[Book Review + Giveaway] Andai Kau Tahu by Dahlian @Gagasmedia

book_info17665491Judul: Andai Kau Tahu

Penulis: Dahlian

Penerbit: GagasMedia

Terbit: 2013

ISBN: 9789797806132

Tebal: 366 halaman

Dapat dari: diberikan oleh penerbit

Bisa dibeli di: Bukabuku

book_blurb
Pengakuannya membuatku merona. Dalam sesaat aku terpaku memandangnya… seolah ia hanya imaji belaka. Bahwa semua ini hanya mimpi di suatu malam.

Seolah tak mengerti kejengahanku, kejujuran demi kejujuran meluncur keluar dari bibirnya. Tentang pujian tulusnya akan maknaku di hidupnya. Tentang harapannya akan diriku yang hadir di hidupnya selamanya.

Aku belum cukup mengenalnya. Aku tak pernah memikirkannya. Jadi, bagaimana caraku mengatakan yang sebenarnya, bahwa perasaanku dan perasaannya tidak berada di garis yang sama?

thoughts

Tania, si manja yang merasa hanya mencintai pacarnya si musisi kere Hendrik, kabur dari rumah karena ingin dijodohkan oleh ayahnya dengan anak sahabat sang ayah. Tania yang membenci dokter karena papanya yang dokter terlalu sibuk dan enggak pernah ada waktu untuknya, bahkan ketika ibunya meninggal, membuat Tania menolak perjodohan itu. Apalagi karena jodohnya adalah dokter. Dan, alasan sang ayah adalah agar ada nanti yang mengelola rumah sakit peninggalan kakeknya.
Awalnya Tania tinggal bareng pacarnya Hendrik. Tapi ketika tahu Hendrik selingkuh dan Tania sudah kehabisan uang karena semua kartu kredit dan ATM diblokir ayahnya, Tania memutuskan untuk menjual kalung peninggalan ibunya. Saat itu dia enggak sengaja bertemu Reza yang beberapa malam sebelumnya menabraknya. Tania minta ganti rugi memperbaiki mobilnya dengan meminta tempat tinggal. Akhirnya Reza mengajak Tania ke apartemennya.
Tindakan Reza bukan karena dia bisa dibodoh-bodohi oleh ancaman Tania karena kecelakaan itu, tapi karena dia tahu siapa Tania, cewek yang dijodohkan dengannya oleh ornagtuanya. Dan, atas izin ayah Tania, Reza pun menjaga Tania.
And the rest of history.

Memang, sih, Neruda udah berbusa-busa bilang there is nothing new under the sun. Formula kayak gini memang udah familiar banget. Cewek dijodohin-menolak mentah-mentah-lalu malah jatuh cinta enggak sengaja. But in this book I can’t find something new. Anything. Benar-benar ketebak dari awal akan berakhir bagaimana.
Minimal sampai dua tahun lalu, gue akan klepek-klepek dengan cowok-cowok ciptaan Dahlian. Let’s say Daniel, Roy, dan yah gue lupa yang di The Pilot’s Woman sama Promises, Promises. But not now. Yang ada gue geuleuh dengan romantisme berlebihan yang diberikan Reza. Harusnya gue sudah antisipasi hal ini, secara gue baca hampir semua buku Dahlian dan udah hafal formulanya. Tapi, seiring pertambahan usia, gue udah eneg sama romantisme berlebihan yang sama sekali enggak real. Bolehlah dulu gue mupeng begitu baca Baby Proposal di mana Daniel merayakan ulang tahun Karina dengan mengajaknya naik helicopter ke Bandung lalu candle light dinner di atas atap gedung hotel kepunyaan Daniel. Ketika baca sekarang, gue yakin cuma akan berkomentar satu kata. Meh.

Okay, back to this book. Seharusnya gue sudah mengantisipasi kehadiran romantisme berlebihan itu, tapi pas baca tetap saja gue enggak bisa menahan diri buat enggak rolling eyes. And, again, birthday. In the middle of the night. In the middle of candles. With pick up line who oh so….. entahlah, terlalu manis, enggak terasa real. Mungkin karena akhir-akhir ini gue banyak baca cerita romance yang walaupun judulnya romance tapi enggak mengumbar romantisme berlebihan yang enggak real. I need something real. Yang buat gue related dengan isi cerita.
Enough about that.

Character.

Oke, harus diakui kalau di sini Dahlian jago banget penggambaran karakternya. Memang, sih, Reza oh-so-perfect-and-please-God-he’s-too-good-to-be-true yang udah kaya, tajir, tinggi plus badan bagus, dokter lagi. Tapi OCD yang dimilikinya bikin Reza somehow masih kayak manusia, bukan dewa yang turun ke bumi. Gue suka dengan sikap nyebelin Reza. Dan, ya, dia dokter. Dan, ya, jangan salahin gue kalau ngebandingin dia dengan dokter-ganteng-berlidah-tajam-tapi-sebenarnya-oh-so-sweet lainnya aka Beno Wicaksono. Ya, lumayan sebandinglah.

And what about the heroine? Tania bukan karakter yang bisa bikin gue simpati. Manja, suka tantrum, gaje, snobbish, impulsif, dan bodoh. Literally bodoh. Cantik, sih, tapi apa kelebihan dia yang lain, yang bisa bikin dokter keren semacam Reza bisa jatuh cinta itu gue enggak dapet. Gue berharap ada perkembangan karakter Tania di belakang, tapi enggak ada. Gue berharap Reza seenggaknya bikin Tania bisa bertanggungjawab atau mendukung Tania mencari jati dirinya or at least kuliahlah di jurusan yang dia mau. Reza bilang kalau Hendrik cuma nafsu sama Tania, lalu dia apa? Karena yang gue tangkap, Reza cuma tertarik karena fisik Tania. Terlalu dangkal untuk dokter sekeren Reza.

Tapi, terlepas dari semua itu, gaya menulis Dahlian yang mengalir enak dibaca jadi daya tarik buku ini kenapa gue bisa membaca sampai akhir, mengingat gue udah hilang simpati sama Tania. Gue suka cara Dahlian membangun chemistry dengan dialog-dialog lucunya. Cuma… beberapa narasi yang bikin gue terganggu, seperti penempatan bibir indah di mana-mana, pundak indah, and so on and so on. Bahkan gue enggak bisa menahan diri buat enggak rolling eyes ketika baca ini.
Di bawah penerangan lampu jalan, Reza mengobservasi gadis di hadapannya dengan cepat. Tak ada luka ataupun memar di wajah cantiknya. Reza menurunkan pandangan ke leher indah gadis itu yang diganungi berlian—juga tampak baik-baik saja. pundak mulus yang terbuka, dan lengan langsingnya yang bebas memar dan luka. Reza menurunkan pandangan lebih jauh, ke kaki jenjang yang terbungkus heels—kening Reza berkerut—yang amat tinggi. Seperti bagian tubuh yang lain, kaki indah itu juga tampak baik-baik saja.
Masalahnya itu kejadiannya tengah malam, ketika abis kecelakaan, dan Reza buru-buru harus ke rumah sakit karena ada pasien yang harus ditangani. Tapi, sempat-sempatnya meneliti sedetail itu? Oh my…
Dan, penjelasan tindakan medis yang bikin gue serasa baca text book.
Oh, plusnya adalah di sini pekerjaan Reza sebagai dokter bukan hanya sekadar tempelan. Me likey.

Gue tahu kualitas seorang Dahlian, jadi rasanya sayang aja jika Dahlian terus-terusan menulis cerita dengan formula seperti ini. Come on, Dahlian, make something different.

IIF-1

[Facebook] [Blog] [Twitter]

*Thanks so much ya If sudah bersedia jadi guest reviewer di blogku*

GA1

Siapa yang mau 1 buah novel Andai Kau Tahu? Yang mau, syaratnya gampaaaang:

1. Follow @Gagasmedia @iiphche dan @yuska77
2. Tulis di kolom komentar pendapatmu mengenai review novel Andai Kau Tahu.
3. Cantumkan nama, alamat email dan akun twittermu.
4. Giveaway “Andai Kau Tahu” berakhir tanggal 31 Oktober 2013.
5. Pengumuman pemenang tanggal 3 November 2013.
6. Good luck ^^

20130725-125307.jpg

About lustandcoffee

Hello, my name is Rachael and welcome to my blog. I'm a reader, as well as a book reviewer on various social media platforms. I love thriller, historical fiction, literature, a little bit of fantasy should be ok but mostly I read realistic fiction. I love traveling with my family and sitting near by the window on a rainy day with a cup of tea.

Posted on October 14, 2013, in Uncategorized and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 14 Comments.

  1. Suka bener baca review-an nya mbak Iif ini =)) pedas tapi kena sasaran =))
    sasaran yang dapat membangun penulis biar lebih kreatif lagi, udah itu tidak berkesan memojokan. ^^

    Sayangnya, aku belum pernah baca karya Dahlian, jadinya enggak tahu ciri khas nya dimana. Sedikit membantu setelah baca review ini, sepertinya Dahlian suka bikin karakter yang sempurna ^^

    Delta Kenda Ramadita
    iam(dot)deltayordani(at)gmail(dot)com
    @DeltaYordani

  2. Waoooo… ini nih review, bener2 bikin melek sama penilaiannya, g tanggung-tanggung, kritis abis, nendang pokoknya.
    Baca review ini, gimana karakter Tokohnya benar2 bikin, “oh… gitu, to?!”

    Dian S
    @dianputuamijaya
    dian_putu26@yahoo.com

  3. iin ekawati markus

    widihhhh…. top review nih… ini guest reviewer ifnur hikmah! udah sering liat reviewx si mbak. cara me-review lumayan suka dgn bhasa khas mbak IIf. gk trlalu melankolis tpi tepat sasaran.

    iin ekawati markus
    @nila_adam
    indahstewart@gmail.com

  4. Haloo.. ini nih review yang bikin nohok! *halah*

    Belum pernah baca novelnya sih, tapi serasa liat ada reporter yang langsung ke TKP buat mengungkap semua misteri *ngeek*

    Sebenernya sih, review ini bukan “tipeku”. Maksudnya, dari sekian banyak review, aku lebih suka review yang tidak terlalu blak-blakan mengenai jalan cerita novelnya, biar aku penasaran. Dan di review ini, walaupun nggak terlalu banyak bocorin ceritanya, tapi aku udah ngerasa tau gimana cerita ini berawal, konfliknya gimana, sampai endingnya pun berasa udah ada dalam otak.

    Tapi… review ini beda! Kenapa? Karena nohok! *plaak* aku suka dengan bahasanya yang nggak menye-menye. Ungkapin apa yang ada di pikiran lo! (Gue suka gaya lo!)
    Merasa… yang berlidah tajam bukan cuma aku aja *peace ^.^*

    Well, sedikit saran, next review mungkin bisa dikurangin lagi semangat berkobarnya untuk mengungkap misteri di balik cerita sebuah novel dikurangin dikit. Kadang, pembaca butuh rasa penasaran untuk medorong mereka membaca 😀

    Salam hangat,

    Nanda Febri
    @milo389
    febrifebruary03@gmail.com

  5. sebelumnya udh pernah karya dahlian dan cukup membuat aku suka dgn novelnya.
    jadi begitu tau ini novel dahlian , lgsg kepengen deh. apalagi bnyk yg blg kalau ini bagus.

    lita andriana
    @Litaa_FAN
    yangchen85@yahoo.com

  6. Saya silent reader-nya mbak Iiph, khususnya untuk Indonesian Romance. Biasanya saya baca reviewnya kalau lagi ngerekap data RC 🙂 Gaya review blak-blakan tapi ga bikin spoiler gini yang saya suka karena kita jadi tahu tentang bukunya, so bisa memutuskan mau baca atau nggak.
    Nah untuk karyanya Dahlian ini saya jadi penasaran, apalagi bagian dari nggak-suka-jadi-jatuh-cinta itu. Formula klasik untuk romance tapi tetap ga ada matinya :))

    Destinugrainy
    @destinugrainy
    destinugrainy@gmail.com

  7. Aku belum pernah baca bukunya Dahlian sih, ini juga baru mau baca Promises, Promises huahahaha. *telat* Tapi kalo dari review Mbak Yuska yang lengkap, padat, nggak berlebihan namun non spoiler itu, aku jadi tahu kalau penulisannya Dahlian begini-begitu, tema macam apa yang dia angkat..

    dan errr.. sejujurnya aku lagi malas baca romance. Tapi nggak tahan juga untuk nggak baca bukunya Dahlian. Pengin ngebuktiin sendiri formula-Dahlian-yang-biasa seperti yg mbak bilang di review. 😀

  8. *nah lupa kan..*

    Linda Zunialvi
    @lindemort
    znlinda[at]yahoo[dot]co[dot]id

  9. Yep! Setuju dengan pendapat mba Iif tentang formula cerita dari novel ini, novel romance udah banyak yang kaya gini kok plot ceritanya, kalo anak-anak di daerahku mereka bakal bilang gini “aw man, it’s too mainstream”. jujur ini kali pertama aku baca book review yang “wow, ini jujur, sensi, atau apa?” haha ngga heran juga sih kenapa para readers yang baca review ini langsung berkomentar seperti itu di benak mereka, karena point-point yang disampaikan oleh mba Iif itu jelas, HOT ~
    well, ngga sepanas itu juga sih, kalo kita ikuti dengan pikiran positif, kita pasti tau maksud dari mba Iif nge-review dengan statement seperti itu sebenarnya hanya untuk mendorong kembali semangat serta pikiran si penulis dari buku ini. intinya yang saya dapat ya pesan dari mba Iif ini lebih difokuskan untuk membuka pikiran selebar-lebarnya, dengan kritikan yang agak ‘menyikat’ hati *lol* dan juga ada sedikit koreksi untuk bagian yang ini >> “. Reza menurunkan pandangan ke leher indah gadis itu yang diganungi berlian—juga tampak baik-baik saja. pundak mulus yang terbuka, dan lengan langsingnya yang bebas memar dan luka. Reza menurunkan pandangan lebih jauh, ke kaki jenjang yang terbungkus heels—kening Reza berkerut—yang amat tinggi. Seperti bagian tubuh yang lain, kaki indah itu juga tampak baik-baik saja.
    **
    Masalahnya itu kejadiannya tengah malam, ketika abis kecelakaan, dan Reza buru-buru harus ke rumah sakit karena ada pasien yang harus ditangani. Tapi, sempat-sempatnya meneliti sedetail itu? Oh my…”
    tuhh kan keliatan kalo mba Iif ini ingin menyampaikan koreksiannya ke penulis dan secara tidak langsung menghimbau penulis untuk lebih teliti lagi dalam menuliskan situasi serta cerita yang ada pada situasi tersebut. saya aja mungkin kalo udah hanyut dalam bacaan gak sempat tuh buat ngoreksi yang begituan. hihi. niih 2 jempol deh buat mba Iif yang bisa ngoreksi tulisan sedetail itu, saya kagum >_<!!

    Agiesta Anindya Putri
    @Agiesta_Anindya
    agiesta_ap@yahoo.co.id

  10. Belum pernah membaca karya Dahlian, dan review yang ditulis oleh mbak Iif ini membuat saya penasaran ingin membaca langsung bukunya. Ditambah saya juga sudah tidak pernah lagi membaca buku romantis (yang romantisnya sempurna selayaknya yang seperti dijabarkan mbak Iif pada buku Dahlian ini)

    Dan wow, tepuk tangan untuk review mbak Iif yang sangat tepat sasaran dan terbuka. Itu adalah bentuk review buku yang (menurut saya) tidak merugikan pihak penulis dan juga pembaca, khususnya yang belum pernah membaca karya-karya sang penulis sebelumnya.

    Nur Ramadhani Anwar
    @DhaniRamadhani
    dhanianwar.ramadhani2@gmail.com

  11. Suka bngt. Sampek terbwa suasana. Novel karya kak dahlia. Apa aja? @sintia_shf

  12. Keren banget ceritanya.. Udah baca novelnya berkali” tapi gak bosen”. Kalo ada seri 2 nya pasti keren 🙂

  13. ada yg berminat jual novel ini ? susah bgt cari buku ini
    penasaran bgt pengen baca
    kalo ada yg berminat pls info yaa email ke fio.sehunnie@gmail.com
    thanks

Leave a reply to Fio Cancel reply