[Book Review + Giveaway] First Time in Beijing by Riawani Elyta @Bukune

20130819-105102.jpg

book_info

20130911-094403.jpg

Judul : First Time in Beijing
Penulis : Riawani Elyta
Penerbit : Bukune
Terbit : Februari 2013
Jumlah Halaman : 342
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Travel Literature, Romance
Harga: Rp. 55,000
Bisa dibeli di: Bukabuku.com

book_blurb“Saat pahitnya kenyataan mengitari gadis itu dari segenap arah, dia hanya punya satu pilihan: menjalaninya.”

Langit Kota Beijing berpesta, pijar warna kembang api terlontar bergantian ke angkasa. Gemuruh seketika melenyapkan suara-suara yang meriung di segenap kota. Namun, hati gadis itu senyap, bagai butir salju yang musim lalu jatuh di balik jendela.

Di kota ini, kakinya menapak pasti di tangga-tangga Tembok Raksasa yang berkuasa. Ia mulai jatuh cinta pada kota ini, pada aura ganjil gerbang Kota Terlarang yang dahulu dilewati raja-raja. Mungkin pula, ia telah jatuh cinta kepada dia—laki-laki itu—dalam aroma rempah yang menguar dari sup hangat hasil racikan tangannya.

Kemarin, di Tembok Raksasa, ia tergelincir karena kerikil kecil. Kakinya sempat tak setia. Namun, kesetiaan tetap membutuhkan kerikil, bukan? Agar kita tahu apakah satu kerikil saja bisa menghancurkan kesetiaan yang telah dipupuk.

“Mungkin ini salahku, tak mendengar suara hati ini saat berada di dekatmu.”

Lisa menatap dalam mata senja, membayangkan laki-laki itu berada di sana. Menunggunya.

Zhù nǐ xìngfú kuàilè—semoga kamu bahagia—Lisa,

Riawani Elyta

thoughts

First Time in Beijing berkisah tentang cinta dan passion yang melebur bersama asap dapur. Mengusung tema kuliner, novel ini menceritakan tentang Lisa yang ikut ayahnya ke Beijing setelah ibunya tiada. Ayahnya sudah memiliki keluarga baru, dan di sana ia memiliki usaha restoran keluarga.
Lisa turun tangan di dapur restoran Shan, walau pada awalnya ia asing dengan dunia memasak. Namun, berkat mentornya di resto seperti Tony, Felix dan Daniel, Lisa mampu menguasai beberapa signature dishes resto Shan, seperti sup asparagus dan sup iga.
Lisa mengalami dilema antara meneruskan kuliah atau tetap bekerja di resto.
Sedangkan dalam hubungan percintaan, Lisa harus memilih antara Daniel yang berpenampilan bad boy atau Alex, si pemandu wisata yang geeky namun ceria dan ramah.
Dan tentu saja, tokoh pengganggu yang kepo bernama Yu Shiwen cukup bikin gregetan.

Selama membaca novel ini, gue ikut bersama rombongan tur Alex dan Juan ke Forbidden City dan Great Wall. Sayang banget, kenapa nggak dieksplor daerah bukan destinasi turis yang Beijing banget. Even jajanan kaki lima pun bisa mencirikan Beijing kok.
Lalu, mengenai penokohan. Daniel kurang ‘bad boy’ deh. Dia seperti nggak ada bedanya dengan Alex.
Dan adegan romantis juga baru ‘tumbuh’ di halaman 140-an, padahal sub-judulnya “Nostalgia Kisah Cinta Semusim Lalu”.
Oiya, mengapa banyak ejaan bahasa Mandarin yang tidak memakai ejaan pinyin? Gue jadi agak bingung di situ. Namun karena penulis memberi footnote, baiklah gue maafkan.

Ada typo juga nih. Lisa menulis jurnal yang dinamakan Kitchen Rythm. Yang benar adalah Kitchen Rhythm. Masih ada typo-typo lain tapi nggak parah kok.

Ada yang ganjil ketika Lisa membawa cake ke restoran untuk diberikan pada seseorang yang absen hari itu. Ia menaruhnya di laci konter hingga keesokan harinya. Untuk seseorang yang bekerja di restoran, agak aneh kalau ia tidak memasukannya ke freezer.

Cara menulis Ria rapi, teratur dan mengalir, hanya saja beberapa dialog terkesan terlalu baku, sehingga gue seperti membaca novel terjemahan.

Di luar protes gue di atas, novel ini mengangkat drama keluarga Tionghoa yang khas, walau tidak terlalu banyak tradisi atau unsur kultur yang mewarnai adegannya.
So far, novel First Time in Beijing cukup manis dan bisa dinikmati dengan semangkuk mie panas dan segelas teh oolong. Walau terkesan tenang dan alurnya tidak cepat, novel ini page turner. It kept me awake all night long.
Suasana hiruk pikuk di resto Shan juga terbayang, bahkan aromanya juga ikut terasa.
Gue juga suka dengan gaya bertutur Ria yang tenang dengan kosakata yang lumayan kaya dan indah. Dan ciri khas Ria sepertinya menggambarkan adegan romantis tanpa banyak skinship. Romantis yang santun, I like it.

Satu hal positif lagi. Gara-gara membaca novel ini, gue jadi pengin membaca buku The Terracotta Army dan beberapa novel karya Mo Yan, Amy Tan, dan Lisa See yang masih ada di rak.

Ditunggu karya berikutnya ya, Ria.^^

quotes

Banyak orang bilang, merawat bugenvil di halaman rumah itu tidak baik. Bunga itu diidentikkan dengan mitos keretakan keluarga, termasuk perpisahan.

Untukku, kesedihan itu bisa lenyap seiring kesibukan. Dan untukku, lebih mudah untuk melupakan kenangan jika orang itu memang sudah benar-benar tidak ada, daripada seseorang yang secara harfiah masih ada. (hal. 80)

20130911-085212.jpg

Submitted for:

New Authors Reading Challenge here

IRRC 2013 here

Need a Second Opinion?

Sang Cerpenis Bercerita Review

STPCGA

Ada 3 paket hadiah yang akan dibagikan pada akhir bulan September untuk 3 orang pemenang yang beruntung.

Caranya gampang banget:

1. Follow akun @Gagasmedia @Bukune dan @RiawaniElyta

2. Twit link review + giveaway ini dengan kalimat seperti ini:

Mau dapetin paket novel #STPC dari @yuska77 @Gagasmedia @Bukune? Klik aja http://tr.im/4dlwx

3. Isi di kolom komentar tentang pendapatmu mengenai review novel First Time in Beijing. Jangan lupa untuk mencantumkan:

Nama, akun twitter, dan email.

4. Setiap komentar yang kamu tinggalkan di tiap postingan dan twit selama proyek #STPC berlangsung akan mendapat 1 entry. Misalnya, kamu ngetwit link review + giveaway First Time in Beijing juga meninggalkan komentar, maka kamu mendapatkan 2 entries.

5. Jangan lupa, besok ada postingan interview bersama Riawani Elyta. So, stay tuned ya.

Good luck ^^

20130725-125307.jpg

About lustandcoffee

Hello, my name is Rachael and welcome to my blog. I'm a reader, as well as a book reviewer on various social media platforms. I love thriller, historical fiction, literature, a little bit of fantasy should be ok but mostly I read realistic fiction. I love traveling with my family and sitting near by the window on a rainy day with a cup of tea.

Posted on September 14, 2013, in Uncategorized and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink. 24 Comments.

  1. iin ekawati markus

    wahhh… reviewnya bikin gregetan. seperti the coffee memory, penututra kak Ria seperti karya sastar indah yang mengalir mengikuti arus. aku suka cara kak Yuska me-review novel ini. secara garis besar, reviewnya cukup membantu. tapi, justru bikin gatel tanganku pengen baaca. sosok daniel dan alex itu kayak gimana, dan bagaimana kehidupan Lisa setelah berada di Beijing.

    Kak Yuska gak bocorin endingnya lagi. dan itu membuatku benar-benar STRESS sekarang.

    pkokx, sukses terus buat kak YUska deh… #STPC….

    iin ekawati markus
    indahstewart@gmail.com
    @nila_adam

  2. Sebelumnya belum pernah baca novel berlatar belakang Beijing, makanya buku ini memang dimasukin wishlist bersama dengan seri2 STPC lainnya. Review Mbak Yuska justru bikin saya kepengen baca novelnya. Karena apa? Justru karena pengen nemuin juga beberapa poin yang disebutkan sama Mbak Yuska :))

    Lalu barusan juga sempet blogwalking ke blognya Ria. Ternyata bukunya udah banyak aja *baru tau*. Mudah2an buku ini bisa bikin saya kenal buku Ria lainnya.

    Tammy Rahmasari
    @alizarinnn
    keikokukien28@gmail.com

  3. Ehehe dari post kak yuska kemarin udah spotted nih novelnya ini yg mau selanjutnya dibahas :Db gak nyangka novelnya nyambung2 sama kuliner, otomatis langsung kebayang semangkuk mi panas nih apalagi juga setelah dibilang bahwa alur novelnya tenang gimanaa gitu bikin kepingin yang hangat2 xDb

    jangan2 kakak elyta sendiri juga bakal punya resep2 enak buat dishare di interview besok? xD haha

    meski mungkin ceritanya kurang lebih ttg kisah cinta nya lisa kali ya sebagai orang baru di beijing terus kenalan2 terus jadi romens2 hehehe sedaap gimana gitu, saya rasa sisanya jauh lebih menarik untuk dibaca sendiri xDb

    hehe kak yuska telitiii sekali ya salut deh, saya appreciate sama cara kak yuska ttep bisa memberikan apa poin yang bagus dengan cara yang adanya dan persuadeable as always *anyway semua novel #STPC dari kemarin juga jadi persuading lol*

    tetap semangat kak! 😀

    Khairisa R.P
    @rd_lite
    reddishdelight@yahoo.co.id

  4. Benarkah novel ini mengangkat tema kuliner? Yummy! Harus siap-siap melahap novel ini kalo gitu. Hehehe…
    Saya cukup terkejut jika novel ini menangkat tema kuliner. Karena saya jarang *atau mungkin belum pernah kali ya* membaca novel yang mengangkat tema seperti ini. Sepertinya akan jadi tantangan menarik waktu baca novel ini.
    Terima kasih untuk reviewnya karena sudah membocorkan beberapa karakter yang bikin geregetan. Hahaha. Padahal cuma dijelasin ada karakter bad boy, ceria, lalu satunya lagi bikin geregetan setengah mati. Tapi, kenapa saya makin tertarik membaca ya?
    Jujur, saya itu kadang-kadang liat cover cantik dulu, baru baca novelnya. Tapi, kalo udah baca review ini, saya jadi pengen baca novelnya. Padahal *ini menurut saya loh* covernya kurang greget. Yah, walaupun kental unsur negara tirai bambu di covernya, tapi saya masih merasa…. sepi.
    Nah, sekarang saatnya berdoa semoga saya bisa dapat rezeki menang giveaway ini. Hehehe.. 😀

    Salam hangat,
    Nanda Febri
    @milo389
    febrifebruary03@gmail.com

  5. Wah .. tema kuliner yaa.
    kepengen baca …

    karna aku belum pernah baca novel dengan setting negara china , jadi buku ini termasuk buku yg membuatku ingin membacanya.

    lita andriana
    @Litaa_FAN
    yangchen85@yahoo.com

  6. Setelah Paris, ternyata novel ini mengangkat kuliner juga. Oke, sepertinya menarik.
    Analisis reviewnya suka banget. Detail minusnya cukup terperinci. Kayaknya harus mikir beli novel ini.

    Dian S
    @dianputuamijaya
    dian_putu26@yahoo.com

  7. tidak terlalu menyudutkan dan tidak terlalu membanggakan buku ini ^^ reviewnya lebih berkesan dengan disebutkan plus minus nya,
    Dari reviewnya aja udah ada tambahan ilmu yang saya dapet, apalagi saya kurang paham tentang keluarga Tinghoa itu seperti apa =)

    oh iya mbak, maaf out of topic, sekedar saran aja, tulisannya dibesaran dong 😀 soalnya cukup bikin sakit mata sama huruf-hurufnya hehehe
    ^^;

    Delta Kenda Ramadita
    @DeltaYordani
    iam(dot)deltayordani(at)gmail(dot)com

  8. Baru baca bukunya mbak RianawatiElyta yg Memilikimu dan tidak ada yang special, setuju dengan romantis yang santun, di buku itu pun aku jga merasakan yang sama, mungkin itu ciri khas dari penulis islami ya? hehehehe.

    Sulis
    @peri_hutan
    zhulhiez[at]yahoo[dot]co[dot]id

  9. Aku udah baca beberapa buku tulisan Riawani Elyta ini. Suka pas pertama kali baca The Coffe Memory. Ini reviewnya: http://luckty.wordpress.com/2013/06/02/review-the-coffe-memory/

    Trus, baru beberapa hari ini baru baca bukunya yang berjudul: Izmi & Lila, belum sempet buat reviewnya. Yang aku salut dari penulisnya adalah selain produktif, juga mau mencoba berbagai genre. Tulisannya aman, kan udah ibu-ibu hehe… :))

    Aku udah beberarapa kali ikutan GA di blognya Mbak Riawani ini, tapi belum pernah beruntung. Lumayan rajin loh beliau ini ngadain GA 😉

    Buat review kali ini, aku rada sedikit bingung ama peletakan tata lay outnya. Kenapa nimpa-nimpa antara postingan review ama komen dari pengunjung blog? Kalau dari segi isi reviewnya, jadi bikin tertarik buat ke Beijing! 😀

    Luckty Giyan Sukarno
    @lucktygs
    emangkenapa_pustakawin[at]yahoo[dot]com

    URL Share:
    Twitter: https://twitter.com/lucktygs/status/379031389061931009
    Facebook: https://www.facebook.com/luckty/posts/10201910119214974
    Blog: http://catatanluckty.blogspot.com/2013/09/giveaway-first-time-in-beijing-by.html

    #TebarGaramKeberuntungan
    #MerapalJampiJampiBuntelan

    ƪ(˘⌣˘)┐ƪ(˘⌣˘)ʃ┌(˘⌣˘)ʃ

  10. Membaca reviewnya serasa air liur menetes, ingin juga baca bukunya!

    Saya sendiri memang penggemar seri STPC. Sayangnya, koleksi saya sama sekali belum memenuhi. Apalagi pemotongan uang jajan (hiks) yang menyebabkan saya harus jauh-jauh dari toko buku (khawatir kalap di tengah jalan) membuat saya harus ekstra sabar mendapatkan buku-buku dalam wishlist saya, termasuk seri STPC ini.

    Meskipun bukan yang ter-favorit, Beijing mampu menarik perhatian saya tentang pusat bangsa yang masif bersama cerita sosial yang mengiringinya. Penjelasan Mbak Yuska dalam review sangat menggelitik saya untuk mengatakan, “Saya juga mau buku itu!”

    Semoga saya terpilih untuk mendapatkannya!:)

    Natasha Adelina
    @natashey
    natasha.adelina@gmail.com

  11. For the firt covernya bagus,.. Beijing, belum pernah kesana, setauku ya cuma lewat film-film saja menikmati keindahnanya..
    Novel ini sepertinya “menjanjikan” bisa membawa pembacanya berpetualang kesana 🙂 ditambah lagi dari reviewnya dialognya ada yang berbahasa mandarin, Seru, bisa sekalian belajar ni. Dan kalau ada kisah yang mengangkat tema kuliner, koki rasanya yummy sekali, karena tidak mudah meramu cerita selezat masakan yang disajikan. But, lelaki yang pinter masak itu Charming sekali *kebetulan pacarku juga suka sekali masak.. Aku jadi menghayal ni…. Penasaran buat cepat2 menikmati novel ini..
    Mbak Yuska, tetep ya di bocorin klo Happy ending 😛

  12. surantosimanullang99899857

    klo misalnya saya yg punya tulisan/novel ini, saya akan sangat berterima kasih yg banyak kepada anda atas review anda ini. karena menurut saya, review anda sangat jelas. dan memberikan beberapa kritik saran yang akan mrmberikan pengetahuan lagi kepada penulis untuk bisa memperbaiki tulisannya. bisa dari segi gaya bahasa, kesalahan ejaan penulisan maupun perbendaharaan kata yg digunakan tidak sesuai atau kebanyakan bahasa asing yg memungkinkan pembaca merasa kurang puas atas isi dr sebuah novel.

    nah, saya belum pernah membaca secara langsung isi dari novel ini. tapi atas review anda, saya bisa mengetahui sedikit mengenai tulusan dlm novel tsb. tapi,, sebagai seseorang yg blm membaca isi dr sebuah novel, menurut saya, review anda msh terlalu sedikit mengulas tentang isi dr novel tsb. atau mgnkin saya yg kurang mengerti yah? tapi dr review anda, saya blm bisa menemukan ending dari isi novel tsb. ntah jadinya dia ke cow yg mana? apakah dia jadinya kuliah atau tetap bekerja di restonya?
    yg banyak anda review adalah mengenai kekurangan si penulis. mengenai isi novel tersebut, menurut saya terlalu sedikit ulasan yg anda berikan. terima kasih .. @surantoboy

  13. Review-nya keren banget! Komplit. Ya ulasannya, ya kritiknya. Kritiknya ga hanya seputar typo aja, juga karakter tokoh serta plot cerita. Aku belajar banyak dari review ini. Dan yang jelas, aku jd pengen banget baca novel ini. Mudah2an aja aku dapet gratisan :p. Ika Koentjoro @ikakoentjoro ikakoentjoro@gmail.com

  14. Novel First Time in Beijing ini bagus banget. Pembaca akan merasa diajak berkeliling kota Beijing meskipun belum pernah kesana. Sedikit kekurangannya mungkin terletak pada penokohan. Tokoh Daniel kurang bad boy. Penggambarannya malah jadi terlihat seperti nanggung dan terlalu hati-hati. Tapi, over all, novel ini highly recommended!!

    @Nayadini

  15. Iiih jadi pengen bca novelnya.saya suka banget novel yg berlatar luar negeri, cukup mewakili jiwa traveling saya. Apalagi ada cerita kulinernya ya, jadi nambah wawasan orang yg lg bljar masak seperti saya.

  16. whoa..kuliner!! beijing pula. jadi kepengin baca stpc ini, pasti yummy x)
    dari review mbak yuska yang gak berbelat-belit menceritakan kisah cinta Lisa, aku jadi penasaran–siapa Daniel itu. hihi

    Nama: irnalasari
    twitter: @irnari
    email: irnalasari@ymail.com

  17. reviewannya apa adanya banget. Gak memihak sisi positifnya aja tapi juga menghargai sisi negatifnya sebagai referensi buat para pembaca tentang isi novelnya (biar gak terlanjur kaget atau kecewa waktu baca bukunya). Itulah reviewan yang sesungguhnya, menampilkan kedua sisinya sebagai sebuah objektivitas.
    Kalo dari bukunya sendiri, secara tema saya suka banget. Menampilkan Beijing sebagai latar ngebuat saya lebih tau banyak sama kota yang satu ini (meskipun belum pernah kesana)

    Nama : Andalia Ayu Putry
    twitter : @AndaliaAyuPutry
    email : aiius_own@yahoo.com

  18. aku gak terlalu tertarik tentang Beijing
    apalagi habis baca reviewnya kok ya malah nambah males untuk baca buku ini.
    tapi kak, mungkin kalau aku dapet buku ini, itu bakal mendongkrak semangat baca aku ke buku ini hehehe

    Shyntia Hani Tiara Putri
    @tiaraaaaputri
    shyntia_hani@yahoo.com
    hani_shyntia@yahoo.com

  19. Aku suka novel romans tema kuliner. Soalnya aku percaya ungkapan, “taklukan pria dari perutnya!”
    Aku ngebayanginnya novel ini kayak cerita sinetron cina jadul macam Selembut Sutra atau Kabut Cinta *ketauan umurnya* ;p

    Ashtrie Karana Putrie
    @Dmigia
    shinigami_light @ ymail. com

  20. Saya suka review-nya yang jujur & apa adanya.
    Saya sendiri belum pernah baca tulisan mbak Riawani Elyta jadi belum tahu seperti apa tulisan beliau
    Tapi ngomong-ngomong, ini tentang kuliner ya? bikin laper dong bawaannya. 😀

    Sincerely,
    -Dian-
    @dianmayy
    dianmayasariazis@gmail.com

  21. Wahh,, Beijing juga ada bau kulinernya juga ya?
    Proyek STPC ini memang bagus.. bikin aku pensaran buat ngikutin cerita-cerita di setiap tempatnya..
    btw, reviewnya keren, Kak! ^^

    Resita Putri
    @ResitaPutri_07
    resitaputri1@gmail.com

  22. Sudah sering baca review tentang novel Mbak Ria, iya banyak yang bilang novelnya selalu santun. Aku jadi pengen mencoba baca karya Mbak Ria. Seneng juga baca sambil ‘jalan-jalan’, tapi kelemahannya sering lupa nama tempatnya. Hehe…

    Lulu
    namakulutfia[at]yahoo[dot]com
    @lulutfia_

  23. sudah pernah menilik Yang Kedua dan cukup suka.
    covernya bagus banget; satu poin yg membuat saya langsung meng-wishlist-kan buku ini waktu pertama kali covernya di-posting Bukune. Reviewnya bagus; mendetil (saya suka dg review yang menyebutkan di mana letak typo dan membenarkan satu-dua kalimat yg tidak sesuai). Di paragraf pertama, awal kalimatnya ber-rima, lho. *lah, penting gitu*
    -Ahmad Turkhamun-
    turkhamun_ahmad@yahoo
    .com
    @thuthur22r

Leave a reply to kania Cancel reply