[Book Review] A Virgin River Novel by Robyn Carr

book_info

20131118-074234.jpg

Judul: A Virgin River Christmas
Penulis: Robyn Carr
Penerjemah: Nicodemus Wuri K.
Penerbit: Violet Books – Kompas Gramedia Group
Terbit: 2011
Tebal: 400 halaman
ISBN: 9789790816572
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Contemporary, Romance
Beli di: Gramedia Plasa Semanggi, Harga: IDR 20,000
Kalimat pertama:
Marcie berdiri di samping Volkswagen hijau-limau miliknya, menggigil di tengah dinginnya udara November, mentari pagi hampir nyaris belum muncul di ufuk timur.

book_blurb

PADA NATAL TERAKHIR, MARCIE SULLIVAN MENGUCAPKAN SALAM TERAKHIR KEPADA SUAMINYA, BOBBY. NATAL TAHUN INI, IA DATANG KE VIRGIN RIVER UNTUK MENEMUI PRIA YANG TELAH MENYELAMATKAN SUAMINYA DAN YANG MEMBERINYA WAKTU TIGA TAHUN UNTUK MENCINTAI SUAMINYA.

Marinir Ian Buchanan membawa tubuh Bobby yang terluka ke ambulans di Fallujah empat tahun yang lalu, kemudian menghilang sesaat sebelum bantuan datang. Sejak saat itu, surat-surat yang Marcie kirimkan padanya tak pernah terbalas.

Marcie melacak keberadaan Ian di sebuah kota pegunungan kecil di Virgin River dan menemukan seorang pria yang terluka secara emosional, sama seperti Bobby yang terluka secara fisik. Tapi itu tak membuatnya lari dari tujuannya. Sejak Marcie memaksa masuk ke dalam kehidupan keras dan penyendiri pria ini, ia menemukan jiwa yang manis namun terluka dibalik sikap kasarnya.

Ian tak tahu apa yang membuat seorang janda muda itu begitu bersikeras memaksanya untuk menengok kembali masa lalunya dan, yang lebih buruk lagi, masa depannya yang tak pasti. Tapi inilah, setelah semuanya, masa-masa keajaiban dan mungkin, hanya sebuah kemungkinan, waktu untuk mengusir hantu masa lalu dan membuka hatinya.

thoughts

Saya biasanya menghindari buku-buku Harlequin dan novel yang unsur romance-nya kental. Namun, sepertinya saya harus mencoba membaca buku-buku not my cup of tea, apalagi novel tema Natal memang dikuasai oleh genre romance, jadi saya pikir ini saat yang tepat untuk membaca genre ini.

Novel A Virgin River Christmas saya temukan secara tidak sengaja di antara tumpukan buku obralan di Gramedia Plasa Semanggi. Setelah browsing, ternyata Virgin River itu serial namun bisa dibaca secara acak. Karena saya terlanjur membaca A Virgin River Christmas duluan, saya terpaksa menyelesaikannya sebelum membaca buku pertamanya terlebih dahulu.

Ceritanya tentang Marcie, janda muda mendiang Bobby yang meninggal setelah mengalami luka dan cacat karena perang Irak. Marcie ingin berterima kasih kepada Ian Buchanan yang telah menyelamatkan Bobby.
Erin dan Drew, saudara Marcie, melarang Marcie bepergian untuk mencari Ian karena cuaca musim dingin mulai memburuk. Namun Marcie yang keras kepala tidak bisa dilarang. Ia pergi ke arah pegunungan untuk mencari Ian.

Dalam perjalanannya, Marcie bertemu dengan Doc dan Mel, dokter dan perawat yang memiliki bar. Marcie yang mulai kehabisan uang dijamu dengan baik dan hangat oleh Doc. Bahkan Preacher, si koki, memberi Marcie bekal untuk dibawa dalam perjalanan.

Berkat bantuan seseorang, Marcie berhasil menemukan Ian yang penampilan dan perangainya berubah. Ian mengusir Marcie, namun Marcie berkeras. Ia tinggal di mobil Volkswagennya. Ian menemukan Marcie pingsan dan membopongnya ke dalam rumahnya. Setelah siuman, Marcie diminta istirahat dan dirawat dengan baik oleh Ian. Setelah ini bisa ketebak kemana arah cerita ini.

Saya nggak menyangka bakalan menyukai buku ini. Natal selalu membawa kehangatan dalam keluarga, itu yang saya rasakan. Dan ternyata, banyak penulis yang merasakan hal yang sama.

Ada beberapa dialog yang saya rasa agak berlebihan, seperti

Oh, Ian, kau perhatian.
Tetapi demi Tuhan, nyanyianmu seperti nyanyian dewa.

Saya palingan cuma nyengir setiap kali menemukan dialog semacam ini. Namun secara keseluruhan, cerita tentang Marcie dan Ian ini menarik dan membuat saya nggak mau berhenti baca. Saya malah jadi nagih ingin membaca semua novel seri Virgin River ini.

Novel ini membawa nostalgia natal dan membuat saya kangen ingin natalan di gereja.

quotes

Sebenarnya, jika kau tak makan sebanyak itu, kau takkan merasa makan sebanyak itu. (hal. 60)

Setiap hari ia selalu bertanya kepada dirinya sendiri mengapa ia harus mendapatkan medali untuk tindakannya menyelamatkan pri untuk hidup dalam tubuh yang lumouh. (hal. 71)

Aku bukan jemaat gereja atau anggota persekutuan atau apa pun namanya. Itu saja. Aku pergi ke gereja hanya untuk mendengar musiknya. (hal. 186)

Bintang itu adalah iman. Sebuah keyakinan bahwa ada suatu kuasa yang lebih besar daripada kita yang, jika diberi kesempatan, akan menuntun kita mencapai tujuan kita. Bintang itu adalah makna, tujuan, janji bahwa kita akan dikaruniai pencerahan kudus. (hal. 190)

20131119-085715.jpg

Need a second opinion?

Resensi Harlequin here
All About Romance here
Natuschan here

Until next time

20130330-114856.jpg

About lustandcoffee

Hello, my name is Rachael and welcome to my blog. I'm a reader, as well as a book reviewer on various social media platforms. I love thriller, historical fiction, literature, a little bit of fantasy should be ok but mostly I read realistic fiction. I love traveling with my family and sitting near by the window on a rainy day with a cup of tea.

Posted on December 1, 2013, in Uncategorized and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink. 2 Comments.

  1. Belum pernah baca Robyn Carr, pernah dapat dua bukunya cmn masih ketimbun >,<
    Tapi baca yg Debbie Macomber (terbitan Violet juga) cukup menarik, asal jangan yg Heather Graham deh 😀

Leave a comment