Blog Archives
[Book Review] Adultery by Paulo Coelho
Judul: Adultery (Selingkuh)
Penulis: Paulo Coelho
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Web Link: klik
Tanggal terbit: 8 Januari, 2015
Tebal: 320 halaman
ISBN: 978-602-03-1207-1
Format: paperback
Kategori: Fiksi
Genre: Romance, Family, Marriage, Literature
Usia pembaca: 18 tahun keatas
Beli di: Mbak Maria
Harga: IDR 48rb (ikut PO)
Kalimat pembuka:
Setiap pagi ketika aku membuka mata menyambut apa yang disebut dengan “hari yang baru”, rasanya aku ingin memejamkan mata kembali, tetap di tempat tidur, dan tidak turun.
Linda tahu dia perempuan yang beruntung.
Tapi setiap pagi, begitu membuka mata menyambut hari baru, dia merasa ingin tidur lagi.
Teman-temannya menyarankan dia minum obat saja. Tetapi Linda ingin menajamkan rasa, bukan menumpulkannya.
Maka dia pun terjun ke dalam suatu petualangan nekat dan tak terduga yang membangunkan dirinya yang dulu, yang dikiranya telah hilang sejak dia menjadi istri baik-baik, ibu yang penuh cinta, dan jurnalis yang ambisius.
Dia sungguh tak bisa menebak apa yang akan terjadi berikutnya…
Kadang-kadang kau harus kehilangan dirimu dulu untuk bisa menemukan dirimu yang sejati.
Selingkuh adalah buku pertama yang saya baca di tahun 2015 dan saya melonjak kegirangan saking sukanya dengan buku ini.
Penggemar Paulo Coelho pasti tahu, apapun genre tulisan beliau, pasti sarat dengan perenungan tentang makna hidup seseorang di dunia ini.
Linda, jurnalis ambisius dan cerdas, menemukan dirinya dalam kehampaan. Kelebihan materi dan keluarga utuh yang harmonis tidak membuatnya puas dan bahagia. Rutinitas yang monoton dan aktivitas yang mudah ditebak membuatnya depresi.
Bagi orang lain, Linda mungkin dianggap sebagai orang yang tidak bersyukur. Tetapi, kehampaan jiwa, seperti halnya agama dan orientasi seksual, bersifat pribadi dan hanya orang yang merasakan yang memahaminya.
Linda memulai petualangannya dengan mengubah rutinitasnya. Tinggal di negara Swiss yang sangat teratur dan aman membuatnya pengap. Pemberontakan demi pemberontakan dilakukan Linda untuk memuaskan dahaga, untuk mencari kesenangan batin.
Dosa pertama yang Linda lakukan terjadi secara tidak sengaja. Berlanjut dengan pertemuan berikutnya. Hubungan gelap tanpa ikatan yang ia lakukan dengan mantan kekasihnya, Jacob König, tidak membuat Linda merasa bersalah.
Jacob yang memiliki seorang istri, yang dalam gambaran saya mirip dengan sosok Jackie Kennedy, berkata ia tidak ingin bertemu lagi dengan Linda. Merasa dicampakkan, muncul pikiran-pikiran jahat dalam kepala Linda. Ia ingin menjebak istri Jacob sekaligus membuat skandal nasional yang akan menguntungkannya sebagai jurnalis.
Saya ingin membenci Linda, tapi saya tidak bisa. Saya yakin, 1 dari 3 orang istri pernah membayangkan membunuh suaminya dan pikiran-pikiran jahat lain yang tidak diketahui orang lain. Saya juga yakin, tidak ada pasangan menikah yang tidak pernah mengalami depresi, juga jenuh dengan hubungan seks dalam perkawinan.
Ada beberapa bagian buku ini yang membuat saya bosan, yaitu penjabaran ayat Injil yang agak panjang. Mungkin saya tipe pembaca yang tidak sabaran jadi saya ingin segera mengetahui kenekatan yang akan dilakukan Linda.
Sekali lagi, Paulo Coelho berhasil membuktikan kepiawaiannya dalam merangkai kata-kata puitis yang lembut sekaligus meledak-ledak. Beliau juga mampu menuliskan adegan seks yang brutal tanpa terkesan porno dan murahan. Walau tema yang diusung klise, Coelho mengolahnya menjadi bacaan yang membuat saya merenung selama beberapa jam setelah membaca buku ini.
Selingkuh diceritakan dari sudut pandang orang pertama, yaitu Linda, dan uniknya, kalimat langsung yang diucapkan Linda jarang menggunakan tanda petik.
Setelah membaca Selingkuh versi terjemahan, saya jadi ingin membaca versi Bahasa Inggrisnya. Dan yang paling utama, saya menjadi lebih bersyukur diberi suami dan anak yang membuat hidup saya lebih berarti. Thank you, Sir Coelho 😚.
Kata mereka, seks dalam perkawinan hanya menarik selama lima tahun pertama, dan setelah itu dibutuhkan sedikit “imajinasi”. (hal. 15)
Kenyataannya adalah, aku lelah memiliki kehidupan sempurna yang bahagia. Dan itu hanya bisa berarti pertanda penyakit mental. (hal. 26)
“Kita bukan orang yang semula kita inginkan. Kita adalah yang dituntut masyarakat. Kita adalah apa yang dipilih orangtua kita.” (hal. 165)
Cinta tidak cukup dan tidak pernah cukup. (hal. 229)
Paulo Coelho Reading Challenge – #CoelhoRC