Blog Archives
[Book Review] Dear Friend With Love by Nurilla Iryani
Judul: Dear Friend With Love
Penulis: Nurilla Iryani
Penerbit: Stiletto Book
Terbit: Oktober 2012, Cetakan Pertama
ISBN: 978-602-7572-07-2
Jumlah halaman: 146
Kategori: Fiksi/Romance/Chick Lit
Book Blurb:
Katanya A Guy and A Girl can’t be just friends. Benarkah? How about Karin dan Rama?
Karin
“Delapan tahun! Itu bukan waktu yang sebentar untuk menunggu. Tapi yang aku dapat selama ini justru semua cerita saat aku jatuh cinta dengan puluhan wanita lain di luar sana. Puluhan wanita yang selalu berakhir membuatmu kecewa. Rama, sadarkah kamu, wanita yang nggak akan pernah mengecewakanmu justru berada di dekatmu selama ini? Aku.”Rama
“Satu diantara seribu alasan kenapa gue nyaman bersahabat dengan Karin adalah ketidakwarasannya membuat gue tetap waras ditengah gilanya kehidupan Jakarta. Ya, dia adalah teman adu tolol favorit gue. Oh iya, gue punya satu lagi alasan: dia cantik banget, man! Nggak malu-maluin buat diajak ke pesta kawinan kalau gue kebetulan sedang jomblo. Paket komplit! “
Thoughts:
Sekarang lagi ‘in’ banget istilah friendzone di Twitter. Beberapa waktu lalu TL gue rame banget dengan istilah ini. Mungkin karena semakin banyak jomblo yang berusaha mencari jodoh sampe ke luar negeri segala, dan ternyata sosok yang dicari ternyata ada di depan mata. Ok, gue mulai nyeritain pemgalaman pribadi.
Novel ini hadir di saat yang tepat. Di saat friendzone sedang marak. Selain itu, novel ini asli kocak banget. Kalo lo lagi suntuk di tengah macet atau lagi ruwet dengan kompleksnya permasalahan di kantor atau kampus, baca deh. Dijamin terhibur.
First impression gue terhadap kedua tokoh utamanya: they’re so much alike. Dari cara becanda sampai bertutur kata, Karin dan Rama itu mirip. Dua-duanya konyol, spontan, dan ceplas-ceplos (selain seneng ngomong bahasa Inggris).
Dear Friend With Love memakai dua POV tokoh utamanya, Karin dan Rama. Pembaca jadi tahu apa isi hati dan pikiran kedua tokoh ini. Sedikit mengingatkan gue dengan Antologi Rasa-nya Ika Natassa, tapi beda rasa.
Yang jelas, penulisnya bisa jadi Rama dan Karin, sesuatu yang gue harus pelajari. Karena POV cowok itu susah banget.
Karin yang happy-go-lucky ternyata menyimpan rasa terhadap Rama. Walau di luar ia terlihat extrovert, bawel, dan ceplas-ceplos, saat mentok dengan perasaan, dia bungkam.
Sedangkan Rama ini tipe cowok bebal kurang peka yang nggak sadar kalau perempuan disampingnya mengharap dia menyatakan cinta.
Ada kesaman gue dengan Rama, sama-sama cinta dengan apple pie. Yang bikin agak empet dengan cowok ini adalah kenarsisannya. Bukan tipe cowok yang gue taksir 😀
Plot bergulir. Karin dijodohkan dengan teman masa kecil di Amerika, Adam. Tapi hatinya memang nggak bisa move on dari Rama. Perlahan tapi pasti, Rama sadar betapa pentingnya Karin bagi di dalam hidupnya.
Satu lagi yang bikin gue ngakak di novel ini. Ada tokoh minor namanya Tante Titi dan Adam. I’m a huge fan ofAdam Lambert. Dan sesama fans biasanya saling kenal. Ada satu kenalan gue namanya Titi dan dia gila segila-gilanya sama Adam Lambert. Nggak tahu ini kebetulan apa gimana, gue selalu ngakak tiap Adam dan Tante Titi ini nongol.
It’s a lightweight read but heavily entertaining. Untuk pembaca cepat, mungkin bisa habis dilahap dalam satu kali duduk.
[Book Review] Last Roommate by Theresia Anik
Judul: Last Roommate
Penulis: Theresia Anik
Terbit: Juni 2012
Penerbit: Stiletto Book
Genre: chick lit/romance
Book blurb:
Renata Camelia, seorang perempuan biasa-biasa saja. Penampilannya biasa, pekerjaannya biasa (kalau tidak bisa dibilang membosankan), kondisi keuangannya juga biasa (metafor dari pas-pasan), dan dia belum punya pacar di usia matang. Benar-benar terlalu biasa.
Yang luar biasa adalah rekornya berganti teman seapartemen hingga empat kali dalam dua tahun. Kepolosan dan kebaikan hati Renata sering disalahartikan oleh teman seapartemennya tersebut. Padahal sebenarnya, dia hanya menginginkan seseorang yang bisa menjadi sahabatnya. Bukan gadis bermulut manis tapi berbisa, bukan cewek oportunis, atau malah cewek minderan yang hanya bisa hidup di dunia fantasi.
Beruntunglah akhirnya Renata menemukan teman lebih dari apa yang diharapkannya. Seorang cowok bernama Nesta yang membuatnya kembali merasa bahagia, utuh dan terlindungi. Apalagi Renata bisa tetap bebas mondar-mandir di apartemennya dengan hanya memakai celana pendek atau bahkan berkeliaran dengan bikini saja, karena Nesta adalah seorang gay.
Tunggu, tapi apakah benar Nesta adalah seorang gay seperti pengakuannya? Karena ternyata Nesta juga punya begitu banyak rahasia. Dan seperti bom waktu, akhirnya rahasia-rahasia itu meledak dan membuat Renata seperti terpental sampai ke bulan.
Thoughts:
Akhirnya beres juga baca buku ini setelah selang-seling selingkuh baca buku lain sana-sini (bad habit).
First impression: bukunya chick-lit banget, khas Stiletto. Komposisi warna menarik dengan ilustrasi cewek megang kopi (kayak siapa ya?).
Tokoh utamanya, Renata Camelia, juga cukup berkarakter. Hobi baca komik Smurf, agak clumsy, dibully atasan. Penggambaran makhluk kantoran dengan segala gosio dan intriknya juga cukup menarik, bikin gue kangen kerja kantoran.
Twistnya dapet, konfliknya bikin penasaran baca sampe halaman terakhir. Romance-nya ada, tapi bukan sajian utama.
Kesulitan gue cuma satu: mungkin karena gue ga mudah menghafal nama orang, jadi gue perlu beberapa waktu untuk mengingat nama-nama tokoh di buku ini.
Dan nama Vittorio mengingatkan gue akan salah satu vampire ciptaan Anne Rice. Apa mungkin penulisnya penggemar Anne Rice juga?
Overall: buku ini ringan namun banyak cuplikan-cuplikan ilmu yang didapat. Gue baru tau kalo anjing ikut Kresna ke nirwana.