[Book Review + Giveaway] After School Horror by Nana R. Praptini @Bukune

after-school-horror

book_infoJudul: After School Horror
Penulis: Nana R. Praptini
Penerbit: Bukune
Website: Di sini
Terbit: Mei 2013
Tebal: 164 halaman
ISBN: 602-220-102-0
Kategori: Non Fiksi
Genre: Horror, Kumpulan Cerita
Bisa dibeli di: Bukabuku
Harga: IDR 29,600

book_blurb

Hujan turun deras dan motorku sulit untuk di-starter. Aku bimbang, ingin bolos tapi rasanya harus tetap les. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Dalam perjalanan, di tikungan yang gelap, sebuah mobil muncul dengan kecepatan tinggi.

Aku terlambat menyadari kedatangannya. Kubanting setang motor ke kiri untuk menghindari tabrakan. Tapi percuma…. Aku terjatuh dan kepalaku terbentur pembatas jalan dengan sangat keras. Darah segar mengalir dari kepalaku, tubuhku terasa lumpuh seketika. Sakit sekali rasanya. Sedikit demi sedikit rasa dingin menjalar ke seluruh tubuhku….

Prita tidak bisa melanjutkan membaca surat yang ditulis Lydia, muridnya. Bulu kuduknya bergidik. Bagaimana mungkin Lydia bisa hadir di kelas dan menulis surat itu, padahal dia sendiri sudah menghembuskan napas terakhir di perjalanan?


Kisah horor dan seram banyak terjadi di sekitar kita, tidak terkecuali ketika kita mencari ilmu—di bangunan kampus tua, sudut-sudut kelas sepi, atau toilet gelap sekolah yang selalu kamu hindari. After School Horror berisi delapan cerita nyata yang terjadi di lingkungan kampus dan sekolah. Membuktikan bahwa mereka juga ada di sekitar kita. Bersiaplah untuk jam pelajaran tambahanmu…, yang penuh teror….

thoughtsAkhir-akhir ini saya sedang suka baca genre teenlit. Seperti kembali ke masa remaja. Rasanya sudah lama nggak merasakan cinta monyet, seru-seruan pergi bareng teman sekelas, menjahili guru, dan membolos ramai-ramai.

Setelah membaca Aku Tahu Kamu Hantu, saya jadi penasaran dengan buku-buku horror karya penulis Indonesia. Saya memang lebih sering membaca novel thriller ketimbang horror, tapi nggak salahnya dicoba. Sekalian uji nyali ^^

After School Horror awalnya saya pikir adalah novel terjemahan. Saya juga teringan ada film asing dengan judul yang sama. Ternyata, buku ini ditulis oleh penulis Indonesia berdasarkan kisah nyata.

Ada 8 kisah seram yang terangkum dalam After School Horror. Menurut penulisnya, kisah-kisah ini merupakan pengalaman penulis sendiri dan orang-orang terdekatnya.

Ciuman Pertama

Dessy, siswa baru di sebuah sekolah menengah, berpura-pura sakit dan beristirahat di UKS. Ternyata, ia mendapat ‘penglihatan’ tentang kejadian 8 bulan lalu di sekolah tersebut yang melibatkan pembunuhan seorang siswa. Dessy juga mendapat teman misterius bernama Evan dan mereka jatuh cinta.

Kisah singkat ini sedikit mengingatkan saya pada novel Aku Tahu Kamu Hantu yang premisnya mirip, hanya minus cerita cintanya saja.

Teman Sekamar

Rina, mahasiswa baru yang merantau ke Jakarta, tinggal di asrama. Ia merasa senang bisa mandiri dan tinggal jauh dari orangtuanya. Rina menempati kamar A-13, angka yang berkonotasi negatif, berhubungan dengan kesialan.

Rina ternyata sekamar dengan gadis bernama Asri. Saat pertama kali bertemu, Rina terkejut dan ketakutan karena entah Asri datang dari mana.

Ternyata Asri adalah roommate yang baik. Ia juga sering merapikan kamar. Namun, Rina lama-lama gerah dengan sikap Asri yang agak posesif.

Teman Sekamar merupakan salah satu cerita terseram di buku ini. Lumayan bikin merinding.

Tapi, ada paragraf yang membuat saya bingung.

Asri, teman sekamar Rina, adalah mahasiswi jurusan MIPA semester tiga. Asri teman sekamar yang baik hati. Saat aku harus begadang hingga malam untuk mengerjakan tugas laporan, paper dan sejenisnya, ia mau membantu? Bahkan, untuk urusan menyikat kamar mandi, Asri mengerjakannya sendiri.

Ia memaklumi kesibukanku sebagai MABA (mahasiswa baru) yang sudah mulai pra-perkuliahan dua minggu sebelum ia sendiri masuk kuliah. Rina kembali merasa beruntung, sebab Asri yang lebih senior darinya, memiliki pengetahuan yang memadai tentang seluk-beluk kampus, seperti kantin favorit, spot internet kencang beserta waktunya, jadwal shuttle bus, hingga jadwal kereta.

Cerita Teman Sekamar menggunakan POV 3, tapi tiba-tiba jadi POV 1 dan kembali ke POV 3 secara mendadak.

Lalu kata paper dan mug (hal. 30) tidak dicetak miring, padahal dua kata tersebut adalah kata-kata dalam bahasa asing. Juga penggunaan tanda tanya tidak tepat.

Cerita ini lumayan seram, apalagi saya membacanya di malam hari dan tiba-tiba listrik padam.

Terlambat Datang

Prita, 24 tahun, adalah staf pengajar di sebuah lembaga pendidikan bahasa Inggris di Surabaya. Bangunan tempat Prita mengajar adalah bangunan peninggalan jaman Belanda. Seperti cerita horror dalam film mau pun buku, bangunan kuno identik dengan hantu, demikian juga dengan bangunan itu.

Konon, ada hantu seram yang terlihat di tangga. Kejadian paling parah adalah ketika suatu hari ada staf pengajar yang sempat dilarikan ke UGD gara-gara melihat hantu seram tersebut.

Prita mengalami kejadian aneh dan seram di kelas, hingga ia sadar bahwa ia menemukan petunjuk yang akan menyelamatkan seseorang.

Salah satu kisah favorit saya dari buku ini.

Makalah Remedial

Sophie dan Ninda mengambil jurusan berbeda di kampus, namun keduanya berteman akbrab dan tinggal di rumah kost yang sama.

Suatu sore, Ninda meminta Sophie untuk menemaninya mengerjakan tugas di perpustakaan. Gedung perpustakaan tersebut terletak dekat dengan taman dengan pohon-pohon besar dan rindang. Konon, di antara pohon-pohon tersebut sering ada penampakan hantu berbungkus kain putih yang melayang-layang.

Sophie dan Ninda bertemu dengan gadis aneh di perpustakaan. Gadis tersebut membantu Ninda mengerjakan tugasnya. Lalu, misteri tentang gadis itu terkuak secara tak sengaja.

Masih ditemukan typo, seperti di halaman 62:
Selain mudah mencari materi tanpa harus membeli bukunya, perpustakaan juga tempat yang sangat nyaman untuk belajar., dibandingkan kamar kost yang sempit dan penuh barang-barang.

Lalu, tiba-tiba di halaman 76 ada tokoh baru bernama Laras. Tanpa perkenalan, tokoh Laras dimunculkan.

Sepertinya bab ini belum selesai karena ending-nya menggantung.

Penunggu Kamar Kos

Jodi baru pindah ke rumah kos daerah Pogung, Yogyakarta. Salah satu teman Jodi melihat ada wanita cantik di kostnya, namun setelah diperiksa, tidak ada peremouan yang tinggal di rumah kost tersebut, karena rumah kost tersebut khusus untuk laki-laki.

Jodi mulai mengalami peristiwa aneh. Hawa dingin yang meniup tengkuknya, bau busuk, hingga wujud hantu penghuni kamar kost-nya menampakkan diri.

Bukan hanya Jodi yang diganggu oleh makhluk tersebut. Ketika Firman, teman Jodi, datang ke kost Jodi bersama pacarnya, tiba-tiba mereka jadi bertengkar dan suara pacar Firman berubah menjadi serak dan dalam.

Playlist Siapa?

Dian sangat ketergantungan dengan earphone. Ia mendengarkan lagu setiap saat. Saking gilanya dengan musik, hingga ia tertidur pun earphone itu terus menancap di kupingnya.

Karena keasyikan mendengarkan lagu, Dian kesulitan mendengar jika ada yang memanggilnya. Lama-lama, tak ada yang tertarik untuk bergaul dengannya.

Suatu hari, Dian pergi ke lab dan tertidur setelah mendengarkan playlist-nya. Tiba-tiba ia terbangun karena ia mendengar lagu jadul yang bukan miliknya.

Dian mendapati dirinya berada di sebuah rumah tua. Seorang gadis kecil berpakaian kuno yang mengaku bernama Mimi berbicara padanya melalui pikiran.

Kejadian aneh dialami Dian. Ia diseret ke tahun 1961, ke Panti Asuhan Kasih Iboe, tempat Mimi tinggal bersama anak-anak yatim piatu lainnya.

Cerita ini lumayan bikin penasaran dan berpotensi untuk jadi film horror keren ala The Others jika difilmkan. Sayangnya, ceritanya agak terburu-buru.

Yang pasti, untuk sementara waktu saya nggak mau mendengarkan lagu Nobody’s Child.

Di Gazebo Tengah Malam

Kalau yang ini ceritanya sekelompok mahasiswa diganggu oleh hanty iseng di gazebo. Entah kenapa saya ngakak baca cerita ini. Nggak serem sama sekali, malah jadi horror-comedy 😀
Saya membayangkan Komeng dan Budi Anduk jadi pemerannya.

Saat Jantung Berdegup Kencang

Dea adalah karyawan yang saat akhir minggu mengambil kuliah. Ada kejadian aneh di kelas. Terdengar suara anak-anak berlarian ketika sedang ada kuliah. Ketika Dea mengecek keluar, tidak ada siapa-siapa di lorong. Kejadian aneh dialami oleh Dea dan temannya, Alya. Gedung tua memang identik dengan kengerian.

Lalu, kisah kedua adalah tentang pengalaman Ikhsan di kampusnya. Ia melihat hantu setengah badan yang sudah terkenal di kampusnya.

Kisah ketiga adalah pengalaman seram yang dialami Yuna. Lift yang dinaikinya tidak mau berkompromi, dan ia harus melihat hantu di sebuah lantai.

Dari semua cerita di buku ini, yang paling tidak saya sukai adalah bab terakhir, karena satu bab dibagi tiga cerita. Terkesan buru-buru banget menulisnya.

Overall buku ini cukup menghibur dan bisa dibaca sekali duduk.

Meet The Author

20131225-021632.jpg

Nama : Nana R Praptini
Tgl lahir : 9 Juli 1961
FB : nana_r_praptini@yahoo.com
Twitter : nanarpraptini (tdk aktif)
Blog : tdk aktif
Penulis favorit : Sidney Sheldon, Dan Brown, Meg Cabot, Mary Higgins Clark, Agatha Christy, Alistair Mc Lean, Sandra Brown, V Lestari, S Mara Gd, Aditya Mulia, NiNit Yunita, Dewi Lestari, Djenar Maesa Ayu

Sejak kapan suka menulis?
Saya menulis sejak tahun 2005.

Bagaimana cara Nana menulis? Dikonsep/dibuat outline dulu apa langsung menulis?
Langsung menulis, tidak pakai outline

Sejak kapan Nana bisa melihat makhluk halus?
Sejak kecil

Apa ada pengalaman dari pembaca yang diganggu makhluk halus setelah membaca buku After School Horror?
Mungkin yang ini bisa ditanyakan ke pembaca ya

Tips menulis singkat dari Nana?
* Tulislah hal yang kamu benar-benar tahu dan suka
* Sebaiknya dibuat outline supaya cerita tidak melenceng dari ide awal
* Adakan riset yang memadai tentang materi yg kamu tulis
* Minta teman-teman dekat proof read begitu cerita selesai sebelum dikirim ke penerbit
* Libatkan perasaan kamu dalam menulis, karena sesuatu yang jujur dan tulus gampang menyentuh pembaca

Mau dapat buku After School Horror? Caranya mudah saja:

1. Berikan pendapatmu mengenai resensi buku After School Horror di kolom komentar.
2. Jangan lupa cantumkan nama, alamat email dan akun Twitter.
3. Pemenang akan dipilih berdasarkan komentar terbaik.
4. Akan ada satu pemenang yang akan dapat hadiah 3 buku horror selama virtual book ini berlangsung.
5. Pemenang yang berhak mendapatkan hadiah adalah yang memberikan komentar di 3 resensi buku horror yang akan diposting selama virtual book ini berlangsung di bulan Desember.
6. Giveaway ditutup tanggal 5 Januari 2014
7. Pemenang akan diumumkan tanggal 7 Januari 2014.
8. Good luck ^^

About lustandcoffee

Hello, my name is Rachael and welcome to my blog. I'm a reader, as well as a book reviewer on various social media platforms. I love thriller, historical fiction, literature, a little bit of fantasy should be ok but mostly I read realistic fiction. I love traveling with my family and sitting near by the window on a rainy day with a cup of tea.

Posted on December 24, 2013, in Uncategorized and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 29 Comments.

  1. Dulu saya pernah membaca buku “Cerita Hantu di Sekolah” – Karo Murai, dan kumpulan cerita disitu mengangkat tema hantu-hantu Jepang yg ada di sekolah.

    Tema hantu sekolah di buku ini sbnrnya sudah umum ya, tapi mitos-mitos dari mulut ke mulut itu menambah seru cerita. Dan akhir ceritanya itu yg akan menentukan level misteri dari cerita tersebut.

    Kalau bdsrkn resensi yg mba’ Yuska tulis, ada cerita yg gres ttp ada jg yg kurang ya. Hehehe.. Tapi, mungkin buku ini bisa mengembalikan memori tentang cerita-cerita hantu di gedung sekolah jaman dulu yg pasti selalu ada.

    Mau doong baca bukunya 😛

    Purwaning Putri | purwaningputri@gmail.com| @purwaningputri

  2. Terima kasih kak untuk reviewnya….
    Saya dulunyanpengecut banget untuk baca buku-buku Thriller dan Horror, sama sekali bukan Genre ku begitu keputusanku dulu, namun setelah terima tantangan dari temen buat baca Carrie, mengingat juga ada Filmnya…. aku baca sampai habis dan justru ketagihan pengen mencoba buku2 horror lainnya…. buat memacu adrenalin jg ^^
    Aku penasaran sama buku After School ini, ku pikir dulu buku ini 1 cerita gitu, ternyata setelah lihat review kakak, ada beberapa cerita ya 🙂
    Oh ya kak…. sampai sekarang aku belum berani baca 1 buku horror yang katanya serem abis, yaitu Exorcist 😀
    Makasih banyak buat kesempatan Giveawaynya kak ^^

    Nama : Astri Nardi
    Email: astri.nardi@gmail.com
    Twitter: @astri_nardi

  3. Sukses yah mbak nge-HOSTnya…
    Ngobrol bareng ama penulisnya ada di sini ^_^ http://goo.gl/Tc3k3r

  4. Saya selalu suka baca buku-buku bergenre horror/thriller/suspense/mystery, tapi kebanyakan sih yg terjemahan. Dan sudah lumayan suka dengan buku (fiksi) horror karya penulis Indonesia setelah baca Aku Tahu Kamu Hantu dan beberapa buku karya @kisahhorror. Menurut saya buku2 Indonesia yg saya sebut itu ceritanya bagus, dan enak dibaca, dan lumayan dapat feel seremnya. Terus saya pas baca review mbak yang ini kok yg di kepala saya cuma satu ya, “Ceritanya kok kayaknya bagus ya, judul2 di setiap babnya juga menarik?” (soalnya saya paling kesulitan dalam menentukan judul sebuah bab, jadi saya suka amazed sendiri kalo di sebuah novel ketemu judul yg bagus xD)

    Setelah tau ini berdasarkan kisah nyata, entah kenapa saya jadi pengin membaca buku ini. Mungkin karena cerita yg diangkat dari kisah nyata yg saya baca di buku horror kebanyakan, ga terlalu bisa membuat saya dapat ‘feel’-nya dan akhirnya malah ga bikin merinding. Apalagi ini cerita tentang hantu di sekolah/kampus dan orang2 yg mengalaminya kebanyakan msh berstatus pelajar/mahasiswa yg menurut saya sudah banyak dipakai di buku2 horror lain. Saya pengin tahu apa buku ini bisa menggambarkan ketakutan si tokoh dengan baik atau justru sebaliknya.

    Saya dibuat penasaran sama mbak untuk membaca bab2 yg menurut mbak cukup bagus berdasarkan pendapat singkat mbak di akhir menceritakan isi di setiap bab.

    Untuk reviewnya, Review mbak bagus banget. Lengkap dan ga bertele-tele. Jadi pas untuk dijadikan patokan membeli buku baru ^^

    Intinya, saya tertarik untuk membaca buku ini setelah membaca postingan mbak. Apalagi baca bab yg ‘Terlambat Datang’ dan ‘Playlist Siapa?’, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan di buku ini 🙂

    Makasih banyak buat kesempatan giveawaynya 🙂

    Nama: Fabiola Izdihar
    Email: fabiolafabulous@gmail.com
    Twitter: @wolfhan88

  5. beneran deh, kisah nyata? aku pernah baca yg bergenre horor tapi cuma sekali, My Creepy Diary, dan itu bener2 buat ketagihan.sebenarnya saya pernah baca buku horor sebelumnya, tapi ketakutan sendiri, mungkin kalimatnya terlalu berat untuk anak kelas 5 SD *waktu itu* 😀 setelah tau buku satu ini berkisah nyata kembali, menggugah kembali rasa penasaran saya tentang buku ini. “Bersiaplah untuk jam pelajaran tambahanmu…, yang penuh teror….” kalimat itu justru membuat ketertarikan saya bertambah.. Senang rasanya bisa tetap menikmati buku yang bukan genre kita.. 🙂 hope me luck, thanks banget yah mbak buat review plus GA nya 🙂

    Sintyatika (@Sintyatika_Tyn)
    sintya.wicaksono@yahoo.com 🙂

  6. Saya nggak sering-sering banget sih baca buku horror, karena memang bukan genre yang saya minati. Dari resensi After School Horror ini, saya bisa tahu ternyata banyak orang yang juga sama-sama merasakan bahwa ‘mereka’ benar-benar ada. Ya, saya juga salah satu diantara orang-orang yang mungkin bisa ‘melihat mereka’ atau bahkan berinteraksi. Contohnya adalah Ayumi Chintiami dengan My Creepy Diary dan Risa Saraswati dengan Danur-nya.

    Dari 8 cerita yang ada, yang Mbak Yuska resensi –tentu saja, saya paling suka cerita itu Terlambat Datang, Playlist Siapa?, dan [mungkin] Di Gazebo Tengah Malam. Dari cerita Terlambat Datang, yang dijadikan sebagai sinopsis bukunya itulah cerita pertama yang menghipnotis saya. Memang, kalau jenis buku seperti ini, kumpulan cerita, saya lebih tertarik baca cerita yang sama dengan judul bukunya atau sinopsis dulunya. Hehe… 😀 Dan untuk cerita Playlist Siapa?, mungkin menyadarkan saya kalau jangan terlalu keseringan mendengarkan musik sampai lupa yang lain, apalagi mendengarkan lagu ‘Sunday Gloomy’. Sedangkan untuk cerita Di Gazebo Tengah Malam, ya karena saya memang penyuka komedi, dan setelah tahu bahwa cerita ini lebih banyak ngakaknya dibanding seremnya 😀

    Nama : Asy-syifaa Halimatu Sa’diah
    Surel : asysyifaahs@yahoo.com
    Twitter : @asysyifaahs

  7. Hem, sebenarnya saya rada kurang suka baca kumpulan cerita. Dulu pernah nyoba baca buku ‘Berjuta Rasanya’ karya Tere Liye dan hasilnya kecewa. Kayak emosi pembaca tuh enggak diaduk sampe klimaks dan enggak didinginkan dengan pendinginan. Baca buku begitu serasa sedang membunuh waktu aja. Tapi pas baca resensi buku ini, tema horror, mungkin harus dicoba. Apalagi kata Mbak cerita ‘Teman Sekamar’ favoritnya, hem, mau buktiin nih..

    adin dilla I hapudincreative@gmail.com I @adindilla

  8. pertama kali ngira buku ini 1 cerita bukan banyak cerita. Tapi menurutku , banyak cerita justru membuat novel ini jadi seru. Setelah baca AKTH , jadi tertarik buat baca novel horror lainnya karya penulis indonesia. apalagi ini dari kisah nyata , membuat nilai +. Sebenernya ide cerita nya udah banyak diangkat di film tapi kalau membaca novel itu rasanya lebih bisa ‘mendalami’. Cuma kekurangannya kadang kerasa lama , dan kalau di film itu kan kita bisa langsung liat. Sedangkan di novel harus bayangin dulu.

    Reviewnya kak yuska , menurutku bagus. Langsung to the point , dan menggambarkan secar keseluruhan novel tsb.

    Nama : Lita
    Email : yangchen85@yahoo.com
    twitter @Litaa_FAN

  9. Wah!! Kelihatannya ceritanya seru2 mbak… Saya dri dlu memang sngat suka dgn novel bergenre horor… Karna mnurut saya sngat mnantang dan sperti sdang berptualang dlm pkiran kta… Dan pda saat mmbaca itu jga kta slalu mmbayangkan keadaan yg dicritakan oleh sipnulisnya, itulah yg mmbuat critanya trkesan seru… Dri 8 resensi mbk diatas yg mnurut sya pling seru dan klihatanya bagus adalah Teman Sekamar… Bca sdikit aja udah mrinding…..Dan yg mnurut sya yg agak kurang itu adalah yg Gazebo Tengah Malam…entah knapa sya kurang suka novel horor yg ada komedinya..soalnya prnah dlu baca novel horor dan udah siap siap mrinding,,,ehhh…trnyata stlah sya baca keseluruhannya itu nggk ada unsur horrornya mlah lbih bnyak komedinya…endingnya pun trasa nggk msuk akal….

    Tpi…intinya scara kesuluruhan Novel diatas bgus kok…pokoknya yg serem2 itu bgus….(itu sih mnurut sya)
    mksihh mbak atas Giveawaynya…salam knal dri saya..

    Nama: Dinda Putri
    Email: Adindap420@gmail.com
    Twitter: @DhindaPutri13

  10. Merinding, tutup bantal, neguk ludah dan laper itulah yang aku rasakan pas baca resensinya. Walau aku ‘chicken’ alias kagak berani baca yang horor-horor entah kenapa malah penasaran buat baca kelanjutan cerita horor di buku After School Horror. Terimakasih Kak telah meresensi dan menularkan virus ‘pengin baca’ ASH. Hihihi… *suara kuntilanak*
    Semoga bisa dapat nih buku walau ujung-ujungnya takut ke kamar mandi sendirian. xD
    “Saat Jantung Berdegup Kencang” menunggu pengumuman siapa yang menang. #eeeh

    Azzah Hanifah , azha.4224@gmail.com @azhanifa

  11. ini ketiga kalinya berkunjung ke host virtual book horor, kalau buku horor mungkin memang pas ya porsinya jika dalam satu buku ada beberapa cerita horor. Jadi tahu cerita mana yang horornya terasa atau yang aku barusan baca review-nya ada horor komedi (membayangkan pemerannya budi anduk 😀 ).
    kalau terdiri beberapa cerita dan berdasarka pengalaman sendiri dan juga teman – teman, pasti terdiri dari berbagai POV atau POV hanya satu atau gimana Mbak? *lah malah tanya*

    @MentionSari
    email : kontak[dot]sari[at]gmail[dot]com

  12. Enak banget baca reviewnya Mbak Yuska. Rapi dan tersusun, mulai dari identitas buku yang lengkap, blurb, review, sampai interview dengan penulis bukunya pun ada, plus giveaway pula 😀

    Dari reviewnya, aku suka bagaimana Mbak memaparkan secara singkat dan jelas (tanpa spoiler) satu per satu cerita dari novel After School Horror.
    Dengan gaya penulisan mbak Yuska yang seperti mengajak pembaca review ini seolah-olah sedang mendengar Mbak cerita langsung. Dan sukses bikin saya dan siapapun, pasti jadi kepengin ikut baca novel ini x) *merinding*

    Sayangnya nih…kok nggak ada ratingnya, Mbak? Biasanya Mbak Yuska suka pake, apa mungkin lupa atau sengaja. Tapi, menurut saya lebih bagus lagi kalau pakai rating. Semakin sempurnalah reviewnya 🙂

    Sukses terus blognya, dan terima kasih giveawaynya, Mbak 🙂

    Irnalasari
    irnalasari(at)ymail(dot)com
    @ftsongsh

  13. Pertama, Makalah Remidial. Dicerita ini dua tokoh utama bertemu dengan gadis aneh di perpus yang aku yakin dia adalah hantu. Dan akan terkuak misteri tentang gadis itu. Aku suka cerita model gini. Mengungkap misteri. Suka bikin jantung deg-degan karena tegang.
    Kedua, Playlist Siapa. Dari baca reviewnya aja sukses bikin merinding. Apalagi langsung baca bukunya?*jadi pengen beli, tapi takut bacanya* Apalagi pas baca kalimat, ” Suatu hari, Dian pergi ke lab dan tertidur setelah mendengarkan playlist-nya. Tiba-tiba ia terbangun karena ia mendengar lagu jadul yang bukan miliknya.” Gak kebayang aja kalo itu lagu muncul di playlist aku.
    Ketiga, Saat Jantung Berdegup Kencang. Pengalaman horor yang paling seram buatku ya yang kayak dialami Dea. Denger suara-suara aneh. Aku pernah alami dan itu sukses membuatku nggak tidur semalaman. Kalo yg dialami Ikhsan, jangan sampek deh lihat penampakan didepan mata. Denger suara aja sampe nggak bisa tidur semalaman. Apalagi lihat? Bisa nggaj tidur seminggu deh.

  14. Pertama, Makalah Remidial. Dicerita ini dua tokoh utama bertemu dengan gadis aneh di perpus yang aku yakin dia adalah hantu. Dan akan terkuak misteri tentang gadis itu. Aku suka cerita model gini. Mengungkap misteri. Suka bikin jantung deg-degan karena tegang.
    Kedua, Playlist Siapa. Dari baca reviewnya aja sukses bikin merinding. Apalagi langsung baca bukunya?*jadi pengen beli, tapi takut bacanya* Apalagi pas baca kalimat, ” Suatu hari, Dian pergi ke lab dan tertidur setelah mendengarkan playlist-nya. Tiba-tiba ia terbangun karena ia mendengar lagu jadul yang bukan miliknya.” Gak kebayang aja kalo itu lagu muncul di playlist aku.
    Ketiga, Saat Jantung Berdegup Kencang. Pengalaman horor yang paling seram buatku ya yang kayak dialami Dea. Denger suara-suara aneh. Aku pernah alami dan itu sukses membuatku nggak tidur semalaman. Kalo yg dialami Ikhsan, jangan sampek deh lihat penampakan didepan mata. Denger suara aja sampe nggak bisa tidur semalaman. Apalagi lihat? Bisa nggaj tidur seminggu deh.

    By ; Anis Antika
    Twitter : http://www.twitter.com/AntikaAnis

  15. Duh ternyata disekitar kita banyak banget ya kejadian horror kaya gitu, mana rata2 yang mengalami kejadian itu anak mahasiswa yang ngekos, jadi harus berfikir dua kali nih kalo mau ngekos haha. Baca resensi ini saya jadi tertarik untuk membacanya apalgi katanya ada bagian yang horor – comedy berartikan kisahnya ngga serem2 banget jadi cocok buat hiburan hehe

    Nama : Linda Novianty
    Email : cumee22@gmail.com
    Twitter : @cumee22

  16. Review ini benar-benar keren dan fresh karena mbak Yuska menjelaskan beberapa bab dan menambahkan kesan dan kritik setelah membaca buku “After School Horror” saya yang suka membaca buku dengan genre horror + mistery sangat tertarik membaca buku ini karena ceritanya yang berhubungan dengan mereka makhluk gaib nan halus dan seram ini 🙂 Apalagi dari cover dan sinopsis yang mendukung rasa penasaran saya untuk dapat segera membaca buku ini,tentu saja jika saya dapat memenangkan Give Away ini 😀 *ngarep*
    Walau setelah saya membaca review ini ada beberapa yang berunsur comedy tapi saya yakin setelah membaca buku ini saya malah jadi takut melakukan aktivitas sendirian 😀 . Review ini pun membahas secara lugas walau tidak keseluruhan isi namun dapat membuat pembaca *seperti saya* memahami apa yang ingin disampaikan Mbak Yuska dan membuat makhluk-makhluk seperti saya jadi sangat penasaran banget! Mengulang yang diatas haha intinya penasaran mau punya,mu baca,mau dapat buku ASH ini *maksa banget ya?*
    Nggak berhenti berharap,ngarep,maksa dan pelet mbak Yuska biar ngasih buku ini ke saya hehe (^.^)V *tebar garam (lagi)* *rampaljampi-jampikeberuntungan* Thanks,.. O:)

    Nama : Rissya Mutya Prima
    E-mail : rissyamutyaprima@gmail.com
    Twitter : @RMP2982

    Saya juga sudah follow twitter mbak Yuska,minta follbacknya dong 😀 hehe

  17. membaca blurb novel ini, memunculkan aroma seram… masuk ke resensinya, aku penasaran baca part ciuman pertama dan playlist siapa..
    suka dengan adanya meet the authornya, tapi kurang panjang kali lebar kepoin pengarangnya..eeeh…
    cover novel ini so simpel.. banyak cerita dalam 1buku, itu tantangan sulit buat meresensi supaya tiap cerita dapet komposisi resensi yang seimbang, bisa belajar dari resensi ini, buat ku pakai meresensi kumcer nanti misalnya, thank u mbak..

  18. Sebelum baca review yang mbak buat ini jujur saya rada skeptis duluan karena ya, judulnya after school, ada kalimat school-nya memunculkan pemikiran saya bahwa ceritanya pasti hanya muter2 soal hantu disekolah aja. Tapi begitu dijabarin per-bab, wah, ternyata ceritanya serem -__-
    Salut untuk mbak yuska yang begitu jeli saat membacanya, karena kadang-kadang saat kita membaca dan sudah terlalu terbawa suasana hal sepele seperti typo, atau POV yang tiba-tiba aneh dan bikin garuk-garuk kepala bisa lewat gitu aja. Tapi kesalahan sepele juga kadang bikin kita enggak nyaman buat baca juga kan?

    Oh, ya, apa semua penulis cerita horor harus punya ‘bakat’ tertentu? Karena sepertinya akan membantu biar bikin ceritanya makin kerasa feel-nya 😀

    satu-satunya buku horor yang pernah saya baca waktu SMP cuma lawang sewu aja. LOL
    Dan saat ini saya penasaran pengen baca buku ini *tanggung jawab mbak! hihi*

    Mita Oktavia
    @Oktaviamithaa
    greenchochobichocolate[at]gmail.com

  19. Ikutan ya mbak 🙂

    Ini review ketiga dari virtual book tour horror yang saya baca di bolognya mbak Yuska. Dari ketiga review, saya merasa inilah review yang paling lengkap. Masing-masing cerita di buku kembali diulas sekaligus di review secara singkat, jelas, dan padat. Membuat saya semakin penasaran membaca kisah-kisahnya, sekaligus bisa lebih teliti dalam membacanya. Saya penasaran banget sama ceritanya, terutama bagian Teman Sekamar dan Terlambat Datang. Sewaktu membaca review Teman Sekamar, saya jadi ingat film barat yang Roommate 😀

    Sekian mbak, terima kasih 🙂

    Nama : Dyah Muawiyah
    Email : dyaahmuawiyah@gmail.com
    Twitter : @dyahmuawiiyah

  20. Beberapa kali saya juga punya pengalaman dengan gedung/ruang/bangunan yang disinyalir ada “peghuninya” tapi, untunglah, interaksinya nggak to-the-max (ketok-ketok meja). Jangan, deh, takuttt. Nggak terbiasa, soalnya 🙂

    Saya menyimpulkan:
    1. After school membahas cerita mistis yang terjadi di bangunan sekolah/kampus/tempat pendidikan, dialami oleh pelajar/mahasiswa/orang yang berkait dengan bangunan tersebut, timingnya ketika ada aktifitas manusia.

    2. Simpulan nomor satu di atas sekaligus menjadi benang merah buku.

    3. Terjadi typo > mungkin karena kekurangcermatan dalam proses proofreading. Hal yang manusiawi dan masih bisa dimaafkan. Toh, sekalian mengasah kepekaan terhadap Bahasa Indonesia, bukan?

    4. Cerita yang tidak tuntas, menggantung, bias, dsb bisa terjadi dari sisi penulisnya atau dalam proses penerbitan. Mungkin, merupakan ramuan yang dibuat si penulis agar pembaca tertarik dengan bukunya. 🙂

    5. Overall, dari review Mbak Yuska, cerita-cerita yang tersaji dalam buku tersebut menarik. Disajikan oleh seorang penulis yang memiliki kemampuan “melihat” makhluk astral. Dan… membuat saya penasaran untuk membacanya.

    Nama: Ratri Ade Prima Puspita
    E-mail: ratri_ad26@yahoo.co.id
    Akun Twitter: @ratweezia

  21. review yg bagian ini sangat lengkap tentang isi dr bukunya..
    dari ke 8 kisah yg ditulis diatas yg bikin aku penasaran itu ‘ciuman pertama’ sama ‘digazebo tengah malam’

    dari cerita ciuman pertama aku jd penasaran gimana sih kisah cinta antara manusia dan hantu.. walauun udah beberapa kali baca kisah cinta yg begituan tp aku tetep penasaran dengan gaya penyampaian yang ditulis oleh authornya. selain itu latar UKS yg diambil sepertinya berbeda dgn cerita2 lainnya krn biasanyakan latar UKS itu lebih sering mmeninggalkan kenangan yg ‘serem’ bagi orang2 yg bertemu dgn hantu2 itu tp ini di UKS malah ketemu ‘cinta sama Hantu’ , jd bikin penasaran… 🙂

    untuk cerita yg digazebo tengah malam yg katanya kakak itu ceritanya gak ada serem2nya sama sekali dan lebih ke horor-comedy jg bikin aku penasaran.. yg jd pertanyanku lucunya gimana sih? secara gitu latar di gazebo tengah malam pula, yg ada kita bisa liat hantu yg lg lewat :D..

    dan sepertinya buku ini terlalu banyak typonya ya kak? tp semoga aja tetep seru.. 🙂

    diaan fitrianty
    @diaan_diuun
    diaan_fitrianty@yahoo.co.id

  22. Waktu ada event ini, aku ikutan, tapi gagal, gyahahaha… salah satunya adalah penasaran ama buku ini. Kenapa? Karena mengingatkan akan berbagai kejadian nyata di sekolah tempat aku kerja, serem-serem gimana gitu 😀

    Takaran reviewnya pas, dan makin bikin aku penasaran ama kisah-kisah yang diceritakan di buku ini 😀

    Luckty Giyan Sukarrno
    emangkenapa_pustakawin[at]yahoo[dot]com
    @lucktygs

  23. Detail. Namun untung nggak spoiler. 😀
    Sekalipun review menyorot inti cerita secara detail, tapi nyatanya plus minus nya mampu disampaikan dengan baik. Saya jadi tahu seberapa menarik buku ini. Terima kasih.

    Dian S
    @DeeLaluna
    dian_putu26@yahoo.com

  24. Kalau ngomongin sekolah, memang tidak pernah terlepas dari kejadian2 horor di dalamnya. Sekolah termodern pun pasti ada penghuni dari alam lainnya. Karna mereka memang ada dimana-mana. Selama kita tidak mengganggu mereka, maka mereka pun tidak akan mengganggu kita. Buku yang berisi kisah nyata ini mungkin akan memberikan pencerahan untuk orang2 yang punya ketakutan berlebihan seperti saya.

    Resensi mbak Yuska ini sudah sangat bagus dan begitu detail. Informasi2 yang diberikan menggambarkan dengan begitu gamblang untuk pembaca yang sedang mencari referensi buku horor. Namun jika boleh memberikan kritik dan saran sebagai orang awam. Mungkin resensi ini lebih menarik jika ditulis lebih ringkas tapi mengena. Cerpen juga tidak perlu dibahas one by one untuk membuat pembaca tidak menyimpulkan sebelum membaca sendiri. Istilahnya, saat pembaca nanti memiliki bukunya, dia mau membaca semuanya, karna dia belum tau inti konflik masing2nya sesuai dengan moodnya atau tidak. Mungkin bisa dijelaskan cerpen yang paling banyak kelebihan dan kekurangannya. Garis besar daya tarik buku ini, sehingga saat pembaca lihat, langsung menemukan buku tersebut menarik atau tidak untuk dibaca. Kesalahan typo yang kecil mungkin tidak perlu dirinci biar mbaknya nggak capek jadi polisi typo 😀 . Mungkin cukup dijelaskan typo-nya berantakan/rapi, gaya bahasanya gimana, dengan sedikit bukti. Untuk meet the authornya sendiri keren banget, membantu menambah daya tarik. Tapi mungkin lebih enak kalo dideskripsikan dari sudut pandang peresensi. Tapi bagaimanapun bentuk resensi sah-sah saja sih. Tidak ada aturan baku. Dan over all, resensi mbak Yuska sudah keren dan membantuku sebagai pembaca awam untuk menangkap bagaimana nilai si buku itu. 😀
    Sukses terus mbak. Maaf kalau saya yang belum pernah meresensi selain saat ada tugas sekolah ini mengkritik mbak Yuska. Ya begitulah tabiatnya manusia, banyak mengkritik apa yang dilihatnya padahal diri sendiri belum tentu bisa lebih baik. 😀

    Salam,
    Reny Ariani (aryan.renny@gmail.com)
    @rennythaa

  25. Saya suka dengan resensi yang Mbak Yuska tulis. Menurut saya, resensi ini sudah menggambarkan dengan jelas isi cerita (meski pun tidak seluruhnya) dan ini otomatis membuat saya ingin membacanya lebih dan lebih dalam lagi. Saya ingin membaca buku ini dengan detail menggunakan mata kepala saya sendiri. Lalu, saya salut dengan Mbak Yuska karena menambahkan sesuatu yang “tidak biasa”, yaitu dengan menemui penulisnya langsung dan bertanya banyak hal.

    Kemudian, setelah saya membaca resensi Mbak Yuska yang menuliskan potongan-potongan cerita dari setiap bab cerita baru, saya jadi tertarik untuk membacanya; seperti apa yang saya tuliskan di atas tadi. Jujur saja, saya bukan orang yang suka membaca buku dengan genre horror atau semacamnya karena saya takut cerita yang saya baca malah masuk ke dalam mimpi saya dan membuat saya insomnia. But, resensi yang Mbak Yuska tuliskan mampu membuat saya tergerak untuk mencoba membaca buku dengan genre seperti ini. ^^

    Akhir kata, saya suka resensi yang Mbak Yuska buat hingga membuat saya terdorong untuk membaca buku ini. Terimakasih, Mbak Yuska. ^^

    Tertanda,
    Luqyana (luqyanafarah@gmail.com)
    @Lqyana

  26. Syarifah Majid

    Asli buku ini bagus sekali, saya baru pertama baca tulisan dri nana r praptini, karena critanya bagus jadi saya mencari buku sebelumnya yg ber genre horror ” horror and rhe city” satu surabaya sdh gg ada bukunya, akhirnya saya bela” in beli online, berharap critanya bagus juga seperti horror after school :))

  27. sebelum aku melihat film yang berjudul “after school horror” saya sangat berani, mungkin seperti cerita film hantu indonesia yang lain, tapi setelah aku menonton film ini sampai pukul 23.45 WIB, Ternyata sungguh membikin bulu kudu merinding dan jantung berdebar kencang. sungguh hebat orang yang menulis cerita ini apalagi kalau aku dapat membaca novelnya pasti tambah seru! oke sukses selalu buat penulis

  1. Pingback: [Book Review + Giveaway] My Creepy Diary by Ayumi Chintiami @Bukune | lustandcoffee

Leave a reply to Luqyana Cancel reply