Blog Archives
[Book Review] Slammed by Colleen Hoover
Judul: Slammed (Cinta Terlarang)
Seri: Slammed #1
Penulis: Colleen Hoover
Penerjemah: Shandy Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: April 2013
Tebal: 336 halaman
ISBN: 978-979-22-9518-4
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Young Adult, Romance, Teen, Family, Drama
Beli di: Mbak Maria
Harga: Rp. 44,000
Kalimat pembuka:
Aku dan Kel memuat dua kardus terakhir ke dalam truk U-Haul.
Layken harus kuat demi ibu dan adiknya. Kematian mendadak sang ayah, memaksa mereka untuk pindah ke kota lain. Bayangan harus menyesuaikan diri lagi dengan lingkungan baru sungguh menakutkan Layken. Namun semua berubah, begitu ia bertemu dengan Will Cooper, tetangga barunya.
Will memang menarik. Dengan ketampanan dan senyum memikat, pemuda itu menularkan kecintaannya pada slams––pertunjukan puisi. Perkenalan pertama menjadi serangkaian hubungan intens yang membuat mereka semakin dekat, hingga keduanya bertemu lagi di sekolah…
Sayangnya, hubungan mereka harus berakhir. Perasaan yang mulai tumbuh antara Will dan Layken harus dihentikan. Pertemuan rutin mereka di kelas tak membantu meniadakan perasaan itu. Dan puisi-puisi menjadi sarana untuk menyampaikan suara hati. Tentang sukacita, kecemasan, harapan, dan cinta terlarang mereka.
Sebelum Iif menentukan buku ini sebagai bacaan Reight bulan Desember, saya sudah punya buku ini dan lanjutannya, Point of Retreat. Saya tertarik membaca buku ini karena direkomendasikan oleh Mbak Maria dan ratingnya juga cukup tinggi di Goodreads.
Awalnya saya sempat tersendat-sendat membaca buku ini, entah kenapa. Belum terlihat hal yang menarik. Namun setelah 40 halaman rasanya lancar, malah jadi ketagihan.
Slammed bercerita tentang Layken (biasa dipanggil ‘Lake’) yang pindah dari Texas ke Michigan bersama ibunya, Julia, dan adik laki-lakinya yang berusia 9 tahun bernama Kel.
Belum sempat menurunkan barang, Kel sudah asyik bermain bersama anak laki-laki seusianya, Caulder, yang tinggal di seberang jalan. Kakak Caulder, Will, adalah pria yang menarik. Tidak perlu menunggu lama, Lake dan Will terlibat insta-love.
Kencan pertama mereka merupakan kejutan. Will membawa Lake ke sebuah kelab yang disulap menjadi arena pembacaan puisi, atau disebut slam. Tak disangka, Lake terkesima dan terhanyut dengan puisi yang dibacakan satu peserta.
Malam itu juga, Lake melihat satu sisi Will yang berbeda, yang tidak biasanya ia tampilkan. Keduanya bertambah dekat.
Ketika Lake masuk sekolah, suasana jadi berbeda. Ia berteman dengan gadis eksentrik bernama Eddie (nama yang dipilihnya sendiri). Lake mendapati Will sebagai guru bahasa Inggrisnya. Dunia seolah terbalik. Hubungan mereka harus dihentikan demi menyelamatkan karier Will yang ada sangkut pautnya dengan masa lalunya.
Sementara itu, Lake juga mencurigai ada sesuatu yang disembunyikan oleh ibunya. Sesuatu yang ketika ia ketahui membuat ia menjadi mirip dan lebih dekat dengan Will.
Points of Discussions:
1. First impression
Suka dengan covernya yang sederhana tapi mewakili judulnya. Tapi saya juga suka dengan versi bahasa Jerman ini:
2. How did you experience the book?
Agak tersendat-sendat di awal, belum tahu kemana arah ceritanya. Tapi setelah 40 halaman, lancar. CNPID (Could Not Put It Down).
3. Characters
Layken: Gadis Selatan yang agak blak-blakan. Tidak bisa menerima kenyataan bahwa Will adalah gurunya. Keras kepala, tapi sangat penyayang. Cinta berat dengan The Avett Brothers dan Johnny Depp.
Will: berjuang setengah mati untuk menjaga jarak dengan Lake demi menyelamatkan adiknya. Yatim piatu yang sesekali menengok kakek-neneknya. Sangat menyayangi Caulder. Menyukai puisi dan memilih untuk mencurahkan perasaannya lewat acara slam.
Eddie: gadis eksentrik yang berpindah-pindah dari satu shelter home ke shelter home lainnya. Kekasih Gavin. Periang, jago menyimpan rahasia, suka menulari energinya pada Lake. Sangat disayang oleh ayah angkatnya.
4. Plot
Plotnya mengingatkan saya dengan bagian dari serial Pretty Little Liars, terutama hubungan Lake-Will yang mengingatkan saya dengan hubungan Aria-Ezra. Lalu, sedikit latar belakang Eddie dan acara slam yang kebetulan ada di beberapa episode serial The Fosters yang sedang saya tonton. Menggunakan plot maju dengan menceritakan latar belakang lewat deskripsi dan dialog.
5. POV
Slammed diceritakan dari sudut pandang Layken, menggunakan POV orang pertama.
6. Main Idea/Theme
Sesuai dengan tagline-nya, yaitu cinta terlarang. Cerita di buku ini seputar kisah cinta Will dan Lake yang terlarang, karena mereka berstatus guru dan murid. Dibumbui dengan slam dan penyakit, serta drama keluarga.
7. Quotes
Keterbatasan itu ada untuk dilampaui. (hal. 253)
Satu-satunya kesamaan di antara kami semua adalah satu hal yang tidak terhindarkan. Yaitu, kami semua pada akhirnya akan mati. (hal. 251)
8. Ending
Ending-nya mengharu-biru. Sangat puas.
9. Questions
Tidak ada
10. Benefits
Kematian adalah hal mutlak, bagian dari garis hidup manusia. Seharusnya, tiap orang harus siap untuk menghadapinya, baik itu kematian orang terdekat atau kematian diri sendiri. Saya mendapat pandangan tentang cara penerimaan melalui buku ini.
11. Lain-lain
Ada sedikit keganjilan dari buku ini, cuma sedikit aja sih. Beberapa dialog memang panjang, tapi itu masih saya maklumi. Nah, ada satu yang menurut saya agak aneh, seperti ini:
“Kupandangi lekat-lekat bola itu di tanganku, menyusurkan jariku di sekeliling kulit yang membalutnya, menyentuh huruf-huruf merek bola kaki yang tercetak di bagian sampingnya. Bola berbentuk bulat itu bahkan beratnya tidak sampai setengah kilo. Aku lebih memilih bola kulit konyol di tanganku ketimbang darah dagingku sendiri.” (hal. 240)
Adegan tersebut sewaktu Will sedang bicara dengan Eddie dan Lake di kelas. Menurut saya kok seperti berpuisi ya? Padahal konteksnya sedang menceritakan kejadian masa lalu. Hanya detailnya seperti narasi.
Yang lainnya, ada dua adegan yang membuat saya terharu. Pertama, ketika Julia berbicara dari hati ke hati dengan Lake tentang kondisinya. Yang satunya, saat perayaan ulang tahun Eddie, ketika ayah angkatnya meminta Gavin membacakan puisi untuk Eddie, lalu melepas balon-balon. Manis dan mengharukan, sampai menitikkan air mata saat membaca adegan itu. Juga surat terakhir dari Julia untuk Lake.
Saya merekomendasikan Slammed untuk yang suka genre drama dan ingin bacaan yang mengharu-biru.
Nggak sabar untuk membaca Point of Retreat
Happy Weekend^^
[Book Review] Heartbeat by Elizabeth Scott @HarlequinTeen
Title: Heartbeat
Author: Elizabeth Scott
Publisher: Harlequin Teen
Date of Published: 1 January 2014
Format: Ebook
No. of Pages: 240
ISBN: 9780373210961
Category: Fiction
Genre: Contemporary, Romance, Family, Young Adult, Realistic Fiction
Received from: Harlequin Teen via Netgalley
Link: here
Opening sentences:
I sit down with my mother. My smile is shaky as I tell her about my day.
Life. Death. And…Love?
Emma would give anything to talk to her mother one last time. Tell her about her slipping grades, her anger with her stepfather, and the boy with the bad reputation who might be the only one Emma can be herself with.
But Emma can’t tell her mother anything. Because her mother is brain-dead and being kept alive by machines for the baby growing inside her.
Meeting bad-boy Caleb Harrison wouldn’t have interested Old Emma. But New Emma-the one who exists in a fog of grief, who no longer cares about school, whose only social outlet is her best friend Olivia-New Emma is startled by the connection she and Caleb forge.
Feeling her own heart beat again wakes Emma from the grief that has grayed her existence. Is there hope for life after death-and maybe, for love?
I received this ARC from the publisher via Netgalley in exchange for an honest review.
Heartbeat is a heart-wrenching story. It tells about Emma, a seventeen year-old girl who lost her mother but had to see her everyday because she’s pregnant.
Lisa met Dan and they fell in love. Soon, they started a family. Emma was happy because she felt that Dan loved her and her mother.
Until her mother’s pregnant and died, things changed unexpectedly. Every single day, Emma visited her mother in the hospital. Her body was kept alive by machines – pumping her heartbeat to incubate the baby in her womb.
Emma thought Dan just wanted to keep the baby and was devastated knowing that she wasn’t involved when Dan decided to keep Lisa alive. Emma thought everything he had done was for the sake of the baby.
A former straight A’s student, Emma’s grades were failing and she’s on a downward spiral. Until she met Caleb, a troubled teen who was also grieving for his sister, Minnie.
Their relationship developed gradually, since they had things in common.
Olivia, Emma’s best friend, was shocked learning about this ‘odd’ couple. Caleb was in a lot of troubles. He stole cars, did drugs, and hit a stranger with a car.
Dan tried to be a good father, but Emma refused the warm gesture. She was so stubborn, shutting herself out and pretending that Dan didn’t exist. Dan was hurt, Emma was too.
What I like about Heartbeat is that there’s no perfect family. I believe in that too. Every family is dysfunctional, everybody has problems, but it depends on you how to work things out.
I like this quote from the book;
A family is more than one person.
Heartbeat touches about grief, friendship, making the right decision, how to put yourself in a family, and romance. The romance is not too much, unlike any other HQ lines.
My rant is when Emma repeats her thoughts about Dan’s decision. I kept reading about this over and over again.
I love how the characters develop and the ending is very sweet.
Under the idea that we can all make our fates, that we have choices, is the reminder that sometimes we don’t. That sometimes life is bigger than our plans. Bigger than us.
I knew grief could destroy you, but I didn’t know it could turn you into a walking dead.
Until next time ^^
[Book Review + Giveaway] Good Memories by Lia Indra Andriana @penerbitharu
Judul: Good Memories
Seri: Hi! Kwangdae
Penulis: Lia Indra Andriana
Penerbit: Haru
Terbit: September 2013, Cetakan Pertama
Tebal: 336 halaman
ISBN: 9786027742222
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Young Adult, Romance
Dapat dari: Penerbit Haru, copy untuk reviewer
Bisa dibeli di: Yes24 Indonesia Harga Rp. 41.650
Kalimat pertama:
Maya, cewek berumur 19 tahun itu mencoba menajamkan matanya untuk membaca pengumuman pembagian kelas baru yang ditempel di salah satu dinding luar auditorium kampusnya.
“Tiga bulan lagi, di waktu dan tempat yang sama, aku akan mengevaluasi apakah kau layak diberi tambahan kupon pertemanan.”
Saat banyak orang berharap bisa kuliah di luar negeri, Maya malah rela melakukan apa pun agar bisa meninggalkan Kwanghan University dan kembali bersama kekasihnya, Alva, di Indonesia. Sayangnya semua tidak semudah itu.
Seakan hidupnya sekarang belum cukup rumit, Maya harus menghadapi Luc, teman sekelasnya, seorang pria berkebangsaan Prancis yang terang-terangan menyatakan suka kepadanya.
Luc bahkan tidak keberatan hanya menjadi teman Maya setelah mendapatkan kupon Friendvitation buatan gadis itu.
Ketika kupon Friendvitation yang Maya berikan kepada Luc telah expired, akankah Maya memperpanjang masa berlaku kuponnya? ataukah Maya akhirnya akan kembali kepada Alva dan melupakan semua yang terjadi di Korea?
“Inikah cinta? Membuatmu rela melakukan tindakan bodoh yang tak masuk akal?
Seri Hi! Kwangdae terbitan Penerbit Haru pertama yang gue baca. Ceritanya ringan. Tentang seorang gadis bernama Maya yang belajar bahasa Korea di Kwangdae (Kwanghan Daehakkyo) dan terpaksa harus menjalankan LDR dengan pacarnya di Indonesia, Alva.
Karena Maya sakit, ia tidak dapat mengikuti ujian akhir level 2. Terpaksa ia harus mengulang kelas yang sama, dan harus beradaptasi dengan guru dan teman-teman baru. Seperti kebanyakan cewek Indonesia (atau mungkin Asia), Maya sering menggunakan hp di kelas untuk berkomunikasi dengan Alva, sehingga menyebabkan nilai afektifnya buruk.
Ketika Maya mendapat pesan dari adiknya, Rani, ia mendapat ide untuk membuat ‘Good Memories Project’. Maya bertekad untuk mengukir kenangan bersama teman-temannya karena ia, dengan PDnya, merasa waktunya di Korea semakin sempit karena ia yakin ayahnya akan memintanya pulang ke Indonesia. Maya menjadi dekat dengan Luc, cowok bermata hazel asal Prancis yang ceria dan memiliki pribadi hangat dan menyenangkan (sangat nggak Prancis banget). Kebetulan di kelas, Ahn sonsaengnim meminta murid-murid kelas tersebut untuk membuat PR kupon menarik. Maya akhirnya membuat kupon berisi Friendvitation dengan masa berlaku tiga bulan, berhubungan dengan proyek Good Memories-nya itu. Karena tidak ada yang berminat, maka Luc yang kasihan dengan Maya, bersedia untuk menjadi temannya selama tiga bulan.
Sudah bisa ditebak kemana arah pertemanan mereka ini.
Lalu, kabar buruk menimpa Maya. Karena nilai-nilainya jauh dari memuaskan, ayah Maya tidak mengijinkan Maya pulang sebelum lulus S1. Tentu Maya bingung dengan keputusan ayahnya, dan sedih, karena Alva juga memberi ultimatum tentang status hubungan mereka berdua (what a jerk).
Maya berusaha untuk bisa pulang cepat dengan ingin naik tingkat lebih cepat. Luc yang seharusnya berada di level 3 menolak naik tingkat, dan Maya bersedia menggantikannya. Namun, Maya gagal ujian naik tingkat, membuatnya harus tinggal di level 2.
Maya yang merasa diberi ide oleh Luc, mulai gigih untuk mencari pekerjaan part-time untuk membeli tiket pulang ke Indonesia. Namun, ternyata tidak mudah mencari pekerjaan di sana, apalagi Maya masih berbicara dengan bahasa Korea yang terbata-bata.
Di tengah pencarian kerja part-time, Luc mengungkapkan isi hatinya pada Maya, yang disambut dengan ketidakantusiasan dari pihak Maya tanpa ada penyelesaian yang jelas (memang sudah sifat Maya kalau ia tidak mampu bersikap tegas terhadap laki-laki).
Di tengah kekalutannya mencari pekerjaan, Maya juga dihadapkan pada dua pilihan: kembali ke Indonesia dan mengorbankan studinya atau meninggalkan Alva dan fokus pada pendidikannya, sesuai dengan harapan ayahnya.
Well, untuk mengetahuinya tentu kamu harus membaca buku ini 🙂
Yang pasti, konflik di novel ini diramu cukup baik dan asik untuk dinikmati, walau gue gemes setengah mati dengan Maya karena entah apa yang ia lihat dari Alva yang hanya memanfaatkannya untuk membeli barang-barang untuk Stella, his so-called best friend.
Gue suka dengan cover buku ini yang girlie banget dan mewakili isi cerita. Warnanya pastel, terkesan lembut namun eye-catching. Ilustrasi di dalam buku juga lucu dan khas Haru banget.
Setting tempat di novel ini fiktif, namun terasa real, apalagi ada peta dan ilustrasi tempat-tempat penting di bagian belakang novel. Liur gue menetes ketika membaca tentang adegan makan-makan samkyeopsal, tteokbokki, juga minuman soda Korea.
Novel ini manis dan romantis, namun nggak mendayu-dayu. Walau di bagian awal agak lamban dan rada dragging, gue sangat terhibur dengan perkembangan cerita, alur, juga gaya bertutur Lia yang mengalir.
Sayang, penggambaran daerah-daerah di Korea seperti Itaewon, dan lain-lain kurang dideksripsikan secara detil, sehingga gue kurang bisa merasakan suasana khas di sana. Gue belum pernah ke Korea, jadi gue mengharapkan penulisnya bisa menggambarkan suasana khas di sana. Jadinya, gue harus googling untuk mendapat gambaran dan berimajinasi tentang suasana di Itaewon.
Yang agak mengganggu juga penggunaan kalimat ‘egois sekali rasanya jika…’ Gue sering menemukan kata/ungkapan egois ini. Kalau satu, dua kali nggak masalah. Jika terlalu banyak jadi terasa mengganggu.
Yang paling menarik dari novel ini adalah idenya, yaitu mengukir kenangan. Sederhana namun cukup kuat dan nempel pada ingatan.
Maya: anak orang berada yang tidak menghargai pemberian orangtuanya. Kerjanya bukannya belajar atau mencari pengalaman baru, namun ia sibuk download film atau menonton video streaming. Ia juga tidak bisa bersikap tegas dengan Alva yang memperlakukannya semena-mena. Dan, kelakuannya di kelas dengan sering memakai hp dan tidak menyimak pelajaran juga seolah-olah menganggap enteng pelajaran yang diberikan. Jadi, tinggal kelas dan kartu kredit yang diblokir ayahnya adalah hukuman yang setimpal untuknya. Namun, Maya sangat gigih ketika mencoba mencari lowongan kerja part-time demi membeli tiket pulang ke Indonesia, demi kekasihnya yang nggak worth-it, Alva.
Alva: Ok, gue mau curhat pribadi sedikit. Gue dua kali memiliki pengalaman buruk dengan cowok bernama Alva. Kurang lebih, gambaran sosok Ava seperti di buku ini sama dengan yang gue alami kok. Entah ini hanya kebetulan atau memang berdasarkan riset penulis. Kalau ada judul film There’s Something About Mary, mungkin harus dibuat film dengan judul There’s Something Wrong with Alva. No offense, ya, untuk Alva-Alva yang lain. Seperti apa sih sosok Alva ini? Cukup diwakili dengan satu kata saja: bully.
Luc: Pas membaca bagian perkenalan karakter di bab awal, penulis menjelaskan bahwa Luc adalah cowok asal Prancis. Mau nggak mau gue teringat dengan Luc Besson, sutradara film action terkenal asal negeri wine tersebut. Menurut Lia, Luc digambarkan hangat, rame, ramah, juga kelihatan live life to the fullest. Agak berbeda dengan mitos cowok Prancis pada umumnya sih yang kalem, agak snotty juga romantic freak. Namun, ada sedikit kesamaan Luc dengan tipe cowok Prancis pada umumnya, yaitu suka didekati cewek dan dicemburui. Satu lagi tipikal cowok Prancis yang melekat pada Luc, yaitu suka bersolek alias agak feminin.
Dalam berpacaran, sedikit jarak itu bagus. (hal. 20)
Dianggap tidak becus itu sangat menyakitkan. (hal. 35)
Kupikir berteman adalah hal yang gampang, tak kusangka sesusah ini.(hal. 59)
Makan selalu bisa membuat suasana hati membaik. (hal. 166)
Pada umumnya, wanita akan takluk pada pujian. (hal. 167)
Need a Second Opinion?
Ini Bacaan Ira Review
Oky dan Buku Review
Mau dapetin 1 buah novel Good Memories edisi tanda tangan penulisnya? Syaratnya mudaaaaah dan gampaaaang. Isi saja Rafflecopter di bawah ya. Periode giveaway ini mulai tanggal 4 Oktober – 21 Oktober 2013.
Good luck ^^
Wishful Wednesday 32: Dream Catcher Trilogy
Ketemu lagi dengan hari Rabu, saatnya berandai-andai memiliki buku impian. Akhir-akhir ini gue sebenarnya agak menghindari fantasy. Namun entah kenapa pas baca sinopsis trilogi buku ini jadi tertarik untuk punya.
Janie, gadis berusia tujuh belas tahun, sudah biasa tersedot ke mimpi orang lain. Terutama mimpi tentang jatuh, telanjang, dan seks.
Ia tidak bisa memberitahu siapa-siapa tentang “kelebihannya” ini—takkan ada yang percaya. Mereka bisa-bisa malah mengira ia gila.
Lalu ia terjatuh ke dalam mimpi buruk mengerikan, mimpi yang membuatnya ketakutan sampai ke tulang sumsum. Untuk pertama kalinya, Janie bukan lagi sekadar saksi. Kali ini ia terlibat….
Bagi Janie dan Cabel, kehidupan nyata lebih sulit daripada mimpi.
Sementara itu, hal-hal meresahkan terjadi di Fieldridge High, namun tidak ada yang mau membicarakannya. Ketika Janie masuk ke mimpi penuh kekerasan teman sekelasnya, masalah pun mulai terungkap. Tetapi semua di luar dugaan.
Lebih buruk, Janie lantas mengetahui kenyataan tentang diri dan kemampuannya. Kenyataan yang sangat muram. Bukan hanya takdirnya sebagai penangkap mimpi tak bisa diubah, apa yang akan terjadi ternyata jauh lebih mengerikan daripada yang ditakutkannya.
Janie mengira ia tahu masa depannya. Dan ia merasa bisa menerimanya meskipun muram.
Namun ia tidak ingin menyeret Cabel.
Janie tahu cowok itu akan setia mendampinginya meskipun tahu apa yang akan terjadi. Cabel memang menakjubkan. Karena itu Janie justru harus pergi.
Lalu seseorang hadir dalam hidup Janie—dan segalanya jadi kacau. Masa depan yang sudah diketahuinya sekarang berubah. Sendirian, ia harus memutuskan mana pilihan terbaik di antara yang buruk.
Dan sementara itu waktu terus berjalan….
Semoga kesampean bisa beli semuanya.
Yang mau ikutan Wishful Wednesday:
- Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
- Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam <emwishlist kalian ya!
- Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr Linky yang ada di akhir postingan. Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Happy Wednesday.
[Book Review] The Vampire Diaries: The Awakening by L.J. Smith
Title: The Awakening (The Vampire Diaries Series #1)
Author: L.J. Smith
Publisher: Harper Collins
Date of Published: March 1st, 2010
ISBN: 978-0-06-199075-5
No. of Pages: 302
Format: Mass Market Paperback
Category: Fiction
Genre: Horror, YA, Vampires, Supernatural, Fantasy
Bought at: Bookdepository for $6.95
Opening sentence: Dear Diary,
Something awful is going to happen today. I don’t know why I wrote that. It’s crazy.
Elena: beautiful and popular, the girl who can have any guy she wants.
Stefan: brooding and mysterious, desperately trying to resist his desire for Elena . . . for her own good.
Damon: sexy, dangerous, and driven by an urge for revenge against Stefan, the brother who betrayed him.
Elena finds herself drawn to both brothers . . .
who will she choose?
I read this book because I’m a huge fan of TVD TV Series. I’m #TeamDamon by the way.
Beberapa nama dan ciri-ciri fisik tokoh di buku berbeda dengan yang ada di TV. I prefer non-blond Elena. It’s hard to portray new faces for the characters, so just be it. I’m happy with TVD Cast and they’re the characters that I pictured in my head while reading this novel.
Adegan dimulai dengan Elena yang merasa asing ketika kembali ke rumah yang ia tinggali ketika ia kecil dulu. Elena baru kembali dari Paris menghabiskan liburan musim panas, dan ia kembali ke rumahnya di Fell’s Church, Virginia (di serial TV namanya Mystic Falls). Elena merasa semuanya serba asing, bahkan warna langit pun tidak secerah dulu. Ia merasa diikuti. Elena melihat seekor gagak besar dan mengkilat yang sedang menatapnya seolah menelanjanginya.
Stefan Salvatore yang sebelumnya tinggal di Italia, bosan dengan kegelapan dan kesendirian. Ia kembali ke Fall’s Church untuk mencicipi kehidupan sebagai siswa SMA. Tak ada yang pernah melihatnya mengisap darah binatang di balik pohon sewaktu break.
Elena adalah salah satu gadis populer di Robert E. Lee High School. Sahabatnya yang termasuk dalam gank cewek populer adalah Caroline (yang ingin menyaingi Elena dalam hal apa pun termasuk jadi queen bee), Bonnie yang memiliki bakat supranatural (karena ia keturunan witch) dan Meredith, gadis bubbly yang berada di tengah-tengah.
Mata keempat cewek populer tersebut takjub melihat Stefan yang keluar dari mobil Porsche-nya di tempat parkir. Namun, Stefan memakai kacamata hitam yang menutupi matanya. Elena penasaran dengan sosok Stefan yang misterius namun memiliki pesona yang dahsyat.
Masalahnya, ia masih berstatus pacarnya Matt. Elena kesulitan untuk memutuskan Matt. Perasaannya sudah berubah. Elena merasa ia dan Matt tak ubahnya seperti kakak-adik.
Sebaliknya, Stefan juga penasaran dengan sosok Elena. Ketika Elena berbalik dan wajahnya bisa dilihat dengan jelas, Stefan terkejut bukan main. Wajah Elena seperti kembaran Katherine, pacar Stefan di masa lalu. Namun, tentu saja Elena bukan Katherine.
Kejadian-kejadian aneh mulai terjadi seiring kemunculan Stefan di Fall’s Church. Pesta prom, Elena dicium paksa Tyler, lalu muncul Stefan yang menolong Elena. Ok, sedikit banyak, novel ini mengingatkan gue dengan Twilight. Namun, sebenarnya serial The Vampire Diaries sudah ada jauh sebelum Twilight Saga beredar.
Balik lagi dengan Stefan dan Elena. Ada flashback tentang hubungan cinta segitiga antara Stefan-Katherine-Damon. Damon adalah kakak Stefan yang memiliki personality berbeda jauh dengan Stefan. Damon adalah pemberontak dan ia selalu menyuarakan kehendaknya dengan lantang, walau harus menentang orangtuanya.
Karena gue sudah menonton serinya terlebih dahulu, gue jadi ikut flashback ke TVD Season 1.
Gue sangat berterima kasih kepada Kevin Williamson yang menciptakan karakter Jeremy, karena kalau nggak ada Jeremy, TVD nggak seru. Dan Jeremy tidak ada di novel.
Karakter Elena di novel agak berbeda dengan di serial TV. Di novel Elena digambarkan sebagai mean girl berambut blond yang bossy dan selalu mendapat apa yang ia inginkan. A high school bitch that you’d like to slap.
Sedangkan Stefan dan Damon tidak jauh berbeda dengan di serial TV.
Aunt Judith di serial TV bernama Jenna. I like Jenna better, terdengar lebih modern.
Nggak sabar pengin baca buku kedua, yaitu The Struggle.
Until next time
[Book Review] The Twits by Roald Dahl
Title: The Twits
Author: Roald Dahl
Illustrator: Quentin Blake
Publisher: Puffin Books
Date of Published: June 25th, 1998
No. of Pages: 76
ISBN: 978-0-14-130107-5
Category: Fiction
Genre: Fantasy, Young Adult, Middle Grade
Literary Awards: Zilveren Griffel (1982), Books I Loved Best Yearly (BILBY) Awards for Early Readers (2009)
Bought at: DBNC for IDR15,000
Opening sentence: Until he was four years old, James Henry Trotter had a happy life.
How do you outwit a Twit? Mr. and Mrs. Twit are the smelliest, ugliest people in the world. They hate everything — except playing mean jokes on each other, catching innocent birds to put in their Bird Pies, and making their caged monkeys, the Muggle-Wumps, stand on their heads all day. But the Muggle-Wumps have had enough. They don’t just want out, they want revenge.
This is the second book that I read during Roald Dahl Mischief Mayhem 2013.
The Twits are horrible people who do disgusting things. Mr. Twit is a hairy man who never takes a shower. He’s ugly and smelly.
Mrs. Twit is as ugly as her husband. She was a nice looking girl before, but she gets uglier and uglier each year. She carried a walking stick to hit animals and small children.
Mr and Mrs Twit love to do tricks. Mr Twit hid a frog under Mrs Twit’s blanket, and Mrs Twit put a handful of worms and mixed it with a plate of spaghetti for her husband.
To pay Mrs Twit back for the worm-spaghetti incident, Mr Twit added a piece of wood, bit by bit until the stick was getting longer and longer. Mr Twit said that Mrs Twit was shrinking. A very nasty trick. To prevent the shrinking, Mr Twit said that Mrs Twit should stretch. And horrible things happened over and over again.
It’s a quick read, only 76 pages. The moral lesson from the story is very simple: horrible things happen to horrible people.
If a person has ugly thoughts, it begins to show on the face. (p. 9)
Submitted for:
Roald Dahl Mischief Mayhem 2013 here
Fun Year with Children’s Literature here
Until next time:)
[Book Review] James and the Giant Peach by Roald Dahl
Title: James and the Giant Peach
Author: Roald Dahl
Illustrator: Quentin Blake
Publisher: Puffin Books
Date of Published: August 16th, 2007
No. of Pages: 150
ISBN: 978-0-14-241036-3
Category: Fiction
Genre: Fantasy, Young Adult
Literary Awards: Massachusetts Children’s Book Award (1982)
Bought at: Periplus PIM for IDR59,000
Openi sentence: Until he was four years old, James Henry Trotter had a happy life.
It’s the 50th anniversary of James and the Giant Peach! Come celebrate and join James Trotter and his friendsNGrasshopper, Earthworm, Miss Spider – on an adventure inside a giant magical peach.
So happy that I read Roald Dahl this year. Just found this site about Roald Dahl Day. Surely it would be fun to be a kid once a year ^^. I decided to read at least one Roald Dahl’s book every year to celebrate Roald Dahl Day.
I chose this book because I’m curious about the story. I read a bit of Matilda and I loooove that book. I will finish Matilda this year, I promise. I didn’t know that Disney already adapted the book to movie. I’ll watch the movie and write the review later. It’s been awhile since the first time I joined Mbak Maria’s Book-to-Movie Challenge.
Back to James and the Giant Peach, it’s about James who lost both of his parents. They were eaten by a huge rhino who escaped from London Zoo. James had to live with his wicked aunts, Sponge and Spiker. They hate children and very cruel. They never called James by his name.
One day after a long hard work, Aunt Sponge and Aunt Spiker scolded James who asked them to take him to the seaside. Aunt Sponge and Aunt Spiker were furious and promised to beat him when the day’s not so hot. James ran to the end of the garden. He cried. Suddenly, a mysterioue appeared behind him. He gave him a paper bag full of tiny green things look like crystal or crocodile tongues. The old man gave him instructions if he wanted to see wonderful things. James ran back to his aunts’ house to do what the old man told him to do. But, on the way to the kitchen, James fell on the ground and all the tiny green things scattered near the peach tree.
Then the magic started to happen. Aunt Sponge and Aunt Spiker noticed about a peach that grew on the tree. It grew bigger and bigger until it’s as big as a house. Aunt Sponge and Aunt Spiker who were so greedy sold the tickets to all the spectators who wanted to see the giant peach in their garden.
James met his new friends: the old green grasshopper, the earthworm, the centipede, the ladybug, the spider, and the silkworm. The insects swallowed the crocodile tongue. Now they’re as big as James. Together, they were going for an adventure.
This book tells about the abusive aunts. I think it’s one of Dahl’s remarkable signature to write about miserable protagonists. The choice of words are too harsh for kids. This is not a childrens book, though the character is a kid.
I smiled a lot while reading James and the Giant Peach. I was sucked in the peach and went together with James and friends to Empire State Building. In the end, this book gives me a good feeling.
I’m so happy that I read Roald Dahl. I missed it when I was a kid. I still have 3 more books to read during Roald Dahl Day event. Can’t wait ^^
Happy Birthday, Sir Dahl.
Most people – and especially small children-are often quite scared of being out of doors alone in the moonlight. Everything is so deadly quiet, and the shadows are so long and black, and they keep turning into strange shapes that seem to move as you look at them, and the slightest little snap of a twig makes you jump.
“What are you looking so worried about, Earthworm?” the Centipede asked. “What’s the problem.”
“The problem is…” the Earthworm said,”the problem is…well, the problem is that there is no problem!”
Submitted for:
New Authors Reading Challenge here
Roald Dahl Mischief Mayhem 2013 here
Fun Year with Children’s Literature here
Until next time:)
[Book Review] Th1rteen R3asons Why by Jay Asher
Title: Thirteen Reasons Why
Author: Jay Asher
Publisher: Razorbill
Published: June 14th, 2011
No. Of Pages: 242
ISBN: 978-1-84408-808-9
Category: Fiction
Genre: Young Adult, Mystery
Format: Ebook
Opening sentences: Of course I’d seen him before. Many times. In the cafes, restaurants, theatres, concert halls and beautiful shops of a small city like Vienna, everyone knew who was who, and everyone knew who might one day be more than that.
Clay Jensen returns home from school to find a mysterious box with his name on it lying on his porch. Inside he discovers thirteen cassette tapes recorded by Hannah Baker, his classmate and crush who committed suicide two weeks earlier.
On tape, Hannah explains that there are thirteen reasons why she decided to end her life. Clay is one of them. If he listens, he’ll find out how he made the list.Through Hannah and Clay’s dual narratives, debut author Jay Asher weaves an intricate and heartrending story of confusion and desperation that will deeply affect teen readers.
Gegara membaca review dari She Dreams in Fiction, gue jadi tertarik ingin ikut membaca novel ini. Pas udah baca sedikit, baru tahu kalau novel ini mendapat rating tinggi di Goodreads. Tema yang gelap dan berbau kematian selalu menarik, apalagi ditambah pesan bernada ancaman yang direkam di kaset (old school banget</em). Sebagai penggemar novel bernuansa gelap, gue penasaran dengan novel ini. Sambil menunggu AJ sekolah, gue mulai membaca versi ebook novel ini.
Press Pause button
Dari awal, novel ini udah bikin gue penasaran, seperti ketika membaca novel Pretty Little Liars.
Press Play button
Adalah Clay yang mendapat kiriman berupa paket berisi kaset rekaman suara Hannah yang tewas karena bunuh diri. Di dalam kaset tersebut, Hannah menyebutkan who’s who yang berhubungan dengan kematiannya. Seperti yang sudah diduga, Hannah dilecehkan oleh cowok yang pertama kali menciumnya, Justin. Dan Justin bukanlah seorang gentleman seperti Peeta atau bahkan Edward yang banyak digilai cewek-cewek. Justin is a total douche. Kencan sederhana di sebuah taman yang berakhir dengan ciuman biasa dipelintir menjadi sebuah kisah bombastis yang membuat reputasi Hannah juga berubah. Setelah kejadian ciuman di taman, Hannah, si anak baru, menjadi pusat perhatian, bahkan olok-olok teman-temannya. Secarik kertas berisi daftar Hot or Not beredar di kelas Hannah. Tentu saja, Hannah berada dalam daftar hot sedangkan anak baru lainnya, Jessica, berada dalam deretan kolom not. Sebenarnya, Hannah, Jessica, dan Alex adalah anak baru. Tapi, sesama anak baru belum tentu cocok dan bersahabat. Tiap individu punya agenda masing-masing dalam hidupnya.
Rumor yang keluar dari mulut Justin berefek panjang seperti bola salju, dan semakin banyak orang yang terbawa arus dalam lintasan bullying tersebut.
Sambil mendengarkan rekaman Hannah, Clay menapak tilas tempat-tempat yang memiliki nilai historis bagi Hannah. Clay mendapatkan peta berisi coretan-coretan yang menandakan tempat-tempat tersebut, juga orang-orang yang berkontribusi dalam kematian Hannah.
Tape 1 Side A: Justin Foley, Hannah’s first kiss
Tape 1 Side B: Alex Standall, a freshman who made the Hot or Not list
Tape 2 Side A: Jessica Davis, a frehman who’s jealous of Hannah
Tape 2 Side B: Tyler Down, school’s photographer, a peeping tom
Tape 3 Side A: Courtney Crimsen, the fake friend
Tape 3 Side B: Marcus Cooley, harrassed Hannah on a date
Tape 4 Side A: Zach Demsey, who stole Hannah’s note
Tape 4 Side B: Ryan Shaver, the poet
Tape 5 Side A: Clay Jensen, Hannah’s kiss at the party
Tape 5 Side B: Justin Foley, the witness
Tape 6 Side A: Jenny Kurtz, the cheerleader who offered Hannah a ride home
Tape 6 Side B: Bryce Walker, the pervert
Tape 7 Side A: Mr. Porter, Hannah’s teacher and counselor
Tape 7 Side B: —
Novel ini bercerita tentang remaja yang frustrasi, tragedi yang melibatkan kematian serta pemerkosaan. My chest felt heavy while reading this novel. Topiknya memang agak ‘berat’ dalam arti melibatkan emosi dan psikis. Gue nggak bisa baca novel ini secara cepat karena harus beristirahat sejenak untuk mengistirahatkan otak dan perasaan.
Narasi yang berpindah-pindah dari suara rekaman Hannah dan Clay membuat novel ini memiliki dua suara. I think Jay is a genius. Tidak semua penulis bisa menulis dengan teknik seperti ini. Inti novel ini sebenarnya sederhana. Berhati-hatilah dalam bertindak dan bersuara, karena efeknya bisa panjang.
Gue antara benci dan kasihan dengan tokoh Hannah. *sorry, no spoiler*. Lalu, endingnya agak melenceng dari perkiraan, namun nggak mengecewakan juga sih.
Pesan novel Thirteen Reasons Why adalah ghosts of the past will always haunt you if you have unresolved problems. And, always listen to both sides of the stories, because the truth will always be in the middle.
Press Stop button
You can’t rewrite the past.
The Valentine survey was a two-parter. First, you described yourself. Hair color. Eye color. Height. Body type. Favorite type of music and movie. Then you put a check beside your top three things to do on weekends. Which is funny, because whoever designed the first list forgot to mention drinkibg and sex-which would’ve been the most accurate response for most of our student body.
The wonderful thing about a yearbook photo is that everyone shares the moment with you…forever.
I exhale a tiny laugh and I smile. Whenever I’m out late she makes a sandwich for my school lunch. I always protest and tell her not to, saying I’ll make my own when I get home. But she likes it. She says it reminds her of when I was younger and needed her.
They wanted us to know when the Magna Carta was signed-never mibd what it was-as opposed to discussing birth control
Buku ini akan difilmkan dengan memasang Selena Gomez sebagai Hannah Baker (I prefer Elle Fanning, though).
Need a second opinion? Check out these reviews:
Chick Loves Lit here
New York Times here
Publishers Weekly here
Submitted for:
New Authors Reading Challenge here
Books in English Challenge here
Until next time:)
Wishful Wednesday 27: Jessica Anya Blau
Nggak ngeh kalo hari ini adalah hari Rabu. Minggu-minggu ini jadwal gue memang sedang hectic, dan banyak banget meme dan reading challenge yang agak keteteran. Selain itu, gue susah memegang gadget kalo AJ masih melek karena dia bakalan minta. *jadi curcol*
Baiklah, minggu ini gue kepengen punya tiga buku ini:
The Summer of Naked Swim Parties
Fourteen-year-old Jamie will never forget the summer of 1976. It’s the summer when she has her first boyfriend, cute surfer Flip Jenkins; it’s the summer when her two best friends get serious about sex, cigarettes, and tanning; it’s the summer when her parents throw, yes, naked swim parties, leaving Jamie flushed with embarrassment. And it’s the summer that forever changes the way Jamie sees the things that matter#58; family, friendship, love, and herself.
Gue selalu curious dengan kehidupan orang-orang tahun 70an, flower generation, hippie, dan segala bentuk pemberontakan pada jaman itu. Bakalan menarik banget kalau peristiwa itu dilihat dari kacamata seorang gadis remaja.
Drinking Closer to Home
They say you can never really go home again. Adult siblings Anna, Portia, and Emery are about to discover just how true that is.
Gue baca review dari salah satu book blogger yang gue follow kalau cerita ini tentang dysfunctional family. Dan tentu saja gue penasaran juga dengan buku ini.
The Wonder Bread Summer
It’s 1983 in Berkeley, California. Twenty-year-old Allie Dodgson is a straitlaced college student working part-time at a dress shop to make ends meet. But when the shop turns out to be a front for a dangerous drug-dealing business, Allie finds herself on the lam, speeding toward Los Angeles in her best friend’s Prelude with a Wonder Bread bag full of cocaine riding shotgun and a hit man named Vice Versa on her tail. You can’t find a more thrilling summer read!
Ini juga kelihatannya seru karena melibatkan drug dealer. Setting 80s juga bikin penasaran, pasti jadi inget-inget waktu kecil dulu.
Yang mau ikutan Wishful Wednesday:
- Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
- Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam <emwishlist kalian ya!
- Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr Linky. Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Happy Wednesday.