini saya jadi membayangkan berada di dalam hutan di Irlandia seperti ini:

Ir-frst
Source: here

Juga karena Brida menyukai musik Iron Butterfly, saya jadi mencarinya di Youtube. Bukan tipe musik yang saya dengarkan setiap hari. Not bad though.

Namun, ada hal yang agak mengganjal batin saya. Karena saya percaya Tuhan (walau tidak religius), saya berpikir okultisme dan kepercayaan pada Tuhan adalah hal yang bertentangan, seperti minyak dan air. Menurut Magus, penganut Tradisi Matahari bersekutu dengan Tuhan dalam doa. Mengutip satu ayat dalam alkitab, “You shall not permit a sorceress to live.” (Exodus: 22:18). 

Secara keseluruhan, saya menikmati buku ini dan saya sengaja membacanya lambat-lambat karena ingin menikmatinya. Saya akan ingat dengan Santa saya, karena buku ini settingnya di Irlandia, negara favoritnya ^^

quotesSemua jalan berujung ke Roma. (hal. 11)

Dalam hidup, setiap orang bisa mengambil satu dari dua sikap: membangun atau menanam. (hal. 12)

Ketika kaau menemukan jalanmu, kau tidak boleh takut. Kau harus memiliki keberanian yang cukup untuk melakukan kesalahan. Kekecewaan, kesalahan, dan keputusasaan adalah alat-alat yang digunakan Tuhan untuk menunjukkan jalan pada kita. (hal. 23)

Kau bisa menemukan Pasangan Jiwamu dengan melihat cahaya di mata mereka. (hal. 41)

Memilih satu jalan berarti harus kehilangan jalan-jalan lain. (hal. 90)

20131125-062111.jpg

Need a second opinion?

Annisa Anggiana here
Indri here

SS4

Setelah rembukan, nanyak-nanyak sama teman-teman Bajaj Jaboers di WA, akhirnya saya menuduh mbak Linda sebagai Secret Santa saya.

Terima kasih banyk ya sudah mengirim dua buku wishlist *terharu*

Postingan riddle SS ada di sini

Moga-moga saya bisa ikutan event SS tahun ini lagi ^^

20131128-083529.jpg