Blog Archives

[Book Review] The Naked Traveler 4 by Trinity @bentangpustaka

book_info

20131204-080410.jpg

Judul: The Naked Traveler 4
Penulis: Trinity
Penerbit: B First – Bentang Pustaka
Terbit: September 2012
Tebal: 262 halaman
ISBN: 978-602-8864-65-7
Kategori: Non Fiksi
Genre: Travel, Humor, Culture
Beli di: Kutukutubuku Harga Rp. 41,650
Kalimat pertama:
Misool dan kepulauan sekitarnya memang paling indah dibanding daerah lainnya di Raja Ampat.

book_blurb

Jalan-jalan bersama Trinity memang tak ada habisnya. Tiga seri laris The Naked Traveller ternyata tak cukup untuk menceritakan pengalaman seru Trinity menjelajah ke berbagai negara. Sesuai ciri khasnya, Trinity mampu memberikan “kesan baru” pada setiap tempat yang ia singgahi. Selalu ada kejutan yang akan membuat kita melakukan refleksi.

Kali ini, kita akan diajak untuk menikmati Afrika, makan zebra di Namibia, dipenjara dan ketemu hiu putih raksasa, eksisnya Ladyboys di Thailand, sampai dipalak anak kecil di Kalimantan. Tambah lagi, kita juga bakal tetep sirik setengah mati sama cerita Trinity yang makan sushi paling enak sedunia dan nonton festival Unta di Pushkar.

Bersiap-siaplah dengan virus Trinity yang kali ini lebih seru!

thoughts

Akhirnya kelar juga baca buku seri The Naked Traveler keempat ini. Covernya paling funky, pink ngejreng, wueheheehe. Entah apa warna ini adalah warna favorit Trinity apa memang pilihan dari penerbit.

Jujur aja, dibandingkan buku-buku sebelumnya, entah kenapa saya merasa buku ini ‘garing’. Selipan humor di akhir bab terasa agak nanggung. Tapi, saya masih bisa menikmati buku ini kok. Memang saya ngiler dan iri berat dengan Trinity yang bebas oergi ke mana saja, dibayarin pulak. Well, saya cuma bisa menikmati sambil membayangkan aja berada di tempat-tempat yang disebutkan oleh Trinity.

Bagian awal buku ini membahas tentang domestic traveling alias jalan-jalan di kandang sendiri. Saya iba dengan Trinity dan kawannya yang harus menahan lapar di kapal menuju Misool, Raja Ampat.
Lalu tentang premanisme anak kecil di Kalimantan, tepatnya di kampung suku Dayak Kenyah di Pampang, saya cuma bisa mengurut dada. Kadang suka malu juga sih dengan budaya minta-minta, entah di kota atay desa, apalagi kuburan. Satu sisi pengin juga budaya kita dianggap di luar negeri, tapi kalau ada turis berkunjung malah disusahin. Duh *urut dada Matt Sanders*

Saya ngakak baca bab ‘Rumah Kuburan’ di Tanah Kusir. Daerah dekat rumah saya. Kebayang aja sih rumah keluarga Trinity yang dibedengi kuburan, lalu tamu yang disuguhi minum dibilang airnya adalah air kuburan. Jahil bener Trinity, hihihi.

Ada juga tentang eksplorasi timah di Bangka yang membuat banyak lubang. Tentu lubang-lubang itu kelihatan sangat tidak indah. Ngeri.

Saya suka dengan kebiasaan warga Gorontalo yang harus beristirahat tiap siang, atau siesta istilahnya. Menurut para ahli, rehat sejenak di siang hari bisa membantu mengoptimalkan otak. Google, Microsoft, dan berbagai perusahaan raksasa juga memberlakukan siesta untuk karyawannya.

Trinity juga membagikan kisahnya di Namibia. Ia bertandang ke sana sebagai duta pariwisata sampai masuk TV lokal di sana.

Ada juga tips jalan-jalan murah untuk mahasiswa dan backpacker berbujet pas-pasan. Ada usaha, ada niat, pasti ada cara. Prinsip yang keren dan patut ditiru.

Overall buku ini nggak membosankan, bukan panduan wisata atau brosur agen perjalanan. Bahasa yang dipakai Trinity masih santai seperti biasanya, ceplas-ceplos dan terkesan apa adanya. Buku ini juga selalu menyajikan cerita seru di tiap babnya, bikin saya cuma bisa garuk-garuk tanah karena nggak bisa jalan-jalan kayak Trinity.

Saya masih menunggu seri The Naked Traveler berikut yang gosipnya akan membahas perjalanan Trinity di Amerika Selatan.

20131119-085715.jpg

Need another opinion?

Baca Buku here
The Bookie Looker here
Desti Baca Buku here

Until next time

20130330-114856.jpg

[Book Review] Tuesdays with Morrie by Mitch Albom @Gramedia

book_info

20131222-115311.jpg

Judul: Tuesdays with Morrie (Selasa Bersama Morrie)
Penulis: Mitch Albom
Edisi: Terjemahan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Juli 2011, cetakan kedelapan
Tebal: 209 halaman
ISBN: 978-979-22-5021-3
Kategori: Non Fiksi
Genre: Spiritual, Biografi
Dapat dari: Astrid
Bisa dibeli di: Bukabuku Harga: IDR 34,000
Kalimat pembuka:
Kuliah terakhir dalam hidup sang profesor yang sudah berusia lanjut itu berlangsung sepekan sekali di rumahnya di dekat jendela ruang kerja tempatnya dapat menikmati keindahan kembang sepatu yang bunganya merah jambu.

book_blurb

Bagi kita mungkin ia sosok orangtua, guru, atau teman sejawat. Seseorang yang lebih berumur, sabar, dan arif, yang memahami kita sebagai orang muda penuh gelora, yang membantu kita memandang dunia sebagai tempat yang lebih indah, dan memberitahu kita cara terbaik untuk mengarunginya. Bagi Mitch Albom, orang itu adalah Morrie Schwartz, seorang mahaguru yang pernah menjadi dosennya hampir dua puluh tahun yang lampau.

Barangkali, seperti Mitch, kita kehilangan kontak dengan sang guru sejalan dengan berlalunya waktu, banyaknya kesibukan, dan semakin dinginnya hubungan sesama manusia. Tidakkah kita ingin bertemu dengannya lagi untuk mencari jawab atas pertanyaan-pertanyaan besar yang masih menghantui kita, dan menimba kearifan guna menghadapi hari-hari sibuk kita dengan cara seperti ketika kita masih muda?

Bagi Mitch Albom, kesempatan kedua itu ada karena suatu keajaiban telah mempertemukannya kembali dengan Morrie pada bulan-bulan terakhir hidupnya. Keakraban yang segera hidup kembali di antara guru dan murid itu sekaligus menjadi sebuah “kuliah” akhir: kuliah tentang cara menjalani hidup. Selasa Bersama Morrie menghadirkan sebuah laporan rinci luar biasa seputar kebersamaan mereka.

thoughts

Surprised banget ternyata saya salah satu pemenang 2nd prize di blognya Astrid dalam rangka November Bloghop kemarin. Langsung aja saya nodong Astrid untuk menghadiahkan saya dua buku Mitch Albom: Tuesdays with Morrie dan Five People You Meet in Heaven. Terima kasih banyak ya, Astrid, untuk hadiah Natalnya :’)

Sebenarnya saya punya buku Tuesdays with Morrie yang saya beli dari OL Shop buku bekas. Namun, setelah diperiksa, bukunya ternyata buku jabakan. Saya paling nista membaca buku jabakan, nggak napsu. Setelah mendapat buku cetakan barunya, saya semangat banget membacanya.

Tuesdays with Morrie adalah buku kedua karya Mitch Albom yang saya baca tahun ini. Sebelumnya, saya membaca Have a Little Faith (review di sini).

Mirip dengan buku Have a Little Faith, buku ini membahas tentang makna hidup dari kacamata orang yang akan meninggal. Buku ini nggak terlalu tebal, namun membuat saya merenung panjang tentang hal sia-sia yang sudah saya lakukan selama ini.

Morrie Schwartz adalah seorang dosen senior yang disukai oleh para mahasiswanya di Brandeis University. Kelas sosiologinya kerap penuh oleh mahasiswa yang ingin mendengarkan kuliahnya. Tidak seperti dosen ilmu eksakta yang setelah selesai kuliah, tidak ada perpanjangan kontak, tidak demikian dengan Morrie. Seperti malaikat, ia bertindak sebagai perantara kasih orang-orang yang datang kepadanya untuk meminta bantuan.

Mitch Albom merupakan salah satu mahasiswa Morrie yang sudah lama hilang kontak dengannya. Mitch tidak sengaja menonton acara TV yang menyiarkan wawancara Morrie, dan segera ia mengontak sang guru tersebut.
Setiap hari Selasa, Mitch kembali belajar, dibimbing oleh Morrie yang kondisi fisiknya sudah sangat lemah.

20131222-014327.jpg

Pic from here

Morrie mengajarkan tentang berbagi dengan sesama, meluangkan waktu dengan orang-orang yang kita kasihi, pasrah dan menerima keadaan dan diri kita yang sekarang, bukan diri kita di masa lampau, juga belajar untuk membentuk budaya kita sendiri.

Budaya konsumerisme dan sosial media yang semakin mempersempit ruang interaksi dengan sesama manusia di dunia nyata adalah budaya yang salah, dan saya setuju. Saya semakin merenungkan tentang segala kesia-siaan yang saya lakukan.

Morrie juga mengajarkan tentang pentingnya memaafkan diri sendiri sebelum memaafkan orang lain. Saya kembali merenungkan tentang hubungan saya dengan beberapa orang yang dulu pernah dekat namun sekarang jadi jauh. I really want to reach to them and make things better. Semoga saja bisa.

Buku-buku Mitch Albom seperti antidote dari novel-novel fiksi yang saya baca, baik genre thriller mau pun romance. Rasanya seperti diguyur air dingin setelah membaca buku ini.

Satu hal lagi yang saya anggap penting yang saya petik dari buku ini adalah sehebat apapun seseorang, ia pasti memerlukan seorang guru. Seorang guru adalah orang yang bisa melihat kekurangan kita tanpa menghakimi, dan membimbing agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.

quotes

Yang paling penting dalam hidup adalah belajar cara memberikan cinta kita, dan membiarkan cinta itu datang. (hal. 55)

Sesungguhnya, begitu kita ingin tahu bagaimana kita akan mati, itu sama dengan belajar tentang bagaimana kita harus hidup. (hal. 87)

Ketika orang memanipulasi kita, membujuk kita membeli parfum tertentu supaya kita tampil menawan, atau membeli celana jeans yang akan membuat kiya tampak seksi—kemudian kita mempercayai orang-orang ini! Padahal semua omong kosong. (hal. 125)

20131125-062111.jpg

Until next time ^^

20131128-083529.jpg

[Book Review] The Christmas Wedding by James Patterson

book_info

20131117-063534.jpg

Title: The Christmas Wedding
Author: James Patterson, Richard DiLallo
Publisher: Grand Central Publishing
Published: 2011
Format: Paperback
ISBN: 978-0-446-58543-9
No. of Pages: 266
Category: Fiction
Genre: Romance, Contemporary
Bought at: Periplus.com Price: IDR 49,000
Opening Sentence:
ONLY TWENTY-FOUR DAYS until Christmas, and this Christmas is going to be one you won’t forget.

book_blurb

The tree is decorated, the cookies are baked, and the packages are wrapped, but the biggest celebration this Christmas is Gaby Summerhill’s wedding. Since her husband died three years ago, Gaby’s four children have drifted apart, each consumed by the turbulence of their own lives. They haven’t celebrated Christmas together since their father’s death, but when Gaby announces that she’s getting married–and that the groom will remain a secret until the wedding day–she may finally be able to bring them home for the holidays.

But the wedding isn’t Gaby’s only surprise–she has one more gift for her children, and it could change all their lives forever. With deeply affecting characters and the emotional twists of a James Patterson thriller, The Christmas Wedding is a fresh look at family and the magic of the season.

thoughts

I saw this book in Periplus, but somehow I didn’t pick it up. Then I remember that I wanted to read Christmas themed novels this month and, luckily, onread.com provides free copy to be read online. But, onread.com pissed me off. Every 3 pages there’s a sign “too many people are reading right now” and I had to go back to the beginning.
I decided to purchase this book online. Luckily, Periplus still had the copy. I’m so lucky that the cheap copies are sold out. I bought this book for IDR 49,000, so it’s like a small victory for me.
It’s a short, heartwarming novel about family reunion on Christmas eve.

Gaby, Summerhill, 44, a teacher, a mother of four, a widow for three years, sent a video message to all her children, announcing that she’d get married on Christmas. She didn’t reveal the groom, just expected her family to gather together on christmas. It’s been three years since their last reunion. Gaby wanted to do it again.

Claire, Gaby’s eldest daughter, had issues in her family. Hank was a pothead, and her son, Gus, was found drunk outside a mall. Hank slapped her face once when she said he’s an asshole. He was irresponsible and short-tempered, blaming it on the weed.
Gus did not do well at school. His grades are sliding down to the very bottom of the pit. He was getting friendly with the bad crowds. Claire taught remedial class. Sadly, Hank didn’t do anything to help.

Lizzie had to take care of Mike, her husband, due to serious illness. Emily’s a busy woman, and Seth was upset because his recent work was refused by his publisher, Knopf.

This book is sad and funny at the same time. I like Marty, Gaby’s brother in law. They had a thing. And there’s Jacob, a Jewish rabbi, who asked Gaby to marry him. Tom, who grew up with Gaby, was also interested to be Gaby’s second husband.

My favorite part is when Marty helped Gaby to teach remedial class. He taught the kids to love reading. I agree with Marty that we don’t have to like anything. Even the books that we hate can give something.

I love reading Christmas-themed books because they always give me a good feeling. I like this book, but I like Swimsuit better. I have tried reading other romance books by James Patterson. Not a huge fan though.

The Christmas Wedding is about one divorce and two weddings. The ending is sweet and touching.

quotes

If you don’t change, you’re stuck in a rut. (p. 8)

You can be the strongest person in the world and still make some bad decisions and have a pretty miserable life. (p. 27)

Be a giver, not a taker. (p. 34)

I read somewhere that cancer often disappears if you just sit very still. (p. 92)

Life is a temporary situation. (p. 116)

How can you read To Kill a Mockingbird or The Things They Carried and completely understand the book but not in any way feel the book? (p. 118)

If you’re not reading – with your heart as well as your brain – you will be one stupid grown-up. (p. 120)

20131119-085715.jpg

Need a second opinion?

Annette’s Book Spot here

Kuroneko Book Club here

Until next time

20130330-114856.jpg

[Book Review] Lampau by Sandi Firly @Gagasmedia

book_info

20131130-053523.jpg

Judul: Lampau
Penulis: Sandi Firly
Penerbit: Gagasmedia
Terbit: April 2013
Tebal: 346 halaman
ISBN: 978-979-780-620-0
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Sastra Indonesia
Dapat dari: penerbit dalam event #GagasDebut
Kalimat pertama:
Aku terlahir dari seorang Uli Idang, Balian Tuha, dukun yang namanya membuat gentar segenap hantu di hutan larangan Meratus – semua ilmu kesaktian merapat ke dirinya meminta untuk dipinang.

book_blurb

Aku mengingatmu, gadis berkepang dua. Di jalan menyusuri masa kecil. Senyum manis, cinta pertamaku. Mengingatmu adalah perjalanan panjang kembali ke buku-buku bergaris masa sekolah dasar, pensil warna, dan mimpi-mimpi beralur manis.

Gadis berkepang dua dengan senyum semenarik krayon warna, kau juga mengingatkanku pada takdir. Takdir yang lekat akan gemerincing denting gelang hiyang perunggu dalam iringan tetabuhan gendang, dan senandung mantra-mantra yang dengan sendirinya dapat kubaca.

Hingga bayangmu kutinggalkan dalam frame tua. Aku menemui gadis lain berwajah teduh. Gadis yang tak mengingatkanku pada takdir yang menunggu. Gadis yang membuatku tahu bahwa hidup bukan sekadar menjalani takdir yang kita tahu.

Namun, gadis berkepang dua, jalanku memutar, entah mengapa seolah ujungnya ingin menemukanmu. Senandung mantra siapa yang akan aku jelmakan, kali ini?

thoughts

Ayuh adalah anak Uli Idang, dukun Dayak Meratus. Menjadi anak Balian memiliki banyak keistimewaan. Juga, Ayuh diharapkan bisa mewarisi ilmu ibunya, menjadi Balian di kemudian hari.

Suatu hari, sepucuk surat dengan cap darah mendarat di tangan Ayuh yang berada di Jakarta. Surat itu dari ibunya yang sakit keras dan meminta Ayuh untuk pulang. Ayuh dipercaya sebagai satu-satunya penyembuh, sesuatu yang diragukannya sendiri.

Ayuh kembali ke kampung halamannya, Desa Malaris. Dan Ayuh berflashback ke masa kecilnya. Ia kerap diolok-olok teman sekelasnya karena lemah dalam pelajaran eksakta. Ia lebih pandai bercerita. Sebelum ayahnya pergi meninggalkan keluarganya, ia suka membawa banyak buku cerita. Selain diwariskan oleh ayahnya, kesukaan Ayuh membaca juga karena pamannya, Amang Dulalin, yang suka bermalas-malasan di kamarnya sambil membaca.

Suatu hari, seorang bulr Amerika bernama Anna dan kawannya mengadakan penelitiN tentang kehidupan suku Dayak. Ia tinggal di rumah ibu Ayuh. Warga desa gempar dengan kedatangan Anna yang berkulit putih dan berambut jagung. Ayuh teringat dengan poster perempuan bule seksi yang dipajang Amang di kamarnya. Ia langsung mengajak Amang untuk datang ke rumahnya, karena idolanya datang.

Ada pertemuan, ada juga perpisahan. Tiba saatnya Anna harus kembali ke negaranya. Bersama Abdi, temannya, ia pamit pada warga Desa Malaris. Amang sibuk menulis surat cinta untuk Anna. Tak disangka, Ayuh mendapat kecupan di pipi sebagai tanda perpisahan dari Anna, diiringi sorak sorai warga desa. Amang tidak mencuci mukanya selama seminggu.

Ayuh risau karena ia ingin melanjutkan sekolah. Ia ingat, di sekolah, guru agama Islam berkata, pondok pesantren tidak memungut biaya untuk murid yang kurang mampu. Ibu Ayuh tak sanggup menyekolahkan Ayuh ke SMP karena masalah biaya. Ayuh mengajukan ide tersebut. Ibu Ayuh kaget, karena mereka menganut agama Kaharingan, agama adat. Dengan berat hati, Uli Idang melepas kepergian Ayuh untuk menuntut ilmu di pesantren yang berlokasi di Banjarbaru. Ayuh juga harus berpisah dengan teman-temannya: Septa, Tuma, Evi, Warna, dan Ranti. Ayuh menyukai Ranti yang cantik. Ia murid pindahan dari Jakarta.

Dan Ayuh berangkat ke ibukota, mengadu nasib. Namun masa lalu membawanya kembali ke kampung.

Ceritanya menarik dan banyak penjelasan tentang adat Dayak Malaris, namun di beberapa bagian terasa membosankan.

Secara keseluruhan, novel ini cukup asyik untuk disimak.

quotes

Setiap anak harus mengetahui nama yang disandangnya, apakah itu pemberian orangtuanya atau siapa pun. (hal. 7)

20131119-085715.jpg

Until next time

20130330-114856.jpg

[Book Review] Swimsuit by James Patterson @Gramedia

book_info

20131123-060929.jpg

Judul: Swimsuit (Maut di Pantai)
Penulis: James Patterson dan Maxine Paetro
Alih Bahasa: Andang H. Sutopo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 31 Mei 2012
Tebal: 464 halaman
ISBN: 9789792284195
Kategori: Novel Fiksi Terjemahan
Genre: Thriller, Mystery
Dapat dari: barter dengan Patricia
Bisa dibeli di: Kutukutubuku Harga: IDR 49,300
Kalimat pertama:
Aku tahu hal-hal yang tidak ingin kutahu.

book_blurb

Kim McDaniels, supermodel cantik menawan, lenyap ketika sedang mengadakan pemotretan di Hawaii. Takut situasi memburuk, kedua orangtuanya langsung terbang ke Hawaii untuk menyelidiki sendiri, tanpa pernah menyangka mereka disambut maut.

Ben Hawkins, wartawan L.A. Times, menyelidiki sendiri kasus itu, berharap bisa menolong si korban dan mendapatkan gagasan untuk menulis buku laris. Sejak ia tiba di Hawaii, belum juga ada petunjuk yang menuntunnya ke pengungkapan identitas di penculik. Tiba-tiba si iblis mendatanginya dan memaksanya menyepakati perjanjian yang tak mungkin ditolak.

thoughts

Akhirnya, buku Miss Jinjing saya laku juga dibarter, hehehehe. Thanks ya, Patricia, sudah ngebuzz inbox Goodreads saya.

Ok, pertama tertarik membaca buku ini karena penulisnya. Saya baru membaca sedikit buku karya James Patterson dan saya bertekad untuk membaca lebih banyak lagi karya beliau di tahun mendatang, sekaligus ingin mengurangi timbunan yang semakin menggunung.

Ben Hawkins, mantan detektif dan penulis fiksi yang gagal, banting setir menjadi wartawan kriminal untuk L.A. Times. Jumat malam, ia tiba-tiba diberi tiket pesawat ke Maui untuk menyelidiki kasus hilangnya Kim Daniels. Ben terinspirasi untuk menulis novel lagi dengan mengambil ide dari kasus Kim.

Sementara itu, Kim diculik malam setelah pemotretan untuk majalah pria. Ia mendapati dirinya terikat dan terkurung di dalam bagasi mobil. Ia dibawa ke sebuah tempat terpencil dimana tak ada orang yang bisa mendengar jeritannya. Nasib baik tidak berpihak pada Kim. Ia dibunuh secara sadis oleh pria bertopeng. Pembunuhan Kim direkam dengan video dan disaksikan oleh Horst dan Jan, juga anggota Alliance lain yang menyewa si pembunuh untuk melakukan pembunuhan keji dan direkam oleh video. Si pembunuh diiming-imingi kontrak baru dengan angka yang menggiurkan jika ia berhasil membuat rekaman sensasional dan berhasil memikat The Peepers.

Orang tua Kim, Levon dan Barbara, terkejut bukan kepalang ketika mendapat telepon misterius dari seseorang yang mengatakan bahwa Kim sudah jatuh ke tangan orang jahat. Mereka berdua disarankan untuk segera menyusul Ke Maui.

Dalam keadaan panik, mereka terbang ke Maui tanpa membawa koper. Sesampainya di Wailea Princess, Levon dan Barb dikerubuti wartawan yang memborbardir mereka dengan pertanyaan yang membuat duka mereka semakin dalam. Si pembunuh hadir dalam event tersebut, menyamar sebagai wartawan.

Setelah hilangnya Kim, ada dua perempuan lagi yang mayatnya ditemukan: Rosa, gadis Latin, dan Julia Winkler, teman sekamar Kim di Maui dan juga model Sporting Life.

Ben mendekati Levon dan Barb demi mendapatkan kepercayaan dari mereka. Ia juga bercerita tentang masa lalunya, detektif yang difitnah dan dijebak partner dan atasannya, sehingga ia terpaksa mengundurkan diri dan akhirnya mendapat kolom kriminal di L.A. Times.

Ben dibantu detektif lokal, Eddie Keola, memutar otak untuk mencari si pembunuh. Akhirnya, mayat Kim ditemukan di sebuah kapal sewaan. Tubuh dan kepalanya terpisah.

Akhirnya Ben berhadapan dengan si pembunuh yang menyeretnya ikut terlibat dalam pembunuhan-pembunuhan yang dilakukannya.

Dibandingkan Honeymoon, buku ini lebih membuat saya penasaran. Saya hampir tidak mau berhenti membaca. Seru, menegangkan, bikin penasaran dan membuat saya menunggu kejutan di halaman berikutnya.

Saya sangat menikmati buku ini walau agak terganggu dengan beberapa adegan sadis yang membuat saya mual. Aura buku ini maskulin sekali. Adegan berlangsung dengan cepat tanpa basa-basi. Cerita per babnya juga tidak panjang. Setelah sampai di halaman terakhir, saya bisa menarik napas lega.

Dan yang membuat saya sedikit terkejut adalah, cerita di buku ini sampai masuk ke dalam mimpi saya. Seru, menegangkan, dan membuat saya capek.

Saya merekomendasikan buku ini untuk pecinta thriller. Gara-gara buku ini, tahun depan saya berniat untuk membuat James Patterson Reading Challenge.

Nggak ada produser yang tertarik memfilmkan buku ini ya? Kalau digarap dengan baik, buku ini berpotensi untuk jadi film blockbuster action-thriller.

20131125-062111.jpg

Need a second opinion?

Reviews of Unusual Size here
Obsessed with Reading here

Until next time

20130330-114856.jpg

P.S. Review ini menjadi pemenang #ResensiPilihan @Gramedia 3 Desember 2013
Bisa dilihat di sini

Terima kasih banyak, Gramedia ^^

[Book Review] Lisey’s Story by Stephen King @Gramedia

book_info12348714Judul: Lisey’s Story

Penulis: Stephen King

Penerjemah: Rosemary Kesauli

Penerbit: GPU

Terbit: Agustus 2011

Tebal: 704 halaman

ISBN: 9789792274127

Kategori: Novel Fiksi

Genre: Horror, Supernatural, Thriller

Beli di: nitip Chei di Obralan Gramedia, Harga IDR 25,000

Kalimat pertama:

Bagi publik, para istri penulis terkenal sama sekali tidak penting.

book_blurbLisey Debusher Landon kehilangan suaminya, Scott, dua tahun yang lalu, setelah dua puluh lima tahun menikah. Scott adalah pengarang terkenal yang berkepribadian sangat rumit. Setelah beberapa lama mengenal Scott, Lisey baru mengerti bahwa Scott mempunyai kemampuan untuk masuk ke dunia lain––sebuah tempat yang menakutkan, namun sekaligus menyembuhkan dan memberinya ide-ide yang dia butuhkan untuk bisa bertahan dari kegilaan yang menggerogotinya. Sekarang, setelah Scott tiada, giliran Lisey yang harus menghadapi hantu-hantu masa lalu suaminya.

thoughtsSalah satu keuntungan menjadi member BBI adalah bisa berbagi info buku murah. Saya harus mengucapkan terima kasih sama Zellie yang sudah rela berberat-berat membawa buku-buku pesanan para penimbun buku (kecup).

Saya baru membaca satu buku Stephen King, yaitu Carrie. Itu juga ceritanya ada tugas meresensi buku bebas waktu kuliah, dan saya langsung nyomot Carrie sebagai bacaan kelompok kami (yang langsung diprotes sama teman-teman kelompok, namun mereka nggak punya pilihan).

Lisey’s Story menurut saya adalah cerita sedih, heartbreaking story tentang masa lalu Scott (dan kakaknya, Paul) yang sangat-sangat menyedihkan. Beberapa kali saya menyeka air mata saking nyeseknya membaca buku ini (ini juga saya sambil menahan jatuhnya air mata saking sedihnya mengingat detil masa lalu Scott yang bisa dikatakan disturbing).

Lisey adalah istri Scott, penulis terkenal yang menyimpan rahasia kelam tentang masa kecilnya. Sebelum menikah dengan Lisey, Scott berkata bahwa ia menderita penyakit jiwa turunan dan ia tidak menginginkan anak karena takut.

Setelah dua tahun kematian Scott, Lisey membereskan barang-barang Scott di ruang kerjanya. Lisey dipaksa menyerahkan manuskrip Scott yang belum sempat diterbitkan kepada Joseph Woodbody, seorang profesor. Lisey tidak mau menyerahkan naskah Scott. Tak lama berselang, Lisey diteror oleh pria asing yang mengaku bernama Zack McCool (norak banget ya nama aliasnya).

Lisey sendiri harus mengurus Amanda, kakaknya, yang mengalami gangguan psikologis. Amanda yang sudah tidak muda lagi suka memutilasi diri sehingga ia dibawa ke sanatorium.

Lisey merasa Amanda mengetahui sesuatu tentang hal yang menghantui Scott. Ia menculik Amanda dari klinik dan membawanya ke rumahnya untuk menelusuri barang-barang Scott.

Akhirnya Lisey bisa melihat makhluk yang menghantui Scott sejak ia kecil, makhluk yang bisa menghinggapi siapa pun yang bisa melihatnya.

Buku bantal ini saya habiskan selama 6 hari. Saya berjanji untuk membaca secara maraton setiap weekend, untuk menghabiskan timbunan. So far, program #weekendreadathon saya lumayan berhasil. Buku ini saya baca selama weekend dan hampir setengahnya habis dilahap dalam tiga hari.

Stephen King menulis kisah ini secara detil. Namun ada beberapa hal yang saya mengerti namun sulit untuk diekspresikan melalui tulisan. Seperti bul misalnya.

Sampul depan novel ini ada gambar sekop. Itu merupakan penghubung antara masa lalu Scott dengan peristiwa penting sebelum Scott tewas.

Overall, saya puas membaca kisah Lisey. Tebalnya buku ini tidak membuat saya terintimidasi karena isinya yang menarik dan bikin penasaran.

quotes

Melupakan kejadian saat peristiwa traumatis berlangsung memang bagian dari proses yang terjadi sesudahnya. (hal. 36)

Setiap perkawinan memiliki dua inti, satu terang, satunya gelap. (hal. 80)

Bukankah keberanian selalu kelihatan indah. (hal. 89)
Mutilasi diri memangtidak bisa dianggap sebagai bunuh diri, sama seperti anoreksia, tapi keduanya bisa mengakibatkan kematian. (ha. 149)

Bicara pada diri sendiri memang enak karena kau tidak perlu menyelesaikan ucapan. (hal. 307)

Kalau kau sudah lama menikah ada semacam telepati. (hal. 369)

20130923-121407.jpg

Submitted for:

Baca Bareng BBI tema Horror/Thriller

20130923-121453.jpg

[Book Review] Warna Langit by Kim Dong Hwa

book_info

20131128-094248.jpg

Judul: Warna Langit (Trilogi Warna #3)
Penulis: Kim Dong Hwa
Penerjemah: Rosi L. Simamora
Editor: Tanti Lesmana
Illustrator: Kim Dong Hwa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Agustus 2011
Tebal: 328 halaman
ISBN: 978-979-22-6525-5
Kategori: Novel Grafis
Genre: Family, Sex Ed, Romance, Korean Culture
Beli di: Bukabuku.com
Kalimat pertama:
Apakah kau benar-benar harus pergi?

book_blurb

Ehwa, yang telah menjelma menjadi wanita muda yang penuh percaya diri, kini berada dalam situasi seperti yang dialami ibunya: menantikan kekasihnya. Ibunya mengharapkan kembalinya si tukang gambar, sementara Ehwa memandang bulan yang sama seperti yang dipandangi tunangannya, Duksma, petani yang pergi ke laut untuk mencari peruntngan agar dapat menikahi Ehwa.

Goresan Kim Dong Hwa yang indah dan bahasanya yang teramat puitis menciptakan potret intim kedua wanita yang tumbuh dan berbah namun tak pernah berkurang cintanya terhadap satu sama lain.

thoughts

Akhirnya sampai juga di buku ketiga trilogi Warna ini. Adegan dibuka di stasiun. Ehwa mengantarkan Duksam yang pergi untuk sementara untuk mencari nafkah. Si bandot tua Cho yang jahat ingin menyingkirkan Duksam karena is dianggap sebagai penghalang cintanya dengan Ehwa (benar-benar nggak tahu diri si tua bangka itu).

Ehwa yang patah hati selalu menunggu kembalinya Duksam. Hingga orang yzng dinantikannya datang pada awal musim salju turun. Duksam mengajaknya menikah.

Ibu Ehwa langsung sibuk menyiapkan keperluan untuk Ehwa. Saya suka dengan penjelasan tentang pesta adat Korea.

Namun, saya kurang menyukai seperempat awal buku ini karena Ehwa digambarkan genit. Agak mengganggu membaca karakter Ehwa yang seolah hidup untuk dihinggapi laki-laki.

Bagian yang paling mengharukan adalah ketika ibu Ehwa melepas kepergian Ehwa yang akan dipinang Duksam. Saya jadi ingat malam sebelum menikah. Sedih rasanya harus berpisah dari orang tua.

Warna Langit adalah penutup trilogi Warna yang manis. Dan, buku ini paling hardcore dibandingkan dengan dua buku pendahulunya. Ada adegan seks yang dilakukan oleh sepasang tua bangka di kampung Duksam.

Saya masih ingin membaca novel grafis karya Kim Dong Hwa.

quotes

Konon berada di tengah samudera lebih berbahaya daripada maju ke medan perang. (hal. 123)

Kau bisa menyembunyikan sesuatu dari dunia, tapi kau tidak dapat menyembunyikan sesuatu dari waktu. (hal. 247)

20130923-121407.jpg

Until next time

20130330-114856.jpg

[Book Review] Warna Air by Kim Dong Hwa

book_info

8949011

Judul: Warna Air (Trilogi Warna #2)
Penulis: Kim Dong Hwa
Penerjemah: Rosi L. Simamora
Editor: Tanti Lesmana
Illustrator: Kim Dong Hwa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Agustus 2010
Tebal: 320 halaman
ISBN: 9789792259889
Kategori: Novel Grafis
Genre: Family, Sex Ed, Romance, Korean Culture
Beli di: Bukabuku.com
Kalimat pertama:
Bunga-bunga ini indah sekali.

book_blurbWarna Air adalah buku kedua dari Trilogi Warna karya Kim Dong Hwa, Dalam buku ini, Ehwa yang cantik telah bertambah dewasa, sementara hubungan ibunya dengan si tukang gambar semakin serius. Ehwa, yang telah mengerti rasanya jatuh cinta, untuk pertama kali dalam hidupnya menyimpan rahasia dari ibunya.

Alam pedesaan Korea yang dilukiskan dengan indah menjadi latar belakang kisah tentang cinta dan perjalanan menjadi dewasa ini.

thoughts

Buku kedua dari trilogi Warna ini mengisahkan Ehwa remaja yang mulai beranjak dewasa muda. Ehwa mengutarakan isi hatinya mengenai pria yang ia sukai: Chung-Myung dan Sunoo kepada ibunya. Ehwa merasa kedua laki-laki itu datang dan pergi dalam sekejap. Ibu Ehwa berkata, bahwa pria ketiga yang akan memikat Ehwa. Third time’s fhe charm, seperti.n141) kata pepatah.

Pria ketiga yang datang dalam hidup Ehwa adalah Duksam, laki-laki bertubuh tinggi tegap yang jago bergulat.

Lucunya, Duksam datang ketika Ehwa mandi, dan kembali ketika ibunya mandi *LOL*

Eksplorasi seksual Ehwa juga sudah sampai ke hubungan intercourse antar sepasang kekasih. Bongsoon, sahabat Ehwa yang lebih ahli dalam masalah ini mengajari Ehwa bagaimana cara orang dewasa melakukan aktivitas ‘rahasia’.

Yang lucu adalah ketika Ehwa membahas tentang bunga kastanye kepada ibunya. Muka ibunya langsung menjadi merah. Bunga kastanye ternyata memiliki konotasi seksual.

Salah satu bab yang kocak adalah ketika Master Cho, kakek mata keranjang bos Duksam naksir Ehwa dan meminta jasa mak comblang untuk mendapatkan Ehwa. Segala daya upaya ia lakukan demi mendapatkan Ehwa. Ibu Ehwa berang, karena tentu saja si tua bangka Cho tidak pantas untuk anaknya. Seperti layaknya bunga yang cantik, semakin banyak kumbang yang melihatnya, maka semakin banyak yang ingin hinggap di atasnya. Begitu juga dengan perempuan cantik yang sering jalan keluar.

Warna Air tidak seseru Warna Tanah, namun masih asik untuk dinikmati.

quotes

Kau bisa mengatakan banyak hal tentang seorang laki-laki hanya dari kesan yang ditimbulkannya. (hal. 48)

Meskipun cinta yang di mata bagaikan petir, cinta di hati adalah seperti perapian. (hal. 52)

Konon katanya perempuan tidak pernah terlalu tua untuk bunga. (hal. 59)

Jangan memercayai seorang gadis yang mengatakan ia tidak bakal menikah. (hal 141)

Memiliki orangtua yang baik dan anak-anak yang baik adalah anugerah, namun bertemu suami yang baik adalah sesuatu yang langka dan indah. (hal. 163)

Wanita tak perlu memanjakan dirinya untuk membuat seseorang terkesan. Dia bisa melakukannya hanya untuk menyenangkan dirinya sendiri. (hal. 208)

Takdir tak pernah mau mendengarkan perintah kita, jadi janganlah kita mencoba memanipulasinya. (hal. 252)

20131119-085715.jpg

Until next time

20130330-114856.jpg

[Book Review] Warna Tanah by Kim Dong Hwa

book_info

20131121-110638.jpg

Judul: Warna Tanah (Trilogi Warna #1)
Penulis: Kim Dong Hwa
Penerjemah: Rosi L. Simamora
Editor: Tanti Lesmana
Illustrator: Kim Dong Hwa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Juli 2010
Tebal: 320 halaman
ISBN: 978-979-22-5927-8
Kategori: Novel Grafis
Genre: Family, Sex Ed, Romance, Korean Culture
Beli di: Bukabuku.com
Kalimat pertama:
Yang itu bermaksud mencuri si kumbang betina dari pasangannya.

book_blurbTrilogi indah tentang cinta pertama dan kesempatan-kesempatan kedua.

Melukis kehidupan para wanita dengan hujan dan bunga.

Warna Tanah menceritakan kehidupan dan dunia dari mata dua generasi perempuan: Ehwa, gadis cilik yang tinggal bersama ibunya, janda di Namwon. Ehwa baru saja memulai perjalanannya menjadi seorang wanita. Bersama setiap musim hujan, Ehwa kecil semakin matang dalam pikiran maupun tubuh. Ehwa dan ibunya sama-sama bertumbuh dan berubah, namun ikatan yang sangat dalam di antara ibu dan anak ini membuat mereka saling mendukung dalam menghadapi dunia dan lingkungan sekitar yang tidak selalu ramah.

Kim Dong Hwa telah menghasilkan banyak novel grafis yang cemerlang. Dalam Warna Tanah, Mr. Kim mencurahkan segenap talentanya untuk menciptakan kisah yang unik dan tak terlupakan, sarat dengan referensi kultural serta gambar-gambar indah.

thoughtsSaya membaca kembali novel grafis ini karena ada event Baca Bareng BBI tema Novel Grafis. I was mesmerized by this series. Salah satu novel grafis paling indah walau kontennya untuk pembaca dewasa.

Warna Tanah dibuka dengan adegan dua kumbang jantan yang memperebutkan kumbang betina. Yang menang bisa mendapatkan kumbang betina. Hukum rimba banget ya. Coba bayangin kalau hukum tersebut berlaku untuk manusia. Bisa-bisa arena gladiator dibuka lagi.

Balik lagi ke kumbang, ibu Ehwa yang janda memiliki kedai minum. Ia digosipkan mau menerima siapa saja atau dengan kata lain genit. Dua remaja yang menyaksikan ‘pertarungan’ kumbang menyamakan kumbang betina dengan ibu Ehwa. Tentu saja ibu Ehwa sedih dikatakan demikian. Ia mengibaratkan laki-laki yang seperti kumbang yang mengerubungi wanita.

Sebelum hujan turun, Ehwa diajak adu pipis paing jauh dengan dua anak laki-laki. Ehwa yang belum mengerti merasa sedih karena tidak punya ‘burung’.

Saya suka dengan penjelasan seks yang tidak vulgar namun mengena di buku ini. Footnote-nya juga banyak mengupas tradisi Korea yang berbau seksual. Misalnya, wanita yang menuangkan anggur untuk lelaki berkonotasi tunduk pada dominasinya (jadi inget BDSM ya) atau mau melayani keinginan laki-laki. Yah, konotasi yang berbau seksual, memang. Namun, tidak hanya di Korea, di belahan dunia mana pun alkohol dan bar memang dibumbui wanita penggoda. Konotasinya seperti itu.

Lalu, ada penjelasan tentang pohon ginko. Jika pohon betina menatap pohon lelaki, ia akan berbuah. Ketika Ehwa membahas hal ini dengan ibunya, tiba-tiba rumah mereka kedatangan tamu asing yang kelak akan mengubah hidup ibu Ehwa.

Ada hasrat seksual yang terpendam dan digambarkan melalui simbol pohon labu. Untuk mengetahuinya, sebaiknya membaca buku ini ^^

Ehwa yang beranjak remaja mulai mengenal cinta. Ia naksir seorang biksu bernama Chyung Myung. Si biksu juga mengalami pubertas. Bukannya Buddha yang ada di pikirannya, melainkan wajah Ehwa. Tentu saja si biksu mendapat omelan dari biksu kepala.

Ada bab menarik tentang menstruasi. Ketika Ehwa mendapat haid untuk pertama kalinya, ia berpikir bahwa ia akan mati. Saya jadi teringat ketika ibu saya mengetahui tentang hal ini. Beliau langsung rempong membelikan saya seperangkat jamu remaja yang wajib diminum. Ibu memang sahabat terbaik gadis remaja *jadi terharu*

Ada resep kecantikan Korea yang pernah diberikan oleh ibu saya. Orang Korea suka sekali meminum air beras dan memakai masker beras. Ibu saya pernah mengajari saya untuk memakai masker beras ini. Caranya mudah: air cucian beras pertama ditampung di mangkuk/gelas. Biarkan mengendap selama beberapa jam. Kalau terlihat ampas putih di dasar gelas, buang airnya. Gunakan ampas beras sebagai masker. Dijamin muka jadi bersih dan kinclong. Itu cara alaminya. Kalau malas, tersedia di pasaran sabun beras made in Thailand yang sedang ngetrend di kalangan online shopper ^^

Ilustrasi novel grafis ini juga memikat, walau saya lebih suka ilustrasi seri Sepeda Merah yang full color. Saya jatuh cinta dengan karya Kim Dong Hwa yang indah dan puitis.

quotesKenapa ada burung di dalam celanamu, padahal seharusnya dia berada di sawah? (hal. 19)

Perempuan memiliki sesuatu yang lebih berharga daripada burung anak laki-laki. Pintu tempat datangnya bayi-bayi. (hal. 36)

Jika aku tidak bisa menolong diri sendiri, bagaimana aku bisa menolong orang lain? (hal. 145)

Apa manusia juga harus dipangkas? Jadi kalau laki-laki ini dan laki-laki itu tumbuh di dalam hati kita, kita harus memangks salah satu dari mereka? (hal. 216)

20130923-121407.jpg

Need a second opinion?

Ika’s Booshelves here
Buntelan Kata here
Nadya Andwiani here
Goodreads here

TTFN ^^

20131105-024143.jpg

[Book Review] Vampire Academy: The Graphic Novel by Richelle Mead

book_info

20131123-104305.jpg

Title: Vampire Academy: The Graphic Novel
Author: Richelle Mead
Adapted by: Leigh Dragoon
Illustrator: Emma Vieceli
Publisher: Razorbill
Published: August 23, 2011
No. of Pages: 144
ISBN: 9781595144294
Category: Graphic Novel
Genre: Romance, Young Adult, Paranormal
Bought at: Periplus Pondok Indah Mall IDR 20,000
Link: Periplus

book_blurb

After two years on the run, best friends Rose and Lissa are caught and returned to St. Vladimir’s Academy, a private high school for vampires and half-bloods. It’s filled with intrigue, danger—and even romance.

Enter their dark, fascinating world through a new series of 144-page full-color graphic novels. The entire first Vampire Academy novel has been adapted for book one by Leigh Dragoon and overseen by Richelle Mead, while the beautiful art of acclaimed British illustrator Emma Vieceli brings the story to life.

thoughts

Penasaran dengan novelnya, saya memilih membaca novel grafisnya lebih dulu sekalian intip preview-nya.

Vampire Academy dibuka dengan adegan Rose yang bermimpi tentang kecelakaan yang menimpanya.
Ia dan Lissa bersahabat sejak kecil. Rose ditakdirkan untuk menjadi pelindung Lissa, asa hubungan batin yang kuat. Jika hal buruk terjadi pada Lissa, Rose merasakannya. Seperti ada telepati.

Mereka berdua lari dari St. Vladimir’s Academy, sekolah (calon) vampir. Dijemput Dimitri dan rekannya, Rose dan Lissa digiring ke kampus.

Rose adalah dhampir (setengah manusia, setengah moroi). Kekuatan supranatural yang dimilikinya hanyalah kemampuan telepati dengan Lissa. Sedangkan Lissa adalah moroi (vampir, makhluk abadi). Lissa mampu menyembuhkan dan mengontrol pikiran manusia.

Di sekolah, keadaan tidak bertambah baik. Ada Mia, social climber, yang iri dengan Lissa yang keturunan bangsawan. Lalu ada Dimitri yang jatuh cinta paea Rose. Ada juga Christian, keturunan Strigoi (mantan moroi/dhampir/manusia yang kehilangan kekuatan magis dan menjadi makhluk abadi dengan meminum darah moroi).

Dalam novel ini, tokoh yang saya sukai hanya Dimitri dan Christian. Seperti mitos novel YA pada umumnya, tokoh perempuannya menyebalkan. Bahkan saya tidak memiliki simpati pada Lissa yang digambarkan lemah dan diteror oleh seseorang.

Setelah membaca novel grafisnya, saya jadi mikir ulang mau baca novelnya.

Ilustrasinya lumayan, beda gaya sih dengan Kim Dong Hwa. Warna-warna yang dipakai terkesan suram dan gelap (ya, tema vampir sih).

Overall, novel grafis ini cukup menghibur dan bisa dibaca cepat. Really worth the money.

quotes

Magic can’t create emotions that aren’t already there.

Feeding is better than sex – or so I imagine since I’ve never had sex.

20130923-121407.jpg

Until next time

20130330-114856.jpg