[Book Review] Tuesdays with Morrie by Mitch Albom @Gramedia

book_info

20131222-115311.jpg

Judul: Tuesdays with Morrie (Selasa Bersama Morrie)
Penulis: Mitch Albom
Edisi: Terjemahan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Juli 2011, cetakan kedelapan
Tebal: 209 halaman
ISBN: 978-979-22-5021-3
Kategori: Non Fiksi
Genre: Spiritual, Biografi
Dapat dari: Astrid
Bisa dibeli di: Bukabuku Harga: IDR 34,000
Kalimat pembuka:
Kuliah terakhir dalam hidup sang profesor yang sudah berusia lanjut itu berlangsung sepekan sekali di rumahnya di dekat jendela ruang kerja tempatnya dapat menikmati keindahan kembang sepatu yang bunganya merah jambu.

book_blurb

Bagi kita mungkin ia sosok orangtua, guru, atau teman sejawat. Seseorang yang lebih berumur, sabar, dan arif, yang memahami kita sebagai orang muda penuh gelora, yang membantu kita memandang dunia sebagai tempat yang lebih indah, dan memberitahu kita cara terbaik untuk mengarunginya. Bagi Mitch Albom, orang itu adalah Morrie Schwartz, seorang mahaguru yang pernah menjadi dosennya hampir dua puluh tahun yang lampau.

Barangkali, seperti Mitch, kita kehilangan kontak dengan sang guru sejalan dengan berlalunya waktu, banyaknya kesibukan, dan semakin dinginnya hubungan sesama manusia. Tidakkah kita ingin bertemu dengannya lagi untuk mencari jawab atas pertanyaan-pertanyaan besar yang masih menghantui kita, dan menimba kearifan guna menghadapi hari-hari sibuk kita dengan cara seperti ketika kita masih muda?

Bagi Mitch Albom, kesempatan kedua itu ada karena suatu keajaiban telah mempertemukannya kembali dengan Morrie pada bulan-bulan terakhir hidupnya. Keakraban yang segera hidup kembali di antara guru dan murid itu sekaligus menjadi sebuah “kuliah” akhir: kuliah tentang cara menjalani hidup. Selasa Bersama Morrie menghadirkan sebuah laporan rinci luar biasa seputar kebersamaan mereka.

thoughts

Surprised banget ternyata saya salah satu pemenang 2nd prize di blognya Astrid dalam rangka November Bloghop kemarin. Langsung aja saya nodong Astrid untuk menghadiahkan saya dua buku Mitch Albom: Tuesdays with Morrie dan Five People You Meet in Heaven. Terima kasih banyak ya, Astrid, untuk hadiah Natalnya :’)

Sebenarnya saya punya buku Tuesdays with Morrie yang saya beli dari OL Shop buku bekas. Namun, setelah diperiksa, bukunya ternyata buku jabakan. Saya paling nista membaca buku jabakan, nggak napsu. Setelah mendapat buku cetakan barunya, saya semangat banget membacanya.

Tuesdays with Morrie adalah buku kedua karya Mitch Albom yang saya baca tahun ini. Sebelumnya, saya membaca Have a Little Faith (review di sini).

Mirip dengan buku Have a Little Faith, buku ini membahas tentang makna hidup dari kacamata orang yang akan meninggal. Buku ini nggak terlalu tebal, namun membuat saya merenung panjang tentang hal sia-sia yang sudah saya lakukan selama ini.

Morrie Schwartz adalah seorang dosen senior yang disukai oleh para mahasiswanya di Brandeis University. Kelas sosiologinya kerap penuh oleh mahasiswa yang ingin mendengarkan kuliahnya. Tidak seperti dosen ilmu eksakta yang setelah selesai kuliah, tidak ada perpanjangan kontak, tidak demikian dengan Morrie. Seperti malaikat, ia bertindak sebagai perantara kasih orang-orang yang datang kepadanya untuk meminta bantuan.

Mitch Albom merupakan salah satu mahasiswa Morrie yang sudah lama hilang kontak dengannya. Mitch tidak sengaja menonton acara TV yang menyiarkan wawancara Morrie, dan segera ia mengontak sang guru tersebut.
Setiap hari Selasa, Mitch kembali belajar, dibimbing oleh Morrie yang kondisi fisiknya sudah sangat lemah.

20131222-014327.jpg

Pic from here

Morrie mengajarkan tentang berbagi dengan sesama, meluangkan waktu dengan orang-orang yang kita kasihi, pasrah dan menerima keadaan dan diri kita yang sekarang, bukan diri kita di masa lampau, juga belajar untuk membentuk budaya kita sendiri.

Budaya konsumerisme dan sosial media yang semakin mempersempit ruang interaksi dengan sesama manusia di dunia nyata adalah budaya yang salah, dan saya setuju. Saya semakin merenungkan tentang segala kesia-siaan yang saya lakukan.

Morrie juga mengajarkan tentang pentingnya memaafkan diri sendiri sebelum memaafkan orang lain. Saya kembali merenungkan tentang hubungan saya dengan beberapa orang yang dulu pernah dekat namun sekarang jadi jauh. I really want to reach to them and make things better. Semoga saja bisa.

Buku-buku Mitch Albom seperti antidote dari novel-novel fiksi yang saya baca, baik genre thriller mau pun romance. Rasanya seperti diguyur air dingin setelah membaca buku ini.

Satu hal lagi yang saya anggap penting yang saya petik dari buku ini adalah sehebat apapun seseorang, ia pasti memerlukan seorang guru. Seorang guru adalah orang yang bisa melihat kekurangan kita tanpa menghakimi, dan membimbing agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.

quotes

Yang paling penting dalam hidup adalah belajar cara memberikan cinta kita, dan membiarkan cinta itu datang. (hal. 55)

Sesungguhnya, begitu kita ingin tahu bagaimana kita akan mati, itu sama dengan belajar tentang bagaimana kita harus hidup. (hal. 87)

Ketika orang memanipulasi kita, membujuk kita membeli parfum tertentu supaya kita tampil menawan, atau membeli celana jeans yang akan membuat kiya tampak seksi—kemudian kita mempercayai orang-orang ini! Padahal semua omong kosong. (hal. 125)

20131125-062111.jpg

Until next time ^^

20131128-083529.jpg

About lustandcoffee

Hello, my name is Rachael and welcome to my blog. I'm a reader, as well as a book reviewer on various social media platforms. I love thriller, historical fiction, literature, a little bit of fantasy should be ok but mostly I read realistic fiction. I love traveling with my family and sitting near by the window on a rainy day with a cup of tea.

Posted on December 22, 2013, in Uncategorized and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: