Monthly Archives: March 2014
[Book Review] For One More Day by Mitch Albom
Judul: For One More Day (Satu Hari Bersamamu)
Penulis: Mitch Albom
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Desember 2007
Tebal: 248 halaman
ISBN: 978-979-22-3433-6
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Family, Death, Sports
Beli di: Lotte Mart Bintaro
Harga: Rp. 15,000
Kalimat Pembuka:
“Biar kutebak. Kau ingin tahu kenapa aku mencoba bunuh diri.”
For One More Day adalah kisah tentang seorang ibu dan anak laki-lakinya, kasih sayang abadi seorang ibu, dan pertanyaan berikut ini: Apa yang akan kaulakukan seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kausayangi, yang telah tiada? Ketika masih kecil, Charley Benetto diminta untuk memilih oleh ayahnya, hendak menjadi “anak mama atau anak papa, tapi tidak bisa dua-duanya.” Maka dia memilih ayahnya, memujanya—namun sang ayah pergi begitu saja ketika Charley menjelang remaja. Dan Charley dibesarkan oleh ibunya, seorang diri, meski sering kali dia merasa malu akan keadaan ibunya serta merindukan keluarga yang utuh. Bertahun-tahun kemudian, ketika hidupnya hancur oleh minuman keras dan penyesalan, Charley berniat bunuh diri. Tapi gagal. Dia justru dibawa kembali ke rumahnya yang lama dan menemukan hal yang mengejutkan. Ibunya—yang meninggal delapan tahun silam masih tinggal di sana, dan menyambut kepulangannya seolah tak pernah terjadi apa-apa.
For One More Day adalah buku ketiga karya Mitch Albom yang saya baca, dan buku fiksi pertama karya beliau yang saya baca. Beruntung saya berhasil menemukan buku ini di boks obralan Gramedia Lotte Mart, Bintaro. Ternyata, buku ini diobral karena penerbit merilis ulang dengan cover baru yang lebih cantik.
For One More Day bercerita tentang Chick Benetto yang menghabiskan satu hari bersama almarhum ibunya, Posey. Chick adalah mantan atlet bisbol pro yang pernah masuk World Series. Hidupnya hancur setelah ia cedera dan tidak bisa lagi bermain bisbol. Lalu, hubungannya dengan istrinya, Catherine, dan putrinya, Maria, juga tidak baik. Ia bahkan tidak diundang untuk menghadiri pernikahan Maria. Chick mencoba untuk mematikan rasa sakit dengan minum-minuman keras, dan ia bertekad untuk mengakhiri hidupnya karena ia sudah merasa tidak berguna lagi. Sebuah kecelakaan membuatnya kembali ke rumah masa kecilnya, dan ia menghabiskan satu hari bersama ibunya.
Setelah membaca tiga buku, saya berkesimpulan bahwa Mitch Albom suka mengangkat tema kematian dalam buku-bukunya. Mitch seolah ingin menekankan bahwa hidup sangat singkat, jadi jangan sia-siakan kesempatan untuk melakukan sesuatu sehingga jika orang tersebut/kita pergi meninggalkan dunia, tidak ada penyesalan yang tertinggal.
Sama seperti buku-buku terdahulunya, buku ini ditulis dengan apik dan membuat pembaca berkaca-kaca. Setelah melahap buku ini, saya jadi ingin memeluk orangtua saya dan mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Bacaan yang recommended jika kamu ingin berderai-derai dan memboroskan tisu.
“Aku melakukan apa yang penting bagiku,” katanya. “Aku menjadi seorang ibu.” (hal. 165)
Percaya, kerja keras,cinta—kalau kau punya hal-hal ini, kau bisa melakukan apa pun. (hal. 202)
Need a second opinion?
Bacaan Bzee
Crazy in Books
Membaca Buku
Until next time ^^
BBI Anniversary 2014 Project Giveaway Hop
Yay, first giveaway hop in 2014!
Memperingati hari jadi BBI tanggal 13 April, saya ingin berbagi kebahagiaan dengan membagikan hadiah untuk pembaca blog Lust and Coffee. Saya akan pilih dua orang pemenang dengan hadiah sebagai berikut:
Pemenang I: mendapatkan voucher buku senilai Rp. 100,000 yang bisa dibelanjakan di toko buku online lokal mana saja.
Pemenang II: mendapatkan paket buku: White Lies by Riz Amelia, Sunrise Serenade by Dian Syarief Pratomo & Sundea, dan Hatimu by Salsa Oktifa.
Ongkos kirim ditanggung Lust and Coffee ^^
Nah, sekarang syarat-syaratnya ya…
1. Berdomisili di Indonesia
2. Follow @BBI_2011 dan @yuska77 di Twitter
3. Follow blog Lust and Coffee via email atau Bloglovin
4. a. Berikan ucapan selamat ulang tahun untuk BBI di Twitter dengan mention @BBI_2011.
Contoh: Dirgahayu @BBI_2011 semoga semakin rajin menyebarkan virus membaca cc: @yuska77 wp.me/p1d1V6-1g2
b. Tulis di kolom komentar tentang pendapatmu mengenai blog Lust and Coffee. Boleh layout, isi, atau apa saja. Berikan rekomendasi buku yang keren untuk saya.
Jangan lupa cantumkan Nama, alamat email dan akun Twittermu.
5. Pemenang akan dipilih berdasarkan komentar terbaik, jadi buatlah sekreatif mungkin ya ^^
6. Periode giveaway mulai 14 Maret sampai 11 April 2014 pukul 23:59
7. Good luck and have fun ^^
Oiya, jangan lupa untuk mampir di blog teman-teman yang lain untuk ikutan giveaway-nya juga. Ada banyak hadiah di sana. List teman-teman yang mengadakan giveaway di sini. Cek postingn paling bawah ya.
Happy bloghopin’
Wishful Wednesday 36: Teatime for The Firefly
Nggak kerasa sudah menginjak bulan Maret, dan saya sudah 2 bulan hiatus Wishful Wednesday.
Bertepatan dengan Rabu Abu, saya juga sekalian ingin mengucapkan selamat menjalankan ibadah menyambut pra-Paskah untuk teman-teman yang merayakannya ya.
Saya sedang ngidam karya sastra Asia, terutama India, setelah terkesan dengan karya Chitra Divakaruni, yaitu Arranged Marriage yang review-nya ada di sini.
Saya juga lagi kesengsem dengan buku-buku terbitan Harlequin yang bukan genre romance yang biasanya bertebaran di rak pajang Gramedia atau di website Harlequin. Salah satunya adalah ini:
Description
Layla Roy has defied the fates.
Despite being born under an inauspicious horoscope, she is raised to be educated and independent by her eccentric grandfather, Dadamoshai. And, by cleverly manipulating the hand fortune has dealt her, she has even found love with Manik Deb—a man betrothed to another. All were minor miracles in India that spring of 1943, when young women’s lives were predetermined—if not by the stars, then by centuries of family tradition and social order.
Layla’s life as a newly married woman takes her away from home and into the jungles of Assam, where the world’s finest tea thrives on plantations run by native labor and British efficiency. Fascinated by this culture of whiskey-soaked expats who seem fazed by neither earthquakes nor man-eating leopards, she struggles to find her place among the prickly English wives with whom she is expected to socialize, and the peculiar servants she now finds under her charge.
But navigating the tea-garden set will hardly be her biggest challenge. Layla’s remote home is not safe from the powerful changes sweeping India on the heels of the Second World War. Their colonial society is at a tipping point, and Layla and Manik find themselves caught in a perilous racial divide that threatens their very lives.
Saya tertarik ingin memiliki buku ini selain coverlust juga judulnya yang bikin saya kepingin baca. Sebagai seorang tea addict, saya selalu penasaran dengan novel dengan latar budaya minum teh.
Yang ingin berpartisipasi posting meme Wishful Wednesday, langsung aja klik blognya Astrid. Jangan lupa untuk memasang logo, follow blognya, dan masukkan link postingan di Mr. Linky yang ada di bawahnya.
Happy Wednesday
[Bookish Sunday] Prints vs Ebooks
Nggak kerasa sudah hari Minggu dan besok pasti kita semua kembali harus menjalankan rutinitas. Sebelum menginjak fase I don’t like Monday, kita bersantai-santai hari ini sambil membahas topik yang nggak pernah bosan untuk dibahas bookaholic yaitu Books vs Ebooks.
Kemarin Dinoy, sesama member BBI, menyentil masalah Ebooks vs Prints di timeline Twitter-nya. Saya sempat nyamber dengan memberikan link bargain ebooks dan beberapa situs untuk mendapat ebook gratisan. Banyak banget bookaholic yang lebih suka dengan prints alias buku fisik.
Sebagai seorang bookaholic akut, jujur saja saya juga lebih suka memegang buku fisik. Sensasinya memang berbeda dibanding membaca ebook. Tapi, sebagai pembaca keduanya, saya memiliki alasan kenapa saya menyukai buku fisik dan ebook.
Reasons Why I Love Prints
Selain merasa ‘memiliki’ buku karena ada bentuk fisiknya, memajang koleksi buku fisik (terutama hardcover) juga memiliki kepuasan tersendiri. Saya masih bercita-cita untuk memiliki rak minimalis berwarna putih yang tersebar di rumah saya, termasuk rak buku yang menempel di dinding dan dihiasi pigura yang isinya postcard cover buku terbitan Penguins seperti ini:
Kebayang gambar di atas bakalan cakep banget di taro di tengah-tengah rak dinding.
Lalu, buku fisik juga bisa dipinjamkan. Saya tidak memiliki akses perpustakaan luar negeri dan tidak bisa meminjam ebook. Dan, buku fisik bisa disumbangkan, sedangkan ebook tentu saja tidak bisa, kecuali disumbangkan beserta gadget-nya.
Saya juga berniat menyimpan beberapa koleksi buku saya untuk saya wariskan kepada AJ.
Saya juga bisa tahan lama membaca buku fisik dibandingkan membaca ebook. Baru membaca satu jam saja, mata saya sudah lelah dan terasa kering.
Namun, yang saya sebelin dari buku fisik adalah kertasnya yang cepat menguning (kecuali kertas HVS ya, tapi kurang enak dibaca juga dan membuat mata cepat lelah). Saya sudah berusaha merawat buku sebaik mungkin (sampai saya beli serap lembap segala). Buku-buku yang saya simpan di kontener tertutup memang lebih awet, tapi berapa banyak kontener yang harus saya beli untuk menyimpan buku-buku saya? Saya tidak punya cukup tempat untuk menampung koleksi saya yang lumayan banyak. Dengan terpaksa, banyak buku yang sehabis saya baca saya lego untuk menghemat tempat.
Reasons Why I Love Ebooks
Selain praktis, ebook juga murah. Saya langganan Bookperk yang beralamat di sini. Setiap hari, ada saja Bargain Ebook yang harganya kurang dari $2.00.
Ebook juga tidak membutuhkan space yang banyak. Saya hanya perlu menyimpannya di gadget yang saya bisa bawa kemana-mana. Saya nggak perlu membawa buki fisik yang berat. Tinggal baca saja via Blackberry atay iPad.
Saat malam tiba, di mana lampu kamar sudah dimatikan, saya juga masih bisa baca ebook untuk menemani saya sebelum tidur.
Saya daftar menjadi member Netgalley dan Edelweiss di mana saya bisa request Advance Reader’s Copy. Buku-buku yang belum beredar bisa kamu baca lebih dulu. Gratis dan legal karena langsung diberikan oleh penerbitnya. Syaratnya cuma satu, kalian harus menulis resensi buku yang kalian baca.
Baik buku fisik dan ebook memiliki keunggulan dan kekurangan. Seiring perkembangan zaman, maka buku pun juga berkembang. Saya belum pernah tamat mendengarkan audio book. Mungkin harus dicoba lagi sampai selesai.
Sekarang saya nggak mau fanatik dengan salah satu format. Apa pun formatnya, yang penting isinya. Selama saya masih bisa membaca, format tidak jadi masalah.
Bagaimana dengan kamu? Format apa yang paling kamu suka?
Happy Sunday and keep reading ^^
[Book Review] Betrayal by Danielle Steel
Title: Betrayal
Author: Danielle Steel
Publisher: Corgi
Published: February 28, 2013
No. of Pages: 400 pages
ISBN: 978-0-55215-905-0
Format: Mass Market Paperback
Bought at: Periplus Pondok Indah
Price: IDR 69,000 (Bargain) — I redeemed a voucher
Buy the book at: Periplus | Bookdepository | Google Play
Goodreads: here
Opening sentence:
The two men who lay parched in the blistering sun of the desert were so still they barely seemed alive.
Tallie Jones is a Hollywood legend. An ambitious and passionate film director, her award-winning productions achieve the rare combination of critical and commercial success. But she has little interest in the glitz and glamour of Los Angeles, instead focusing intently on her work and family.
She has close, loving relationships with her daughter, her elderly father and Hunter Lloyd – her co-producer and partner of four years. Completing her trusted circle is Brigitte Parker – Tallie’s best friend and devoted personal assistant. They’ve been friends since film school, and Brigitte’s polished glamour and highly organized style provides a perfect balance to Tallie’s casual appearance and down-to-earth approach to life.
However as Tallie is in the midst of directing her most ambitious film to date, small disturbances start to ripple through her faultlessly ordered world. An audit reveals worrying discrepancies in her financial records, which have always been maintained by her trusted accountant, Victor Carson. Receipts hint at activities of which she has no knowledge. Someone close to Tallie has been steadily helping themselves to enormous amounts of her money. Her once safe world of trusted associates is suddenly shaken to its very core – and Tallie is in shock, trying to figure out who has betrayed her among those she trusts and holds dear…
Saya sudah tahu nama Danielle Steel sejak lama, tapi baru kali ini punya kesempatan untuk membaca karya beliau. Betrayal merupakan novel DS ke-86. Bisa dibayangkan jika ada yang mengoleksi novel-novel karya DS, rak bukunya pasti penuh oleh karya DS.
Terus terang saya mengambil buku ini karena terpikat dengan cover-nya yang cantik. Sederhana tapi memikat. Mengingatkan saya dengan cover buku karya David Levithan yang ini:
Betrayal berkisah tentang Tallie Jones, sutradara ternama di Hollywood yang tinggal bersama partnernya Hunt Lloyd selama empat tahun. Tallie dan Hunt telah sukses bersama-sama membuat film yang ngehits di pasaran. Ketika sedang mengerjakan sebuah proyek yang disponsori oleh investor Jepang, akuntan Tallie, Victor Carson, menemukan keganjilan dalam laporan keuangan Tallie. Ada penarikan uang tunai sebesar $25,000 per bulan selama empat tahun, ditambah tagihan hotel yang tidak dikenal oleh Tallie. Pada mulanya, Tallie mengira ada yang mencuri kartu kreditnya, tapi ternyata hasil audit Victor tidak salah. Ayah Tallie membantunya memeriksa laporan keuangan tersebut, dan Victor tidak mengada-ada. Seseorang yang dekat dengan Tallie mencuri uang tersebut.
Tallie memiliki sahabat sekaligus asisten pribadi selama 17 tahun. Brigitte Parker telah menjadi kaki tangan dan orang kepercayaan Tallie. Namun, kecurigaan juga jatuh padanya, karena ia yang mengatur keuangan Tallie.
Di tengah kebingungannya, Tallie menghubungi pengacaranya, Greg Thomas. Ia menyarankan Tallie untuk menghubungi kenalannya, Margaret Simpson, seorang investigator yang biasa menangani kasus serupa. Berdasarkan pengintaian dan hasil investigasi Meg, diketahui Hunt berselingkuh dengan janda beranak satu, Angela, yang menjadi korban kekerasan domestik. Sebelum berhubungan dengan Angela, Hunt pernah berselingkuh dengan Brigitte, sahabatnya. Tallie shock dan sakit hati mendengar hasil temuan tersebut.
Tallie mengkonfrontasi Hunt disertai bukti foto yang diambil oleh Meg. Mereka berpisah, karena Angela hamil. Meg menyarankan Tallie untuk menghubungi agen FBI bernama Jim Kingston untuk investigasi mengenai uang yang hilang tersebut.
Cerita Betrayal klise menurut saya: sahabat yang berselingkuh dengan kekasih tokoh utama. Banyak repetisi di novel ini. Dan yang agak mengganggu adalah cara penulisan DS yang kurang detail. Di novel ini, saya tidak bisa merasakan kesedihan Tallie, bagaimana ia sakit hati karena ulah Hunt dan Brigitte. Terasa datar saja.
Novel ini page turner—lumayan membuat saya penasaran tentang kelanjutan investigasi terhadap Hunt dan Brigitte, tapi di tengah-tengah saya agak jenuh membaca buku ini. Menurut beberapa review, novel ini kurang greget, dan saya setuju dengan pendapat tersebut. Karena saya juga baru pertama kali membaca karya DS, saya belum bisa membandingkan buku ini dengan buku lain karya beliau.
Saya masih penasaran dengan beberapa judul yang menurut teman-teman bagus.
Until next time